In The Forest (Part 1)

151 14 0
                                    

Seorang pemuda tampak mengendarai kudanya dengan kencang, menyadari beberapa kuda tak jauh di belakangnya mengikuti dan mengejarnya.

"Tuan muda! Anda harus berhenti! Jika tidak kami terpaksa mencelakaimu!" teriak salah satu pengemudi kuda yang mengejarnya.

Lelaki itu menoleh, memposisikan anak panah dan segera menarik busur dengan kilat. Ia bahkan tidak repot-repot untuk membidik. Panahnya tepat mengenai si kuda berwarna hitam, terjatuh bersama si pengendara.

"Tuan muda!!" pekik seorang pengejar yang masih berada di atas kudanya. "Jika tuan muda masih berlari! Saya tidak akan segan untuk memanah anda!" lanjutnya mengancam.

Lelaki itu tersenyum menyeringai. "Kau berani mengancamku? Pengawal Jung?" ujarnya.

"Aku tidak bercanda Tuan! Raja telah menghimbau untuk melukaimu jika anda tetap membantah!" seru Pengawal Jung.

'Apa?!' Lelaki itu meringis, terkadang ia tidak mengerti mengapa ayahnya selalu bertindak kasar padanya dan karena itulah ia berada disini, bersama kudanya, kabur dari kastil dan entah kemana ia akan pergi. "Panah aku jika kau berani Pengawal Jung!" ujarnya sembari memecut kudanya, membuat si kuda berlari lebih kencang.

Lelaki itu tahu, bahwa si pengawal akan tetap memanahnya, mematuhi perintah sang Raja. Tak ada yang berani membantah sang Raja, kecuali dirinya sendiri. Kini bersamaan dengan kuda putihnya berlari kencang, jantungnya juga berdegup tak karuan, keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya, ketakutan menjalari tubuhnya.

Jlebbb

Sebuah panah menancap di betis kaki kirinya. Ia berteriak dengan kencang begitu rasa sakit menusuk kakinya. "Pengawal Jung! Berani-beraninya kau!" serunya geram.

"Aku akan memanah kaki kanan anda jika anda tidak berhenti!" si pengawal kembali mengancamnya.

Lelaki itu menghentikan laju kudanya mendadak. Ia menoleh, dengan cepat ia membidik si pengawal.

"TUAN MUDA HAN SANGHYUK!"

Lelaki bernama Han Sanghyuk itu memanahnya, dengan sangat terpaksa ia memanah organ tubuh si pengawal. Melihat si pengawal terjatuh ke atas tanah, ia kembali berbalik mengendarai kudanya. Tidak menurunkan lajunya, pandangannya lurus ke depan. Di dalam benaknya, ia tidak menyesali keputusannya untuk kabur, ia ingin mencari kebebasan, kebebasan dirinya dari ayahnya. Tapi... ia tidak tahu ke tempat mana ia tuju. Ia hanya berlari menuju tenggara.

Seharian ia mengendarai kudanya, dari semenjak dini hari ia pergi dari kastil hingga kini matahari terbenam. Kini ia berada di hutan lebat, permukaannya dipenuhi dengan lumut. Langit mulai gelap, dan hutan lebat itu membuat kondisi di dalamnya menjadi sangat gelap.

"Kenapa kau membawaku kemari!" pekiknya menaruh kekesalannya pada kudanya. Si kuda hanya mendesis menjawabnya. Lelaki itu tahu, kudanya kelelahan setelah terpaksa dibawanya berlari, dirinya juga kelelahan dan kelaparan. Ia memutuskan segera beristirahat. Dengan berhati-hati ia turun dari kudanya, ia meringis begitu perlahan melepas anak panah di kaki kirinya. Matanya melebar ketakutan begitu ia melihat dan merasakan darah bercucuran. Dengan cekatan ia merobek lengan bajunya dan melilitnya di sekeliling betis kirinya, berusaha menghentikan pendarahan.

Si kuda putih miliknya tampak mulai bergerak menjauh. "Hei!" pekiknya. "Jangan tinggalkan aku!!" Ia berusaha berlari mengejarnya namun rasa sakit di kakinya menahannya. "Kembali! Hei!"

Ia tidak bisa bergerak dan terjatuh kemudian dia atas tanah. Menyesali untuk tidak mengikat kudanya terlebih dahulu. 'Apa yang akan aku lakukan sekarang?' batinnya marah. 'Apa aku akan mati disini? Aku tidak mau mati...' lanjutnya frustasi.

Kepalanya pening, rasa sakit di kakinya menjalari sekujur tubuhnya, perutnya mulai melilit menyakitkan, membutuhkan asupan makanan. Ia mulai merayap pelan di atas tanah. Entah ke arah mana ia akan tuju, tapi batinnya menyuruhnya harus terus bergerak.

Namjoo X Hyuk FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang