The Memories (2)

192 18 4
                                    

Mereka berdua terdiam dengan canggung kemudian, atmosfir tak nyaman memenuhi ruangan itu sekarang.

Setelah jeda panjang itu, Hyuk kemudian berkata, "Terima kasih sudah menjenguk..." ujarnya tanpa melihat Namjoo.

Namjoo terhentak di kursinya, "Oh? ya, tentu saja..." jawabnya dan kembali terdiam.

"Kau bisa pergi sekarang..." sambung Hyuk dengan nada dingin.

"Eh?" Namjoo refleks mengernyitkan dahi.

"Kau tidak perlu menjengukku..."

Tanpa aba-aba wajah Namjoo bergetar, melawan tangis yang akan segera datang. Ia mengingat janjinya pada Sungjae. Dengan susah payah ia menahannya sembari berkata, "B-bagaimana jika aku ingin terus berada disini?" serunya.

Hyuk kini menoleh padanya, "Kau tidak perlu... Ada Jimin dan Sungjae, kau lebih baik kembali ke butikmu dan mengerjakan segalanya disana" sambungnya.

"Kenapa? Apa kau membenciku? Aku masih tidak mengerti Hyuk... sampai sekarang... kenapa kau memutuskanku waktu itu..." lanjut Namjoo kini air matanya jatuh di luar kendalinya.

Hyuk terdiam begitu tangis sedu Namjoo mulai terdengar. Menundukkan kepalanya dan segera berkata, "Kau benar-benar tidak perlu Namjoo... Kau tidak perlu melihatku seperti ini... Waktuku tak lama lagi, kau tidak perlu mengasihiniku yang akan mat-"

"Hentikan!" potong Namjoo.

Kini Hyuk menatap Namjoo, "Benar, Namjoo... aku akan mati... itu adalah kenyataan..." jelasnya.

Namjoo menggeleng dan segera memeluk Hyuk di ranjangnya dengan erat, "Hentikan... Kumohon jangan katakan hal itu lagi..." ujarnya sembari tersedu.

*

Gadis itu tampak merangkai bunga lili yang sengaja ia bawa sebelumnya, merapikannya berulang kali di dalam vas, walaupun hal itu kentara sekali tidak perlu ia lakukan.

Namjoo merasa tak nyaman namun dalam arti yang sebaliknya. Kedua matanya kini berkeliaran di atas bunga lili berwarna kuning itu, kedua ujung matanya menyadari akan seseorang yang memerhatikannya sepanjang pagi itu.

"K-kenapa kau menatapku begitu?" Namjoo bertanya setelah berjuang mengontrol debaran jantungnya yang seakan dipenuhi kupu-kupu yang beterbangan.

Lelaki itu tersenyum sembari tak melepaskan pandangannya dari gadis itu, dan menggeleng kecil. "Tidak apa... hanya saja..." ia menghentikan bicaranya.

"Hanya saja... Apa?" Namjoo bertanya.

"Kau tampak berbeda dari yang dulu..." ujar Hyuk.

Namjoo refleks melebarkan kedua matanya, terkejut. "Benarkah?"

Hyuk mengangguk, "Kau semakin cantik..." ujarnya.

Dan dengan begitu Namjoo kembali dalam tampilan salah tingkahnya. Ia mendengus pelan, "Apa-apaan..." ujarnya.

Hyuk tertawa, "Dan kau memanjangkan rambutmu, apa kau berusaha merayu lelaki lain setelah putus denganku?" sambungnya.

Namjoo kembali mendengus sembari kemudian berkata, "Kau pikir salah siapa aku menjadi single selama lima tahun ini?" ia mengerutkan bibirnya, sembari menunduk. "Aku masih memikirkanmu..." lanjutnya pelan namun cukup bisa didengar oleh Hyuk.

Hyuk tersenyum kemudian sebelum berkata, "Maafkan aku, Namjoo..."

Namjoo menggeleng sembari segera menggenggam tangan Hyuk erat.

*

"Sanghyuk-ah! Oh? Namjoo kau sudah datang?" seru Jimin saat memasuki kamar inap Hyuk. Melihat Namjoo dan Hyuk sedang duduk bersama di ranjang mendiskusikan gambar sketsa desain milik Namjoo.

Namjoo X Hyuk FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang