PACAR PURA-PURA

136 4 0
                                    

Telpon di atas mejanya berbunyi. Lampu yang menyala berasal dari ruang CEO.

"Ya, pak?"

"Ke ruangan saya."

"Baik, Pak."

Bulan meninggalkan mejanya. Keluar ruangan. Mengetuk pintu ruang CEO lalu masuk ketika sayup-sayup terdengar suara dari dalam.

"Duduk."

Bulan menarik kursi dan duduk. Di dalam ruangan yang super dingin itu Aska sedang menatapi layar laptopnya. Wajahnya sayu. Sedang melamun atau mungkin memikirkan sesuatu. Sedikit kegelisahan dikemasnya dengan rapi di dalam sikapnya yang dingin. Tapi Bulan masih bisa merasakannya. Lebih dari sebulan bekerja di kantor ini membuatnya lebih memahami karakter Aska.

"Saya ingin minta pendapatmu. Tentang perjodohan."

Alis mata Bulan sedikit naik.

Aska mengalihkan pandangannya. Tersenyum geli.

"Pak Aska dijodohkan?"

"Iya. Kenapa?"

Bulan tersenyum kecut.

"Itu sudah nggak jaman, Pak."

"Kalau kamu yang dijodohkan?"

"Nggak mungkin."

"Kenapa nggak mungkin?"

"Ayah nggak akan bisa memaksa saya."

Aska menahan senyumnya. Lalu menggeser laptopnya, memperlihatkan foto seorang perempuan berambut panjang lurus berwajah lembut yang terpampang disana.

"Kalau dia? Bagaimana?"

Bulan menatap foto perempuan itu.

"Cantik."

"Cuma itu?"

Bulan mengangguk.

"Saya tidak mengenalnya. Jadi hanya itu yang bisa saya katakan."

"Seperti menilai sebuah buku?"

Bulan melongo. Bertanya-tanya dalam hati, seberapa banyak dari kehidupannya yang sudah diketahui Aska dari ayah.

"Ini gadis yang direkomandasikan mama. Biasalah ibu-ibu....belum puas kalau anaknya belum menikah."

Aska menjelaskan meskipun Bulan tidak menanyakannya. Dia menarik kembali laptopnya. Memandangi layarnya untuk beberapa saat.

Bulan tersenyum masam. Untuk sebuah alasan yang tidak dipahaminya, dia tidak suka foto itu ada disana.

"Kamu sudah punya pacar?"

Bulan tercengang. Pertanyaan Aska membuatnya kehilangan kata-kata. Itu terlalu pribadi.

"Bulan?" Aska memiringkan kepalanya. Menahan senyum.

Ya Tuhan...kenapa Kau biarkan malaikatMu keluyuran disini? Bulan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan gemas. Apa yang kupikirkan?

"Belum?" tanya Aska heran. Sorot matanya penasaran, "Masa sih?"

Bulan terkejut.

Bodoh! Bodoh! Bodoh! Fokus Bulan, fokus!

"Nggak ada yang mau sama saya, Pak, " jawab Bulan cengengesan. Berusaha menenangkan pikirannya yang kacau-balau.

"Nggak ada yang mau atau kamu yang nggak mau?"

Bulan nyengir malu.

Aska menahan senyumnya. Lesung pipinya tercetak jelas.

MIDDLE EASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang