Word To Say

168 16 0
                                    

“Kau sepertinya menyukai gadis itu?”

Kalimat ibunya itu otomatis terngiang di dalam benaknya.

‘Apa aku benar-benar menyukainya?’ benaknya berbicara.

‘Aku memang merasa nyaman berada di dekatnya....' 

Ia memutar balik momen-momen saat bersama dengan gadis itu, beserta Ricky dan Eunkyo. Makan bersama di kantin, merokok di atap gedung sekolah, mengerjakan pe-er bersama, dan terkadang ‘minum’ di hutan belakang sekolah.

Namjoo terkadang marah ketika ia melihat Ricky dan Eunkyo mulai bermesraan di depan mereka. Ricky dan Eunkyo terkadang lupa akan kehadiran Sanghyuk dan Namjoo walaupun mereka kentara sekali mengetahui Namjoo tidak menyukai hal tersebut. Maka dari itu, pasangan itu selalu membatasi diri.

Terlepas dari situasi itu, ketika suasana ‘normal’lah saat-saat yang menyenangkan bagi Sanghyuk, karena ia bisa melihat jelas senyum Namjoo. Senyum lesung-pipi yang sangat mempesona baginya, tawa renyahnya, dan mata besarnya yang berbinar-binar.

‘Kau menggemaskan!’

Sanghyuk tidak bisa mengerti mengapa kata itu menjadi trademark dirinya. Apakah benar Namjoo memandang dirinya sebagai seseorang yang ‘menggemaskan’?

Tapi di sisi lain hati Sanghyuk… Ia merasa bahagia dan menyukai saat gadis itu mengatakan hal itu padanya.

Bibir Sanghyuk otomatis tertarik tersenyum lebar. 'Ternyata... aku memang terlalu nyaman berada di dekatnya...'

Setelah itu, setelah percakapan dengan ibunya terjadi, Sanghyuk memantapkan hatinya, bahwa ia menyukai gadis itu.  ‘Aku memang menyukainya…’ lanjut batinnya.

‘Haruskah aku menyatakan hal ini padanya?’

..

“Namjoo…  Aku menyukaimu…” dua kata yang mungkin saja bisa merubah segalanya.

“Namjoo…  Maukah kau menjadi pacarku?” kalimat itu terlalu gamblang dan nekat bagi Sanghyuk.

“Aku mengagumimu” kalimat ini lebih mudah diserap siapapun dan tanpa maksud untuk membuat hati seseorang terheran. Tentu saja Sanghyuk mengagumi gadis itu, ia peringkat satu sekolah tapi masih bisa melakukan hal yang seperti anak berandalan lakukan.

Tapi hal itu bukan yang Sanghyuk inginkan. Kalimat itu hanya mengungkapkan perasaan kagum, bukan cinta.

Perasaan Sanghyuk terlalu menggebu-gebu, mungkin karena ini pertama kalinya ia menyukai seseorang.

“Aku ingin dia bersamaku…” ucap Sanghyuk yakin.

.

“Namjoo… Jika kau bersedia, kita bisa pergi bersama… Tak usah jadi seperti pasangan, hanya ingin tahu lebih banyak tentang dirimu…” Sanghyuk berpikir kalimat ini pastilah yang paling pantas untuknya.

Tapi…

Kapan aku bisa mengatakan hal ini padamu…?

Namjoo… Kau berhutang banyak padaku…

Mengapa kau tidak menjelaskan semuanya sebelum kau pergi menghilang?

Aku belum tahu banyak hal tentangmu…

Aku belum membuatmu tersenyum,

setelah kau menangis di bahuku saat itu...

Aku belum meraih momen itu…

Bahwa...

Aku harus mengatakan sesuatu padamu…”

THE END

aku kayaknya terlalu tenggelam di cerita sebelumnya… haha maafkan aku

Namjoo X Hyuk FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang