In The Forest (part 3)

125 11 0
                                    

Hari itu memang benar-benar datang, Namjoo sudah memperkirakannya. Ia terbaring di atas lantai, kepalanya terkulai lemah, ia masih terikat di kursi, hampir menyerah dan pasrah untuk berusaha melepaskan diri. Sebelum akhirnya ia menyadari, ternyata si prajurit itu sengaja tidak mengikatnya dengan benar, membuatnya kemudian melepasnya dengan mudah. Ternyata masih ada hati nurani di dalam prajurit itu. Namjoo tidak tahu apa dirinya harus bersyukur atau menyesalinya.

Ia memandang ke sekeliling ruangan tengah, yang kembali hening seperti jauh-jauh hari sebelumnya. Seperti saat-saat ia menunggu kepulangan ayahnya dan sebelum Sanghyuk datang ke rumah itu. Kesendirian, kesepian, dan ketakutan mulai menjalari tubuh Namjoo. Ia kemudian meringkuk, merasakan denyut tak asing di kedua matanya, ia menangis sesunggukkan.

Sementara itu di kastil Kerajaan Barat...

BUAAKKK! BUAKK! BUAKK!

Suara pukulan tongkat di rahang, punggung, tangan, kaki menggema memenuhi ruangan singgasana Sang Raja sekarang. Para pengawal yang melihat situasi itu meringis ngeri, namun mereka tidak bisa berbuat apapun.

"Apa yang kau pikir yang telah kau lakukan selama ini hah!? Tidak bisakah kau membuat kepalaku sedikit tenang?! Dasar anak tak tahu diri!"

Sanghyuk tersenyum menyeringai, "Nampaknya kau tidak berhasil mendidik anakmu seperti yang kau harapkan..." cibirnya.

Kedua mata Raja Han melebar, "Apa katamu!!" ia kembali melemparkan pukulan kali ini dengan tinjunya sendiri, membuat Sanghyuk kini tersungkur tak berdaya. "Jangan membantahku lagi! Sebagai hukumannya.. pergilah ke Kerajaan Selatan besok, berundinglah dengan mereka.. Penasihat Jung pergilah bersamanya! Siapkan 10 prajurit! Tidak, 20 prajurit untuk mendampinginya..." titahnya membuat penasihat kerajaan dan beberapa prajurit segera membungkukkan tubuhnya.

"Kenapa kau tidak melakukannya sendiri!" bantah Sanghyuk. Sang Raja menendang kakinya begitu melangkah melewatinya.

"Jangan membantah perintahku!"

Sanghyuk meringis merasakan perih di sekujur tubuhnya, ia mendesah berat. 'Kenapa aku kembali ke neraka ini?!'

*

Sanghyuk tahu Ayahnya menyuruhnya bukan karena ia menghukumnya, namun hubungan Kerajaan Barat dan Selatan memang sudah sedikit tegang semenjak ayahnya berubah. Tapi, rakyat kerajaannya mulai kekurangan bahan pangan sekarang. Sebagai daerah penghasil bahan tambang, negerinya agak kesulitan untuk mengolah pertanian selain bergantung pada kerajaan Selatan yang murni merupakan penghasil pangan.

Sanghyuk kini berada di dalam kereta kuda bersama Penasihat kerajaan, Jung Taekwoon. Ayahnya tidak berbohong, di luar kereta ada 20 prajurit yang mendampingi perjalanannya sekarang.

Ia melihat ke luar jendela, di kejauhan ia melihat hutan lebat, hutan dimana Namjoo tinggal, jauh di arah tenggara sebelum keretanya berbelok ke arah selatan. 'Bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja?' Ia sungguh merindukannya, khawatir dengan kondisinya. Sadar, Namjoo tidak bisa berburu, 'Apa dia akan memakan jamur-jamur lagi?' batinnya pilu. Ia ingin melihat senyumannya lagi, merengkuh tubuh kecilnya, memeluknya erat.

"Tuan muda... anda jangan berpikiran untuk lari lagi..." ujar Penasihat Jung memandangi Sanghyuk yang melihat ke arah hutan.

Sanghyuk terdiam, sebelum kemudian berbicara, "Namanya Namjoo, Penasihat Jung... Dia wanita yang cantik, polos, dan baik hati... dia sangat cantik ketika tersenyum... dia tinggal sendirian di dalam hutan... dia hanya wanita lemah, rapuh, dan membutuhkan seseorang... Apakah kau pikir aku akan tenang begitu saja meninggalkannya sendirian?" ujar Sanghyuk, mulai emosi.

Penasihat Jung berdeham tak nyaman, "Ehem...Mohon biarkan saya menjelaskan tentang perjanjian, Tuan..." sahutnya.

Sanghyuk mengabaikannya, "Dia menolongku, dia menyembuhkan lukaku... Aku ingin menemuinya... Aku jatuh cinta padanya..." lanjutnya.

Namjoo X Hyuk FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang