WELCOME BACK MIDDLE EAST

62 3 0
                                    

Kening Aulia berkerut. Kemudian menatap Aska dengan wajah keheranan.

"Emailnya dikirim dari kantor ini. Kau bisa minta Darren untuk memberikan IP address dari tiap komputer yang ada di kantor ini dan kau bisa mencocokkannya. Dugaanku benar kan, pelakunya bukan Helen," ucap Aulia menyebut nama staf IT kantor dan menulis sesuatu di post it, menyerahkannya pada Aska.

"Jadi bukan Helen?" tanya Bulan.

Aulia menggeleng.

"Helen memang nekat tapi dia sebenarnya penakut."

"Monik," gumam Bulan.

"Hm? Siapa dia?" tanya Aulia dengan wajah bingung.

Bulan tersenyum masam sambil melirik Aska.

"Salah satu dari ribuan penggemarnya," jawab Bulan yang disambut Aska dengan mata setengah melotot.

Bulan nyengir.

"Monika salah seorang karyawan disini. Dia cemburu padaku."

"Kurasa bisa siapa saja asalkan orang itu tahu kata kunci komputernya."

Aulia berdiri. Tersenyum pada Bulan yang mulai terlihat cemas.

"Tenang saja! Aska bisa mengatasinya."

***

Bulan membuka laci di dekatnya mencari white coffee yang biasanya tersedia disana. Laci itu kosong. Kening Bulan berkerut. Dia membuka laci di sebelahnya. Kosong.

Bulan terdiam lalu berbalik dan mendengus pelan ketika tiba-tiba sudah berhadapan dengan Monika.

"Mau kemana?"

Bulan menatapnya tanpa ekspresi.

"Kerja. Kopinya habis. Mungkin Udin lagi beli."

"Jangan main-main denganku, Bulan!"

"Kau ini bicara apa?"

"Kamu tahu maksudku!"

"Monik, sudahlah! Aku tidak mau berurusan denganmu!"

"Jadi berhentilah mendekati Pak Aska!"

Bulan menepiskan tangan Monika yang tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangannya.

"Kamu gila, ya?"

Bulan mendorong pelan bahu Monika supaya tidak menghalangi jalannya.

Apapun yang terjadi aku harus segera pergi dari ruangan ini. Monika bisa sangat berbahaya.

"Bulan, kamu ngapain disitu?" tanya Aska yang tiba-tiba sudah muncul di pintu.

Bulan mendongak kaget. Lebih kaget lagi ketika mendengar jeritan Monika yang menjatuhkan diri ke lantai sambil mengaduh kesakitan. Bulan terbelalak.

Dasar busuk!

Bulan berjalan melewati Aska dengan gusar dan membiarkan Monika yang sibuk mengaduh-aduh mencari perhatian Aska.

Dengan wajah merah padam, Bulan memasuki ruangannya dan menyalakan komputer. Merasa kesal karena di mejanya masih belum ada kopi.

Aaaargh...Udiiiinnn!!!!!!!

Bulan menyandarkan punggungnya ke kursi. Menghembuskan napas dari bibirnya dengan keras.

Apa yang dilakukan Aska dengan perempuan gila itu di pantry? Seharusnya dia sudah kembali ke ruangannya sekarang!

Kening Bulan berkerut.

Kenapa Aska tiba-tiba muncul di pantry tadi?

Lima menit kemudian Aska berjalan dengan tenang memasuki ruang sekretaris. Mata kelamnya menatap dingin.

MIDDLE EASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang