Setelah aku pergi dari keramaian, aku langsung terduduk dibahu jalan. Entah sekarang aku ada dimana, setelah kejadian tadi aku hanya berjalan tanpa arah, jam sudah menunjukan pukul 12 tepat tengah malam. Aku masih berada di bahu jalan dan menangis tersedu-sedu, aku sempat berfikir betapa malangnya diriku jika aku seperti ini. Aku hanya bisa berzikir kepada allah, entah musibah apa lagi yang akan datang kepadaku.
Aku mecoba untuk bangkit dan mencoba untuk berjalan kembali menelusuri jalan, tiba tiba hujan datang menyerangku yang sedang sendiri. Tak perduli mau hujan ataupun badai aku akan tetap berjalan walaupun tanpa arah, seluruh tubuhku basah terkena tumpahan air hujan, bahkan aku tidak memperdulikan ponselku yang terkena basah atau tidak, yang aku perdulikan hanya bagaimana aku bisa membuang semua cerita hari ini dan apa yang harus aku lakukan.
Jam sudah menunjukan pukul 2 malam aku masih menelusuri jalan bersama hujan yang sangat deras ini, entah aku sudah sampai mana setidaknya aku sudah sangat jauh dari kebisingan yang membuatku gila.
"Haii, kau gila? Sedang apa kau berada diluar jam segini? Dan bagaimana kau bisa hujan hujanan seperti ini?" tanya seseorang dari belakang sambil memayungkanku
"Bukan urusanmu, biarkan aku berjalan terus tidak usah perduli" jawabku dengan nada mengabaikan.
Aku terus berjalan sambil menangis, tak perduli ada genangan air atau tidak aku terus melangkah. Seketika ada getaran dari dalam tasku dan akupun membukanya, entah bagaimana ponselku masih menyala sedangkan aku sedari tadi kehujanan. Hujan sudah berhenti tetapi tubuhku masih basah karena hujan tadi, ponselku bergetar lagi dari dalam tas akupun mengambilnya dan ternyata aku mendapatkan banyak pesan masuk dan panggilan masuk dari harris, hanum, maupun rahman. Ponselku sekarang bergetar lagi untuk kesekian kalinya dan ternyata itu adalah panggilan masuk dari hanum, akupun mengangkatnya dan mencoba agar suaraku tidak begitu serak.
"Assalamualaikum" ucapku memberi salam
"Waalaikumsallam" ucapnya menjawab salamku
"Sedang dimana kau al?" tanya hanum
"Entahlah aku sekarang ada dimana" jawabku enteng
"Al bagaimana jika kau kenapa kenapa" ucap hanum
"Aku tidak apa apa" unjarku meyakinkan
"Kami mencarimu sedari tadi" ucap hanum
"Terutama harris, ia takut kau kenapa kenapa. Bahkan ia takut untuk kembali kerumahmu" lanjut hanum
"Untuk apa ia mencariku?" tanyaku kepada hanum
"Aku sangat perduli kepadamu, karena kau tanggung jawabku al" jawab seorang laki laki dari sebrang sana
"Kau perduli kepadaku? Bagaimana bisa?" tanyaku tidak percaya
"Aku sangat menyayangimu allya" jawabnya
"Oiya, katamu aku tanggung jawabmu? Namun sekarang tidak lagi harris!" kataku sinis
"Allya ayolah, kita pulang bersama" ucap harris
"Pulanglah bersama wanita itu dan bersenang senanglah" ucapku marah namun tercekat
"Allya maafkan aku, oke terserahmu namun jika kau memerlukanku hubungi aku. Aku akan selalu ada untukmu" unjarnya jelas dan terdengar seperti menangis.
Aku langsung mematikan panggilan masuk darinya dan terus berjalan hingga pakaianku mengering sendiri, jam sudah menunjukan pukul 5 pagi aku harus mencari masjid atau musholla didekat sini, sedikit perjalanan akhirnya aku menemukan sebuah masjid. Aku langsung mengambil wudhu dan melakukan solat, setelah selesai solat tiba tiba pandanganku buyar begitu saja dan tiba tiba menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Friendship 2 [H.J]
Teen FictionIni lanjutan cerita dari "Love In Friendship" part pertama, buat kalian yang udah baca dan vote "Love In Friendship" makasih banyak yaa.