Part 13

585 39 1
                                    

Di tengah samudra luas
Aku berteriak sangat keras,
menanyakan bagaimana untuk
menahan ini sendiri
Kenangan masa lalu yang
tercerminkan pada kaca jendela
Menjadi matahari yang menentukan
dalam hatiku
Kau selalu ada, mencari jalan untukku
Setelah hampir melintasi gelombang
yang dunia
Aku mulai sedikit lebih dekat ke
tempat yang kami janjikan

**

Yoona Pouv

Kau ada disampingku, kemarin kita main hujan bareng. Pantas saja aku merasa kau berada disisiku. Ternyata itu benar kau. Ikan, apa kau mengetahui keberadaanku? apa kau mengenaliku?

Kau tumbuh menjadi namja sangat tampan. Bodohnya aku, kenapa aku tidak bisa menyadari Puppy Eyes mu? mata itu, hanya kamu yang mempunyai mata seperti anjing yang sangat menggemaskan. Hanya kau yang memiliki mata sayu seperti itu.

Mianhae Ikan, aku tidak bisa mengenalimu. Keundae, kenapa kau juga tak mengenaliku?

Yoona Pouv End

"Yoona-ya! kau tidak makan Nak?" Teriak Ibu Yoona.

Yoona sedang dikamar merenungkan kejutan yang baru saja terjadi. Ini sudah waktunya makan malam dan Yoona dari tadi tidak keluar kamar.

Dia memperhatikan foto 2 anak kecil yang menunjukkan gigi susu mereka. Yakni foto Yoona dan Donghae masa kecil.

Ceklek!

"Yoon-ah, makan dulu Nak, tadi siang kamu belum makan." Bujuk Ibunya.

"Eomma, kenapa aku bodoh sekali tidak menyadarinya?" Tanya Yoona.

"Aniya. Kau tidak bodoh Nak, hanya saja Donghae tumbuh menjadi namja yang lebih tampan, jadi kau tidak mengenalinya." Ucap Ibu Yoona menenangkan.

"Eomma aku sangat merindukannya." Yoona memeluk Ibunya.

"Arra Yoon.." Ibunya mengelus punggung Yoona.

--

Jonghyun Pouv

"Hey..." seseorang yang sudah kupastikan itu Seung Yeon menepuk pundakku. "Kau melamun?" Tanyanya.

Aku menggeleng. "Ani." tapu ketahuilah sebenarnya aku memang melamun. Melamunkan Yoona. Kenapa hari ini dia tidak ke kampus dan kenapa teman-temannya tadi sangat cuwek sekali padaku.

Dan hey, mereka tadi bilang kalau aku punya otak dan perasaan, aku pasti akan tau. Apa maksudnya.

"Kojimal. Kau sedang melamunkan?" Seung Yeon menepuk lagi pundakku.

Aku hanya tersenyum. "Tidak ada yang membuatku melamun selain kau." Bohongku.

"Jangan bohong. Arra. Kau mencintai Yoona kan?" Tanyanya langsung. Astaga apa iya aku mencintainya? lalu bagaimana dengan Seung Yeon?

"kenapa diam? aku juga tau kalau kau mencintaiku hanya sebatas sahabat. Yah, walaupun kita sudah menjalin kencan selama 3 tahun, aku merasa kau tak ada rasa cinta padaku. Hanya sebatas sahabat." Tuturnya. Aku hanya terdiam. Jadi aku selama ini telah membuat Seung Yeon sakit hati?

"ani. Kenapa kau berfikir seperti itu? darimana kau tau kalau aku tidak mencintaimu? lalu apa gunanya kita bertahan sampai 3 tahun ini kalau aku tak mencintaimu?" Jelasku. Mungkin omongan Seung Yeon ada benarnya juga.

"Tidak Jonghyun-ah. Kau tidak mencintaiku. Kau baik. Aku tahu itu. Kau hanya menyayangiku, tidak mencintaiku. Sekarang, kau kejarlah Yoona. Aku akan selalu mendukungmu." Seung Yeon begitu tegas mengatakan itu. Tuhan.... apa yang harus aku lakukan?

"Yeon-ah.."

"aku mau pulang. Ini sudah hampir tengah malam." Seung Yeon memotong omonganku. Dia berdiri dan berjalan menuju pintu utama rumahku.

"Biar aku antar." aku pun langsung menyusulnya.

"Tidak. Aku bawa mobil sendiri." tolaknya.

"mobilmu biar disini. Akan ku antar dengan mobilku."

"Tidak Hyun-ah. Aku bisa sendiri." tolaknya lagi. Suaranya sedikit purau. Apa dia menangis? Seung Yeon-ah Miannata aku memang jahat.

"Jangan membantahku." Aku pun langsung menariknya masuk ke mobilku.

Di perjalanan hanya ada suara musik yang aku putar di mobilku. Untuk menghilangkan kesunyian ini. Tidak biasanya mobilku sepi seperti ini. Rumah Seubg Yeon pun jadi lebih jauh dari biasanya.

Dengan kesabaran hati dan rasa bersalah yang terus menyelimuti hatiku, akhirnya kami sampai juga dirumah Seung Yeon.

"Gomawo." Ucapnya sambil melepas Seatbelt.

Aku pun langsung memegang tangannya saat dia mau membuka pintu.

"Jangan begini. Lupakan Yoona diantara kita. Aku tidak bisa kau diamkan seperti ini. Miannata. Miannata Seung Yeon-ah. Nan Paboya." Aku tidak peduli dengan keadaanku sekarang yang menangis didepan Seung Yeon. Yang aku pedulikan hanya Seung Yeon yang harus tetap berada disisiku.

"Hyun-ah.." Kulihat sepertinya Seung Yeon juga menangis.

"Yeon-ah, bantu aku untuk bisa mencintaimu seutuhnya. Aku tidak tau dengan perasaanku sekarang. Yang aku tau hanya aku yang takut kehilanganmu." Tegasku.

Seung Yeon mengangguk dalam tangisnya. "Ne. Ne hyun-ah. Aku juga tak rela kau bersama orang lain. Naega jeongmal choahaeyo. Saranghae Jonghyun-ah. Saranghae." Aku melihat ketulusannya. Dia menggenggam tanganku erat. Aku pun langsung menarik dia kedalam pelukanku.

"Nado Yeon-ah."

Jonghyun Pouv End

--

Seung Yeon Pouv

Aku tau Jonghyun menyukai Yoona karna diam-diam aku selalu mengikuti mereka setiap mereka sedang berduaan. Cemburu? Hello! siapa yang tidak cemburu kalau kekasihnya jalan dengan yeoja lain?

Aku juga tau perasaan Jonghyun padaku seperti apa. Dia hanya menganggpku sebagai teman dekat. Bukan sebagai kekasih. Kita bisa kencan karena akulah yang awalnya menyatakan cintaku padanya. Dia hanya membalas dengan tersenyum dan sebuah anggukan.

Dan sekarang, Haeba! dia memintaku untuk tetap disisinya.

"ada yang lagi bahagia nih.." Itu suara Ibuku. Yah, sekarang aku sudah memasuki rumahku.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Ibuku tadi.

"Eomma tidak mendengar suara mobil." Ucap Ibuku.

"Mobilku ada di Jonghyun. Tadi aku diantar pulang olehnya." Jelasku. Ibuku sudah mengetahui hubunganku dengan Jonghyun.

"Kenapa Jonghyun tidak mampir?" Tanya Ibuku.

"Tidak. Katanya ini sudah malam, tidak enak dilihat tetangga bertamu malam-malam." Jawabku.

"Namja yang baik. Eomma suka dengan Jonghyun." Puji Ibuku.

"Mwo? Eomma suka dengan Jonghyun? terus, bagaimana dengan Appa?" Candaku.

"Aish kau ini. Eomma suka kau dengan Jonghyun. Dia sepertinya namja baik-baik." Jelas Ibuku. Yah sebenarnya aku sudah tau maksud Ibuku.

"Arraseo. Karna aku sudah mendapat restu dari eomma, maka aku akan berusaha mempertahankan hubunganku dengan Jonghyun." Ucapku sungguh-sungguh. Aku memang sangan takut kehilangan Jonghyun.

Dan untuk masalah dengan Yoona, aku tidak akan memusuhinya. Aku hanya akan menganggap mereka berteman akrab tanpa membawa perasaan mereka masing-masing. Yoona-ya, kau yeoja yang cantik dan baik, kau pasti mendapat namja yang lebih dari Jonghyun. Jadi, biarkan aku sedikit egois untuk memiliki Jonghyun seutuhnya. Lagipula aku jauh lebih dulu mengenal Jonghyun daripada kau Yoona-ya.

Seung Yeon Pouv End

Teardrops In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang