Menjelang Natal, pada 23 Desember, biasanya seluruh anggota keluarga berkumpul di rumah kerabat yang paling tua. Di sinilah Ali berada, membantu Allena membungkus kado untuk acara malam Natal dan dilanjutkan dengan menghias pohon Natal bersama.
Pohon Natal biasanya identik dengan warna merah, serta germelap hiasan bola-bola lampu yang membuat kesan ramai. Tapi tidak saat berkunjung ke Weihnachtsmarkt, pada awal bulan itu Prilly jutru memilih hiasan yan tak biasanya. Prilly membeli pernak-pernik pohon Natal dengan warna serba biru, ditanya alasanya, Prilly hanya menjawab agar tidak bosan dan terkesan monoton jadi Ali hanya mengikuti kemauan Prilly.
"Kertas kadonya kurang gak, Lena?" tanya Prilly menghampiri Allena yang terlihat sedang sibuk melipat-lipat kado.
"Kak Prilly jangan ke sini, sana hias pohon Natal saja." Prilly menyerit kening binggung kenapa ia tak boleh mendekat, bukan biasanya anak kecil yang tak boleh membungkus kado? Karena kado itukan biasanya untuk anak-anak.
Prilly mengambil beberapa bola-bola biru untuk di pasangkan di setiap ujung pada daun, dan dilanjutkan memasang lampu-lampu kecil mengelilingi pohon Natal.
Prilly mengambil sebuah pita biru untuk diletakan pada ujung pohon. Tinggi pohon Natal ini tak sebanding dengan tinggi tubuhnya, Prilly bahkan kesulitan untuk menjangkau pucuk pohon itu.
"Perlu bantuan?" tanya Ali dari arah belakang, Prilly mengangguk karena dia benar-benar tak sampai.
"KYAAAA...." pekik Prilly kaget, karena tiba-tiba saja Ali mengendongnya tanpa memberitahu terlebih dahulu.
"Aww... Sakit Prill." dengan gemas Prilly menarik rambut Ali hingga dia mengeluh kesakitan.
"Mangkanya jangan tengil jadi cowo," ucap Prilly mengusap kepala Ali dengan rasa kasian.
"Iya iya maaf, yaudah pasang pitanya udah sampaikan?" tanya Ali, tanpa membuang waktu lagi Prilly memasang pita biru itu pada puncaknya.
"Turuni aku sekarang," ucap Prilly saat sudah memasang pita itu.
"Enggak, seperti ini lebih baik," ucap Ali sambil memutar-putarkan tubuh Prilly.
"Kyaaa..... Turun, aku takut!" ucap Prilly sambil menarik rambut Ali kuat-kuat.
"Oke oke turun, sakit tau Prill." Ali mengusap rambutnya setelah menuruni Prilly.
"Jangan iseng jadi cowo, ngeselin sih," ucap Prilly berlalu begitu saja menghampiri Allena yang terlihat sudah selesai membungkus kado.
"Udah selesai kadonya?" tanya Prilly membantu Allena membersihkan sisa-sisa kertas serta tali pita berserakan di lantai.
"Udah, tinggal diletakan aja." Allena membawa beberapa kado yang sudah di bungkus itu di bawah pohon Natal.
"Selesai yeay," ucap Allena bersorak gembira karena tugasnya sudah selesai. Pohon natal dengan hiasan serba biru dan putih serta beberapa kado di bawahnya itu menambah suasana baru menyambut malam Natal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liebe Dich in Deutsch (END)
FanficMenceritakan seorang gadis yang tinggal di negara München, Jerman. Seorang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di Jerman. Ia mendapatkan Brect Gymnasium, yaitu sebuah kampus terkenal di München. Gadis itu pun bukan hanya kuliah disana bahkan dia be...