Five years letter...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Selamat pagi dokter Prilly," sapa seorang Pria menggunakan bahasa Jerman itu, dengan santainya ia memasuki ruang kerja Prilly.
"Pagi, Li." Prilly tersenyum saat kekasihnya datang, seperti biasa pria itu membawa rangkaian bunga rose setiap pagi Prilly berkerja.
"Makasih yah, kamu selalu ngerti apa yang aku inginkan." Prilly menghirup wangi bunga rose yang selalu memabukanya, menenangkan sebagian masalah perkerjaannya.
Yah Prilly telah lulus dari Brect Gymnasium, dengan waktu yang singkat sekitar empat tahun lalu. Prilly menyandang gelar sarjana kedokteran dengan IPK sempurna yang membuat Prilly tidak menjadi besar kepala. Ia memilih untuk menetap di Jerman serta berkerja di sana, walau status Prilly masih warga negara asing yang berkerja. Namun visa yang Prilly punya sudah tidak lagi visa aupair, Prilly memutuskan untuk tidak berkerja menjadi aupair sejak masa perjanjiannya selesai tiga tahun lalu. Dan Prilly memutuskan untuk mengurus ulang pergantian visa itu.
"Kamu udah makan, Hase?" tanya pria itu yang dijawab anggukan oleh Prilly.
Hase adalah sebuah panggilan sayang yang sangat populer di negara Jerman. Panggilan 'hase' lebih sering dipakai untuk panggilan kepada perempuan. panggilan ini artinya kelinci yang manis dan lucu, Makna dari panggilan ini di Jerman juga bermakna perempuan seksi.
"Li kamu ngapain masih di sini. Gak ada jadwal pasien apa?" Prilly menyeritkan alis melihat kelakuan kekasihnya yang sedang membolak-balik jadwal Prilly.
"Aku jaga malam, Hase. Kulihat hari ini kau tidak ada janji dengan pasien. Bisakah kita keluar hari ini?" tanya pria itu setelah membaca jadwal Prilly.
"Mau kemana?" tanya Prillu dengan wajah binggungnya.
"Ke makam Ali. Aku ingin meminta izin padanya untuk menikahi wanita bawel ini." Prilly melototkan matanya, dan melemparkan bolpoin yang ada di gengamannya tepat di pelipis pria itu.
"Aww.. Sakit tau! Pantas, ditinggal mati sama Ali." celetukan pria itu membuat Prilly seketika berubah ekspresi wajahnya menjadi murung.
"Maafkan aku, Prill. Aku tidak bermaksud berbicara seperti itu." pria itu jelas melihat raut wajah Prilly yang menjadi sedih. Dia bersumpah akan kembalikan senyum manis itu seperti dua tahun lalu.
"Aku tak apa, Liand. Lagipula aku belum siap untuk menikah, hubungan kita juga baru saja memasuki bulan keenam." Prilly tidak ingin terburu-buru untuk menikah, ia masih sangat nyaman menikmati kehidupanya berkerja.
Aliandra Grovaz, adalah dokter muda dengan paras mematikan kaum hawa ini adalah kekasih Prilly. Pria yang disapa dengan dokter Ali ini telah berhasil memberikan Prilly semangat melanjutkan hidupnya serta mengembalikan senyum Prilly semenjak Ali meninggal.
Hanya Prilly yang memangil dokter Ali dengan sebutan Liand. Karena, Prilly berpikir ia tak ingin ada Ali yang lain di hatinya. Dokter Liand dan Ali jelas berbeda, Prilly hanya menemukan senyuman yang sama dengan Ali pada diri Liand.
Dokter Liand mempunyai sifat humoris serta perhatian, membuat Prilly sedikit demi sedikit mampu bangkit dari keterpurukannya setelah bertemu dengan dokter Liand tepat dua tahun yang lalu saat Prilly sedang melaksanakan koasnya. Dokter Liandlah, yang menjadi dokter pendamping Prilly setelah dokter Hozen. Tak mudah untuk dokter Liand kembali membuat Prilly tersenyum, butuh waktu lebih dari satu tahun membuat Prilly bangkit kembali melanjutkan hidupnya. Serta butuh berbulan-bulan hingga akhirnya Prilly membuka hatinya untuk dokter tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liebe Dich in Deutsch (END)
FanfictionMenceritakan seorang gadis yang tinggal di negara München, Jerman. Seorang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di Jerman. Ia mendapatkan Brect Gymnasium, yaitu sebuah kampus terkenal di München. Gadis itu pun bukan hanya kuliah disana bahkan dia be...