Part 19

524 37 1
                                    

**

Brengsek! Semua laki-laki itu sama saja! Brengsek! Dasar ikan busuk! Aku kira kamu beda dari yang lain. Ternyata sama saja! Brengsek kau ikan! Brengsek kau bodoh! Idiot! Pendek! Arrrrggghhhhh

Yoona terus mengumpat dan memukul setirnya setelah pulang dari rumah Donghae. Nangis? Ya iyalah. Wanita mana yang nggak nangis saat kekasihnya ciuman dengan wanita lain didepan matanya sendiri.

Yoona sungguh kalut. Dia mengemudikan mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi. Untung tidak terlalu ramai jalannya. Dia juga terus mengucap sumpah serapah untuk Donghae dan 'kaum'nya.

Jeder....

Sampai dirumah dia langsung lari kekamar dan menutup kamarnya dengan membanting pintu. Ibu dan neneknya sampai kaget.

"Yoona kamu kenapa Nak?" tanya Ibunya.

Tidak mungkin Yoona memberitahu apa yang terjadi tadi. Bisa-bisa ibunya akan membatalkan kontrak pembangunan rumahnya Donghwa.

"Yoon.." kali ini suara neneknya mengetuk pintu.

Yoona menormalkan suaranya supaya tidak terlihat habis menangis "ne eomma, halmoni. Yoona lagi belajar buat besok." jawab Yoona sedikit berbohong. Sedikit? Yah karena selain belajar dia juga masih memikirkan Donghae.

"Baiklah kalau begitu." Ibu dan nenek Yoona pun kembali ke ruang keluarga.

Didalam kamar, Yoona tidak bisa berkonsentrasi untuk belajar.

Ikan brengsek! Keluar dari pikiranku!

--

Ibu Donghae, Donghwa, Eunhyuk dan juga Sandara sedang duduk di kursi rumah sakit. Mereka menunggu hasil periksa Dokter tentang Donghae. Jangan tanya seberapa galaunya mereka. Mereka sangat gusar menantikan hasilnya. Ini jauh menegangkan dibanding menunggu hasil UN.

Cekrek..

Ketika pintu ruang periksa dibuka, seorang namja berjas putih dengan kalung stetoskop keluar. Mereka pun langsung mengerubungi Doktet tersebut.

"Nyonya Lee dan Donghwa-ssi, silahkan keruangan saya." Ucap Dokter itu. Itu adalah Dokter Lee yang selama ini mengurus Donghae.

Eunhyuk dan Sandara hanya saling berpandangan dengan perasaan takut. Karna mereka tau ekspresi Dokter Lee tadi tidak menyenangkan.

"Eunhyuk-ah, aku takut." ucap Dara yang sudah bersandar dipundak Eunhyuk.

Eunhyuk merengkuh tubuh kecil Dara dab sedikit menenangkan Dara, padahal perasaannya sama seperti Dara. Takut. Bahkan lebih takut dari Dara. "Aku yakin Donghae mampu melawan Vertigonya."

"Keundae Eunhyuk-ah, Vertigi Donghae sudah stadium 3." isak Dara.

"Sssttt.. Donghae itu kuat Dara-ya." ucap Eunhyuk yang sesekali menyeka air matanya yang jatuh.

Tak berapa lama kemudian, Ibu Donghae dan Donghwa keluar dari ruangan Dokter Lee.

"Bagaimana keadaan Donghae, eommonim?" tanya Eunhyuk.

Ibu Donghae tiba-tiba menangis, kemudian dipeluk Donghwa. Eunhyuk dan Dara semakin khawatir.

Flashback On

"Donghwa-ssi, aku sudah memberitahu Ibumu untuk membawa Donghae besok pagi karena sudab aku beri obat pereda rasa sakit. Tapi ternyata, Donghae kesini lebih cepat dari perkiraanku." Dokter Lee membuka pembicaraan.

"Jadi bagaimana penyakit Donghae?" tanya Donghwa. Ibunya seperti sudah tak punya suara, dia hanya diam menahan tangisnya.

"Cwesonghamnida Ny.Lee dan kamu Donghwa-ssi. Aku terpaksa menyampaikan berita buruk ini." Dokter Lee menghela nafas panjang. "Vertigo yang diserang Donghae sekarang sudah menjalar menjadi Tumor Otak."

Ibu Donghae menutup mulutnya yang menganga karna kaget dengan tangan. Dia terus menggelengkan kepala tanda tidak percaya.

Donghwa masih terlihat kuat "Apa anda tidak salah periksa?"

Dokter Lee menggeleng. "Awalnya kami tidak percaya, tapi itukah hasilnya. ini mungkin disebabkan karna Donghae mempunyai pikiran yang berat" ucap Dokter Lee.

Flashback Off

"Seolma.." tangis Dara semakin menjadi setelah mendengar penjelasan dari Donghwa. Eunhyuk hanya diam membeku seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Kita hanya bisa membantunya dengan do'a." ucap Donghwa. Sungguh. Donghwa disini yang paling kuat. Dia berpikir, kalau semua sedih, kasian Donghaenya.

Eunhyuk pun sebagai seorang namja, mencoba tegar menghadapi ini. Dia merengkuh Dara yang sedang menangis. Sedangkan Donghwa merengkuh Ibunya. Ibunya sempat pingsan.

Donghae sekarang dipindahkan keruang ICU dan beberapa hari lagi akan siap operasi tumornya.

--

Keesokan Hari

Yoona sedang bersantai ditaman kampus. Jangan tanya bagaimana keadaannya sekarang. Mata bengkak, rambut sedikit acak-acakan. Dia habis keluar dari ruang ujiannya.

"Yoona.." teriak Sunny. Sunny berlarian dengan Taeyeon menghampiri Yoona dibawah pohon.

"Omo!" Pekik Taeyeon melihat keadaan Yoona.

"Yoona waegeurae? Kau habis kesambet setan apaan?" Teriak Sunny.

"Sunny-ya.... Taeyeon-ah..." air mata Yoona mengalir.

"Yak waegeurae? Kenapa menangis? Uljima" Sunny memeluk Yoona.

"Donghae..." isak Yoona.

"Kenapa Donghae?" tanya Taeyeon bingung.

"Dia selingkuh.."

"Ne??" Sunny dan Taeyeon terkaget.

"Tenanglah dulu. Kemudian ceritakan pelan-pelan." ucap Taeyeon.

Kemudian Yoona menormalkan suaranya, lalu menceritakan apa yang terjadi.

"Kurang ajar! Mau dihajar dia!" Sunny sudah terbakar amarah dan menggulung lengannya.

"Iya Sunny-ah. Perlu diberi pelajaran dia!" Taeyeon ikut-ikutan. Sunny dan Taeyeon berdiri siap menghajar Donghae. Tapi tertahan karna ada sepasang kekasih datang.

"Hai.." sapa Jonghyun.

"Apa!" ketus Taeyeon.

"Wah wah.. Baru juga nyapa, udah di bentak aja." Ucap Jonghyun.

"Kamu datang disaat yang tidak tepat." Bentak Sunny.

"Oh Mian. Kalau begitu kita datang lain waktu saja." Ucap Seung Yeon ramah.

"Bagus kalau begitu." Ketus Taeyeon.

Jonghyun dan Seung Yeon melangkah pergi.

"Kenapa kau mengusit mereka?" tanya Yoona dengan wajah yang masih kacau karna menangis.

"Aku tidak mau mereka terkena bogem ku." jawab Sunny.

"Cakkaman. Yoona di khianati Donghae, dan sekarang Sehun dan Eunhyuk tidak berangkat. Apakah itu tidak mencurigakan?" Ucap Taeyeon.

"Ah matta. Aku akan menelpon Eunhyuk." Sunny mengeluarkan ponselnya.

Taeyeon pun ikut mengeluarkan ponsel. "Nado."
--

Teardrops In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang