3. Syuting Hari Pertama.

3.9K 185 0
                                    

Typo Everywhere^^ maafkan yaa.

Maaf kalo feelnya ngga bagus, lagi banyak tugas yang numpuk nih, jadi aku sempat-sempatkan untuk lanjut.

***

Lenya menatap dengan bosan apa yang ada di hadapannya. Kadang, ia melirik sekilas dengan ekor matanya kepada seorang cowok yang sedari tadi berdiskusi dengan beberapa kru.

Padahal Lenya berharap ia bisa menjadi putri tidur untuk hari ini. Tapi apa daya, Rafa langsung menyeretnya dari tempat tidur dan menguncinya di kamar mandi.

Jika mengingat-ingat kejadian tadi pagi membuat pipinya merona merah. Ada perasaan kesal campur malu.

"Itu pantat kok taro di muka?" tunjuk Rafa pada pipi Lenya.

"Heh! Songong bat dirimu? Ini pipi bukan pantat!" elak Lenya tak suka. Sejak kapan pipinya yang mulus tembem itu dikatain pantat?

"Udah jangan cemberut gitu, nanti jeleknya ilang."

"Tuh ya, dengan tidak sengaja lu udah ngejek gua kampret!"

"Gua-lu? Maksudnya?"

Tuh mulai deh, bahasanya keluar. Rafa 'kan belum tahu semua kata-kata gahol di sini.

"Dah ah lupain aja."

Rafa mengerutkan keningnya dan menyentil jidat Lenya. Sebelum ada protes dari Lenya dia langsung memulai syutingnya.

"Kamera, rolling, and action!"

***

Cowok berambut hitam pekat itu menatap seorang cewek berambut coklat yang dikuncir kuda. Cewek itu menatap sangar cowok berkacamata yang kini juga menatap manik biru bagaikan lautan luas milik cewek itu.

"Kembalikan buku itu."

Ucapan cewek itu tidak digubris sama sekali. Bahkan, Cowok bermata onyx itu mengeratkan genggamannya pada buku itu.

"Ice cream kamu sudah merusak bukuku, jadi, buku ini taruhannya."

Yang diancam malah mengepalkan tangannya dan mengambil buku novel yang sudah basah terkena ice cream dari tanah.

"Aku akan ganti buku ini, tapi kembalikan buku sketsaku!"

Sekarang cowok itu yang tersenyum miring menyipitkan matanya di balik kacamatanya.

"Itu buku langka, aku membelinya di Inggris, harganya mungkin 3 bulan bekalmu dalam sehari."

Mendengar hal itu membuat cewek itu bersusah payah menelan air liurnya sendiri. Gilak! Bahkan bekal cewek itu di sekolah 30 ribu. Mana ada buku novel semahal itu?

"Atau buku sketsamu akan aku..."

"Tunggu!" cegah cewek itu sebelum cowok itu merobek buku sketsanya, "jadikan aku pembantumu dalam 3 bulan, tapi aku ini masih sekolah. Berbeda dengan kamu yang sudah om om."

Cewek itu tidak mau kalau buku sketsanya di robek oleh cowok asing itu, sungguh, banyak hal berharga di sana.

"Umurku masih 22 tahun, dan aku sudah lulus kuliah." elak cowok itu.

2. Dear Mantan: Cinta Butuh Kepastian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang