Prilly POV
"Akhirnya sampai juga di Jerman. Aku harus bisa membanggakan kedua orang tuaku di Indonesia dengan IPK yang sempurna." ucapku bersemangat. Oh yah dimana orang tua asuhku, aku mencarinya menoleh ke kanan dan ke kiri, dan akhirnya aku menemukan orang tua angkatku, segeralah aku berjalan mendekatinya dan aku pun memberikan salam kepada mereka.
"Guten morgen, Herr und Frau. (selamat pagi Bapak dan Ibu)" Ucapku dengan sopan.
"Ja, guten morgen. Was du name ist Carmelia Prilly?" Ucap seorang wanita yang kira-kira usianya 32 tahun itu.
"Ja, ich bin Carmelia Prilly. (ya, saya Carmelia Prilly)" Ucapku dengan tersenyum manis. Kedua orang tua itu pun tersenyum mendengarkan ucapanku.
"Tidak usah memakai bahasa Jerman karena saya dan suami pernah tinggal di Indonesia." ucap Frau Jennyta
"Oh baiklah, jadi saya tak harus menyesuikan diri kepada Bapak dan Ibu." ucapku dengan sopan.
Aku senang sekali ternyata kedua orang tua angkatku di sini begitu welcome denganku. Tidak ada rasa canggung sedikitpun dan kami dengan mudahnya berbaur sehingga bisa dengan akrab seperti ini.
Setelah sampai di bandara kedua orang tuaku, mengajak aku untuk pulang menuju rumah mereka. Dan dalam perjalanan pulang tidak terjadi keheningan di antara aku dan mereka kita berbicara banyak hal tentang Jerman, aku belajar banyak dengan beliau menyesuaikan diriku yang baru menginjakan kaki di negara Jerman.
Untuk sampai di Jerman dan kuliah di Gymnasiun ternama di München. Aku harus melaluin proses yang sangat panjang, mulai dari mencari beasiswa terbaik sesuai kemampuanku dan cita-cita. Awalnya di Jakarta aku diharuskan mengunjungi kantor Kedutaan Jerman, menjalanin proses verifikasi agar aku mendapatkan sertifikat B bahasa Jerman atau setara dengan belajar bahasa dasar Jerman selama 3 tahun, agar aku bisa tinggal di Jerman. Dan tidak hanya bermodalkan bahasa Jerman saja yang harus aku kuasai, aku pun harus mencari kerabat yang mau mengangkatku menjadi anak mereka atau di berkerjakan menjadi Aupair.
Dan aku diharus bersedia menjadi aupair selama 1 tahun masa pencobaan, perkerjaan menjadi Aupair cukup mudah dan ringan, aku hanya memiliki jam kerja 30 jam per minggu, yaitu 5 jam kali 6 hari, di hari minggu aku meminta libur karena itu sudah aturan dari sana. Perkerjaanku juga tak sulit hanya mengantarkan dan menjemput anak sekolah, serta melakukan perkerjaan ringan. Jangan samakan perkerjaan aku ini dengan pembantu atau baby sister karena sangatlah berbeda jika pembantu mengerjakan perkerjaan yang berat seperti mencuci, memasak, dll.
Sedangkan Baby sister berkerja dari sang anak terbangun sampai anak itu kembali tidur lagi. Tapi aupair hanya berkerja menghantar jemput anak sekolah, serta membantu perkerjaan yang ringan dan mempunyai jam kerja yang singkat.
Semua itu karena peraturan di Jerman yang tidak memperbolehkan mahasiswa bertempat tinggal di Jerman tanpa adanya kerabat yang tinggal di sana. Jika aku tak betah dengan orang tua ini aku tak bisa lepas begitu saja, karena aku harus mencari lagi perkerjaan aupair, karena visa yang aku pake untuk sampai di Jerman adalah visa aupair.
Berkerja sebagai aupair sangatlah menguntungkan jika kalian pikir baik-baik, karena Aupair di negara Jerman ini memungkinkan keluarga yang memperkerjakan aupair dengan sejumlah persyaratan yang sangat menguntungkan untuk aku sendiri sebagai aupair. Yaitu keluarga yang memperkerjakan aupair harus memberikan uang saku 263€ per bulan, serta diberikan tempat tinggal dan makan-makanan yang sama dengan keluarga tersebut, dan membiayain kursus bahasa Jerman tiga hari seminggu. Kalau kalian pikir itu sangatlah menguntungkan bagi aupair karena jam kerja yang singkat aku bisa dapat semua untuk tinggal di Jerman.
Berdasarkan pengalaman serta kisah dari temanku yang kebetulan orang Indonesia dan menjadi aupair di Jerman, dia juga banyak mengisahkan ternyata Aupair memang bukan Pembantu / Baby Sitter. Misalkan mereka ditinggal oleh keluarga asuhnya liburan, dan mereka BOLEH untuk mengundang teman-teman dan mengajak mereka pesta di rumah, tetapi harus tetap membersihkan rumah seperti sedia kala. Apakah seorang pembantu diperbolehkan untuk membuat pesta seperti ini ketika tuan rumahnya sedang pergi? Aku rasa tidak.
Ketika mereka diajak berlibur, misalkan main sky dengan keluarga asuh mereka juga tidak di perlakukan seperti pembantu / baby sitter yang hanya bertugas menjaga anak-anak mereka, tetapi mereka juga bisa bermain sky atau menikmati berbagai fasilitas di tempat liburan tersebut.
******
Ali POV
Kenalkan namaku Jonathan Alifire Weber. Ah yah namaku sangat merepotkan untuk aku sudah terbiasa coba kalo tidak, aku pastikan ini lidah pasti akan keseleo. Eh! Gimana ceritanya mengucapkan nama sendiri saja lidahku bisa keseleo. Oke lupakan.
Aku terlahir dari keluarga Weber, aku asli tinggal di Jerman tepatnya di München. Jangan tanya kenapa aku bisa berbicara dengan bahasa Indonesia karena aku perpaduan antara Jerman dan Minang. Aku anak dari Steffy dan Thomas Weber, yah begitulah mengapa namaku ada embel-embel Webernya. Aku mempunyain kulit yang putih, hidung runcing, alis tebal, dan bulu mata yg sangat lentik bayangkan betapa tampanya aku ini.
Aku bangga dengan semua ini wajah aku yang tampan menjadi daya tarik untuk aku memikat kaum wanita. Oh yah kalian harus tau ini negara Jerman lain halnya dengan Indonesia. Disini adalah negara Liberalisme, Negara bebas, jadi aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan termaksud pergaulan bebas yang selama ini aku jalankan. Jangan tanya sudah berapa banyak wanita yang sudah bercinta denganku, kau tau mereka semua sama saja, hanya ketampanan dan sedikit rayuaan serta diakhirkan dengan transfer mereka akan dengan senang hati melayaninku. Oh baiklah berhenti bersikap mesummu itu Ali.
Aku sekolah di Brecht Gymnasium yah menurut orang orang mungkin kampus yang saat ini di bilang populer di München ini tapi menurutku biasa saja. Jangan salah walaupun aku terkenal dengan sebutan Bad boy, aku sangatlah pintar, buktinya aku bisa kuliah ditempat itu. Aku mengambil Fakultas Seni karena aku sangat menyukai musik. Entah menurut aku Seni itu mengasyikan yah walau gak bisa dipungikirin jika aku masuk di kedokteran aku juga bisa.
#######
Alinya baru aku perkenalkan saja yah. Jangan marah, soalnya di part berikutnya kemungkinan gak ada Ali dulu, soalnya masih membahas tentang Prilly dan kehidupannya di negara Jerman. Aku juga akan menceritakan bahasa tutur kata, budaya, serta makan khas Jerman. Tapi aku juga masih sangat belajar jadi kalo ada yang salah dengan bahasa dan katanya tolong di kritik yah karena aku juga masih belajar.
jadi stay tune di cerita ini yah semoga pada suka. HihihiSal♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Liebe Dich in Deutsch (END)
FanfictionMenceritakan seorang gadis yang tinggal di negara München, Jerman. Seorang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di Jerman. Ia mendapatkan Brect Gymnasium, yaitu sebuah kampus terkenal di München. Gadis itu pun bukan hanya kuliah disana bahkan dia be...