Sebstding (sendiri)

5.6K 396 11
                                    


Author pov

Sinar matahari menerobos masuk disetiap cela ruangan yang ada dalam rumah tersebut. Terlihat saat sang fajar mulai menampakan dirinya di muka bumi, menerangin seluruh penjuru dan perlahan naik ke permukaan. Seorang gadis masih dengan nyenyaknya berada dalam haluan mimpinya. Saat merasakan sinar matahari masuk di setiap cela jendela yang ada di kamar tersebut, gadis tersebut membuka matanya perlahan membiaskan cahaya yang masuk ke matanya.

Gadis tersebut segera berjalan menuju bad zimmer untuk membersikan dirinya, setelah merasakan dirinya sudah bersih dan wangi, gadis itu pun bergegas membangunkan anak majikanya atau anak dari keluarga angkatnya.
"Allena, bangun yuk sekolah. Bukan kah sekarang ini hari pertama kamu sekolah." ucap sang gadis membangunkan anak tersebut. (Oh iya bahasanya pake bahasa Indo yah, kalo aku ketik pake bahasa Jermannya langsung takutnya feelnya kurang, lagi pula di part sebelumnya keluarga asuh Prilly ceritanya pernah tinggal di Indonesia ).

"Aduh schwester Ily, bentar lagi yah. Allena masih ngantuk nih." Ucap Allena pada gadis tersebut. Iya gadis tersebut adalah Prilly.

"Ayo dong Allena sayang, bangun yuk. Nanti kamu telat lagi sekolahnya, masa hari pertama sekolah udah telat. Malu dong sama teman-teman baru Allena." ucap Prilly yang masih berusaha membangunkan anak perempuan tersebut .

"Iya iya, Allena bangun sekarang, oke Kak Illy turun aja duluan sana." usir Allena terhadap Prilly.

"Yaudah Kak Illy tunggu Allena di ruang makan yah." ucap Prilly dan pergi dari kamar anak perempuan tersebut.

*******

Prilly pov

"Guten morgen alle," ucapku terhadap kedua orang tua asuhku yang sedang menikmati makan mereka. Fruhstuck pagi ini adalah müsli yaitu sereal buah dengan susu kental tapi buahnya juga bukan buah yang manis yah, tapi justru buah yang asam dan susunya juga yoguart, susu asam khas Jerman. Kalo dibayangkan sungguh aneh memang pagi-pagi harus makan-makanan asam dengan perut yang masih kosong, apakah tidak sakit perut. Justru itulah di Jerman orang cenderung memakan makanan asam pada pagi hari agar racun- racun yang ada di perut itu keluar.
Jadi aku harus membiasakan diri dan perutku memakan-makanan tersebut.

"Ja, guten morgen Ily." ucap Herr Franz kepadaku. Aku tersenyum dan duduk di kursi membalikan mangkuk dan mengisinya dengan müsli. Jangan tanya kenapa aku bisa duduk di ruang makan karena sebelumnya aku sudah menjelaskan hal itu perkerjaanku jauh berbeda dengan pembantu, jadi apapun yang keluarga asuhku lakukan aku juga berhak akan itu.

"Kemana Allena, kamu sudah membangungkan Allena bukan?" Tanya Frau Jennyta.

"Sudah Frau, dia sudah bangun. Mungkin sekarang sedang mandi." ucapku dan menyendokan müsli ke mulutku. Frau Jennyta mengangguk paham kembali pada makananya.

"Mom, baju Allena dimana?" teriak Allena dari lantai dua.

"Di atas meja belajarmu tadi Kak Prilly yang meletakanya." ucapku sedikit berteriak menyesuaikan suaraku agar terdengar dengar Allena.

Allena menuruni anak tangga dan menghampiri meja makan. Ia hanya mengambil dua potong roti panggang yang sudah dioles selai memasukanya ke dalam kotak makan, dan hanya meminum setengah gelas susu putih dan bergegas pergi.

Aku menghelaikan napas kasar ternyata Allena sama seperti anak pada umumnya di Jerman terkesan kurang sopan. Aku bergegas berdiri dan menghampirinya karena sudah tugasku untuk menghantarkannya pergi sekolah.

"Allena, warten Sie kann nicht alleine gehen." ucapku menyuruhnya untuk menungguku.

"Schwester Prilly, ich beeilen Sie sich zu spät." ucap Allena, ia tak ingin terlambat ke sekolah barunya. Jadi Allena berjalan dengan cepat.

Liebe Dich in Deutsch (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang