Treffen (Bertemu)

4.1K 392 15
                                    

Prilly Pov

Ting... Ting....

Bel tanda pelajaran  sudah berakhir, seluruh mahasiswa yang ada membereskan segala buku yang ada di atas meja, dan bergegas pergi meninggalkan kelas. Begitu juga denganku segera bergegas keluar untuk menemuin Lala dan meminta dia menepatkan janjinya untuk berkeliling kampus.

"Gimana studynya berbeda bukan dengan Indonesia?" tanya Lala saat aku sudah berada di depannya.

"Sangat jauh berbeda, dari segi apapun terlihat berbeda." jawabku santai dan mengengam tanganya untuk pergi.

"Lalu darimana dulu kita akan berkeliling?" ucap Lala mensejajarkan langkahnya.

"Bagaimana kita ke kantin dahulu, aku sangatlah lapar karena pelajaran yang sangat menguras otakku tadi."

"Baiklah ayo kita ke kantin." ucap Lala dan merangkul bahuku, dan tertawa hambar menuju kantin.

*********

Aku memesan obst salat kesukaanku makanan khas Jerman ini adalah salat yang mengunakan isi sayuran serta buah-buahan. Aku sering membuatnya saat di Indonesia, karena selain mudah pembuatanya juga bahan-bahannya mudah dicari.
Selain obst salat aku juga memesankan minuman sari apel, setelah memesan makanan aku membalikan tubuhku menuju meja yang sudah di tempatkan oleh Lala.
Saat berjalan Prilly menabrak seorang dan menumpahkan minuman Prilly ke bajunya.

"Shit!!" gumam pria tersebut merasakan bajunya yang basah karena Prilly. Pria tersebut memalingkan wajahnya menghadap Prilly dengan tatapan membunuh.

"Leider habe ich aus Versehen.
(Maaf saya tidak sengaja)." ucap Prilly gemeteran, pasalnya Prilly hanya mengetahuin pria di Jerman cenderung kasar, walau tak semua pria bersikap demikian.

" Du meine Kleidung nass , und siehe müssen die Verantwortung sein . Ich will nicht wissen, dass Sie auf meine Kleidung zu waschen. (Anda, baju saya basah, dan anda harus tanggung jawab. Saya gak mau tau anda harus cuci baju saya)." ucap pria tersebut dengan menunjuk wajah Prilly.

"Ada apa sih ini, Prill kenapa?" ucap Lala menghampirin, pasalnya Lala mendengar keributan yang diciptakan sahabatnya ini dengan seorang most wanted di kampusnya.

"Gue gak sengaja numpahin minuman gue ke dia. Dia malah ngebentak gue padahalkan gue udah minta maaf." ucap Prilly, Ali menautkan alisnya bingung dua perempuan dihadapanya kini mengunakam bahasa asing menurut Ali. Tapi bukan Ali namanya ia bahkan tau kalo gadis ini mengunakam bahasa Indonesia, mungkin gadis tersebut berasal dari indonesia.

"Prill, jaga sikap lo. Kalo dia marah lagi gimana?" ucap Lala pelan ia tak mau membangunkan singa jantan ini dan murka dihadapanya.

"Dia gak akan ngerti omongan kita La. Lo liat aja tampangnya yang kaya orang bego mendengar percakapan kita." ucap Prilly percaya diri.

"Prill, lo ngak boleh ngomong kaya gitu." ucap Lala.

" Warum so argumentieren Sie , und Sie müssen Kleidung mich waschen. Muss morgen trocken ich will es nicht wissen . (Kenapa jadi kalian yang berdebat, dan anda harus cuci baju saya. Besok harus sudah kering saya tidak mau tau itu.)" ucap Ali melepaskan bajunya dan melemparkan baju itu kepada Prilly dihadapan seluruh penjuru kantin yang sedang melihat mereka.

" Sie wieder , warum hier, um die Kleidung zu gehen. (Anda gila, ngapain buka baju di sini.)" teriak Prilly saat baju itu mengenai wajahnya.

"Nun , warum? Was du willst mich offenem Hemd im Zimmer, oder allein. (Lho kenapa? Apa anda mau saya buka baju di kamar, atau berdua saja.)" ucap Ali menaik turunkan alisnya mencoba mengoda Prilly. Tapi justru hal tersebut membuat Prilly semakin geram dibuatnya.

"Jangan harap gue tertarik dengan tubuh lo." ucap Prilly di depan wajahnya.

"Prilly... Jaga sikap lo" ucap Lala menyekat pembicaraan Prilly.

"Biarkan saja toh dia nggak akan ngerti apa yang gue omongin." ucap Prilly berbalik meremas pakaian dari pria tersebut. Rasanya Prilly ingin sekali meremas wajahnya yang terkesan tengil itu.

"Gue nggak akan cuci ini baju, mending gue buang aja. Gue juga nggak akan ketemu dengan pria ini lagi." ucap Prilly meremas baju itu dan segera melangka pergi.

"Kalo lo berani buang baju itu, gue pastikan hidup lo gak akan tenang di sini." Deg! Ucapan dari arah belakang Prilly membuat langkahnya berhenti. Prilly membalikan badannya sekali lagi memastikan pendengaranya masih berfungsi dengan baik. Mata Prilly membulat sempurna, Prilly meminta penjelasan dari sahabatnya melalui tatapan mata, kenapa pria ini bisa berbahasa Indonesia. What the hell! Prilly lagi lagi mengerutukin kebodohanya, sementara Pria itu memasang wajah tengilnya dengan senyum kemenangan.

"Gue kan tadi udah bilang, lo gak dengerin omangan gue sih." ucap Lala membuka suaranya, Lala tau sekarang Prilly berusaha menutupi rasa malunya karena ia salah berbicara dengan seorang.

"Tapikan lo gak bilang sama gue La, kalo dia bisa bahasa Indonesia." bisik Prilly, ia tak mau pria itu mendengarkan ucapan Prilly lagi.

"Gimana gue mau bilang, lo udah emosi duluan." ucap Lala membela diri.

"Nih mending sekarang kalian kenalan. Ali kenalin ini sahabat gue, dan lo Prilly kenalin ini Ali most wanted di kampus ini."  Lanjut Lala mengenalkan mereka berdua, Prilly menghentakan kakinya kesal karena sahabatnya ini bukan membelanya justru malah memperkenalkan mereka berdua. Prilly berlalu dari hadapan mereka sambil meremas baju yang ia pegang.

"Jangan lupa baju gue lo cuci yang bersih." teriak Ali saat Prilly berlalu.

"Bawel lo..." teriak Prilly menengok kebelakang sebentar dan berlalu begitu saja.

"Mengemaskan," gumam Ali, Lala yang mendengar itu sontak menengok kearah Ali yang ternyata masih dengan setia memandangi langkah Prilly yang kian menjauh.

"Sekali lo ngedekatin sahabat gue lo berurusan dengan gue." ucap Lala tajam, Ali yang sadar akan ucapan Lala menengok sebentar dan kembali menatap depan.

"Gue gak peduli!" ucap Ali datar, dan berlalu begitu saja di hadapan Lala. Lala yang kesal akan sikap Ali memilih tak mengambil pusing itu karena ada hal yang jauh lebih penting dari itu semua. Sahabatnya? Kemana Prilly? Lala segera berjalan menyusul Prilly, ia tau Prilly masih asing dengan kampusnya. Lala takut Prilly akan tersesat atau digodain oleh bule-bule Jerman ini, Lala mengelengkan kepalanya pemikiranya sungguh ada-ada saja.

#########

Yeay finaly...
Tau kok tau, part ini pendek banget, udah gitu ngebosenin juga lagi.
Maaf yah akhir-akhir ini aku sibuk, tugas sekolah yang selalu membelitku. Tapi aku berusaha untuk ngetik kok, dan terima kasih buat kalian yang sudah baca dab pengertian dari kalian.

Sal❤

Liebe Dich in Deutsch (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang