Aku membersihkan meja makan, memisahkan piring-piring kotor sehabis makan siang. Hari ini keluarga asuhku berkumpul, karena Herr Franz baru saja pulang dari luar kota. Aku memasukan piring-piring kotor itu pada mesin cuci, bukan mesin cuci buat mencuci pakaian yah tapi ini mesin cuci khusus untuk mencuci piring. Oh yah asal kalian tau harga air bersih di Jerman itu sangatlah mahal, tapi bukan di hitung dari seberapa banyak yang di gunakan, justru dihitung dari sebanyak apa air yang dibuang atau air kotornya. Karena itu biasanya orang Jerman hanya mandi setiap dua hari sekali, bukan sehari dua kali yah, karena suhu udara yang ada di sana dingin jadi jika mandi setiap hari kulit akan terasa kering.
Selesai membersihkan piring cucian, aku bergegas menuju halaman belakang rumah, di gazebo ada Frau Jennyta dan Herr Franz sedang mendiskusikan bisnis mereka yang tidak aku mengerti. Sedangkan aku menghampirkan Allena yang sedang mengwarnai di tepi kolam renang. Aku duduk di hadapanya melihatnya yang sedang mengwarnai panorama alam hasil karyanya.
"Mau Kak Prilly bantu?" Allena mendongkak kepalanya menatapku, seperdetik kemudian dia mengelengkan kepalanya tak ingin dibantu.
"Allena ingin mengerjakannya sendiri, biar gambar ini murni karyaku." Ucap Allena mengambil crayon warna jingga membuat goresan tipis pada warna biru yang memberikan kesan senja pada gambarnya. Gadis pintar, di usianya yang baru saja 5 tahun itu dia sudah bisa mengoreskan beberapa warna menjadi satu warna yang sangat indah.
Aku mengalihkan pandanganku kepada Frau Jennyta yang sedang ada pangillan telephone, bukan aku lancang karena mendengarkan pembicaraanya, hanya saja beberapa kali Frau Jennyta tampak menyebut namaku, hal itu yang membuatku penasaran, Frau berbicara dengan siapa?
Aku memalingkan wajahku saat Frau Jennyta sudah menyelesaikan pembicaraanya, aku melihatnya menatapku dengan penuh tanya.
"Kau mengenal Ali?" Tanya yang membuatku terlonjak kaget, apa tadi yang menghubungin Frau Jennyta adalah Ali?
"Iyalah Mom, kan Kak Prilly dan Onkel Ali itu pacaran." Aku menengok cepat saat Allena berbicara, dia dengan polosnya mengucapkan kalimat terkutuk itu, heh siapa yang pacaran, mAli saja tak mencintaiku, eh kenapa jadi aku yang terbawa perasaan.
"Benarkah itu Prilly," ucap Frau Jennyta seperti mengintimidasiku, aku hanya mengeleng kecil menjawab pertanyaanya.
"Iya Mom, kata Om Ali apa itu yah tuna... Tunayang... Apa tunangan yah Mom, pokoknya itu Allena lupa." Uuhh rasanya aku ingin menyumpal bibir kecil Allena, lihat saja yang diberi pertanyaan aku, mengapa selalu dia yang menjawab.
"Allena tau darimana Om Ali dan Kak Prilly tunangan?" Tanya Frau Jennyta justru bukan kepadaku melainkan pada gadis kecil yang ada di sampingku ini.
"Om Ali yang mengatakan sendiri, waktu Allena ingin les piano." Heh gadis kecil yang usianya baru 5 tahun, kenapa kamu begitu pintar berbicara, dan daya ingatmu sangat tajam, kejadian itu sudah tiga bulan yang lalu. Uhh menyebalkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Liebe Dich in Deutsch (END)
FanfictionMenceritakan seorang gadis yang tinggal di negara München, Jerman. Seorang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di Jerman. Ia mendapatkan Brect Gymnasium, yaitu sebuah kampus terkenal di München. Gadis itu pun bukan hanya kuliah disana bahkan dia be...