After The Memories

304 14 0
                                    

*Lanjutan dari 'The Memories'

-------------------------------------------------------------------------


Setelah kepergian Sanghyuk, Namjoo bertekad pada dirinya sendiri bahwa ia akan bahagia seperti yang diucapkan oleh Sanghyuk. Tiap hari ia lewati dengan mengingat kalimat terakhir itu yang selalu menggantung dalam benaknya, "Namjoo... aku bahagia... maka kau juga berbahagialah... lupakan aku dan carilah kebahagiaanmu... berjanjilah padaku?"

Saat itu Namjoo tidak mengiyakan, namun ia tahu Sanghyuk mengharapkannya.

"Jangan menangis..."

Kalimat itu, kalimat yang diucapkan dengan sangat lirih darinya mengusiknya di saat kesendiriannya selalu menghentak tubuh Namjoo. Bertolak belakang dengan apa yang diucap, melainkan tangisan selalu datang pada akhirnya.

Sekuat apapun, sekeras apapun Namjoo mematuhi kalimat itu... Sebanyak pula air mata membasahi pipinya... Mencekam dadanya, menyesakkan dadanya seakan tak akan pernah berhenti.

Namjoo tahu semua itu, semua yang dilakukannya itu sebuah kesalahan besar. Ia melanggarnya, ia menolak dan mengabaikan permintaan terakhir Sanghyuk.

Tapi, tidak semuanya. Namjoo membela diri. Namjoo berusaha melewati hari-hari dengan rutinitas yang biasa ia lakukan. Bekerja di butiknya, mendesain pakaian, menjahit, mengawasi pegawainya. Ia berusaha sebaik mungkin menjalani hidupnya, menyibukkan dirinya, tersenyum pada semua orang selagi ia bisa...

*

Namjoo membuka pintu ruang kerjanya, berjalan menuju meja tempat biasanya ia menggambar desain pakaian. Begitu sudah terduduk, ia mengambil buku kumpulan sketsanya, memeriksa ulang sketsa-sketsa yang baru ia buat tempo hari.

Suara pintu terbuka kemudian terdengar, Namjoo tahu dari suara langkahnya yang agak cepat, Junghwa memasuki ruangan.

"Namjoo..." panggilnya pelan.

Namjoo kemudian menaruh buku sketsa di atas meja, dan berbalik menghadap Junghwa. "Ada apa?" tanyanya.

Junghwa menggigit bibir tampak ragu, "Erm... Kau tahu kan klien yang berasal dari keluarga chaebol itu? Dia memutuskan memilih sketsa gaun yang kau pakai bersama Sang—" Junghwa berhenti menyadari akan mengatakan nama Sanghyuk yang selama ini ia hindari jika berbicara dengan Namjoo.

"Sanghyuk... Terus?" ucap Namjoo mengkoreksinya dengan tenang membuat ekspresi wajah Junghwa mengendur, menghela lega karena ia tidak melakukan kesalahan.

"Ya... dia bersikeras memilihnya, dia tidak mau memilih sketsa yang lain. Padahal sudah aku beri tahu yang itu tidak akan diproduksi lagi... Tapi aku tidak sengaja memperlihatkan sketsa itu padanya... Bagaimana ini...?" lanjut Junghwa, kini wajahnya tampak khawatir.

Namjoo terdiam memahami kekhawatiran Junghwa sebelum akhirnya berbicara, "... Apa keluarga chaebol yang kau maksud itu dari S?" tanyanya memastikan, menyebut salah satu perusahaan yang cukup bergengsi itu.

Junghwa mengangguk membenarkan.

"Kalau begitu terima saja, tapi kau pastikan harus dengan harga tinggi jika dia memang benar-benar dari keluarga S—"

Junghwa melebarkan kedua matanya, "Kau yakin Namjoo?" ujarnya terdengar tidak percaya.

Namjoo mendongak padanya, "Kenapa tidak?" sahutnya.

"T-tapi... itu gaunmu bersama Sang— Maksudku ya itu sangat spesial untukmu, kan?" sambar Junghwa.

Namjoo terdiam sejenak, "...Tidak apa... Lagipula aku harus melupakannya... Dan aku masih punya foto-fotonya kan?" ujarnya sembari terkekeh.

Namjoo X Hyuk FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang