Chapter 3 (Flash back)

109 11 0
                                    

Author P.O.V

"Gimana teddy bear nya? Lucu gak?" Tanya lelaki itu memecah keheningan di dalam mobil.

"Ha? Lu..cu iya lucu kok.. Hehe.." Jawab wanita di sebelah kursi kemudi dengan salah tingkah dan wajah memerah.

Sebenarnya dari mobil yang mereka tumpangi berangkat, keadaan di mobil Taylor hening tidak seperti biasanya. Alasannya jelas, boneka teddy bear yang di berikan Taylor yang membuat Jane salah tingkah.

"Jane, kira-kira menurut lo mungkin gak sih sahabat jadi pacar?" Taylor menatap Jane sekilas.

"Maksud? Ga jelas ah lo," Ia menonjok pelan bahu dengan salah tingkah.

"Ya gue nanya aja."

"Ya kalo menurut gue sih mungkin aja. Dari pada dua-duanya mendem perasaan terus. Asal pas putus, persahabatannya juga jangan putus."

"Oh gitu ya.." Taylor tersenyum jahil dan mencubit pipi Jane gemas. Karena tidak mau terlihat bahwa ia sedang tersipu, Jane mengalihkan pandangan ke jendela sembari tersenyum tipis.

"Tapi, kalau menurut gue gak mungkin deh. Sahabat ya sahabat, pacar ya pacar." Jane terhenyak memdengarnya.

Tak lama kemudian, mobil Taylor sudah terparkir di parkiran Artemis Intenasional high school, sekolah mereka selama 2 tahun ke depan sebelum keluarga mereka kembali lagi ke Amerika.

"Udah sampai.. Jangan kangen sama gue ya!" Taylor tersenyum sembari melambaikan tangan saat Jane turun dari mobil terlebih dahulu.

Sementara Jane sudah berjalan di koridor sekolah, Taylor masih duduk di kursi kemudi mobilnya. Merenungkan jawaban Jane.

Di koridor sekolah menuju, banyak siswi yang sekedar memanggil namanya atau bahkan menawarkannya bekal sarapan. Tanpa memedulikan perasaan perempuan-perempuan itu, Taylor berlalu menuju kelasnya tanpa sekalipun melirik ke arah mereka. Taylor memang termasuk murid populer di sekolahnya karena gaya dan sifatnya yang cool alias cuek, wajahnya yang tampan, dan bad boy, namun tentu saja dia tidak pernah menyentuh obat-obatan yang akan merusak masa depan.

Lain cerita dengan Jane, dia juga populer karena cantik tentu saja namun bedanya dia juga terkenal karena sifatnya yang suka bergaul dengan siapa saja dan sangat ramah.

Di dalam kelas, Justin, Daniel, dan Nico a.k.a sahabat-sahabatnya menyambutnya. Mereka adalah geng yang paling dipuja disekolah mereka karena wajah mereka yang tampan dan sifat mereka yang tidak jauh dari Taylor. Tak lama bel berbunyi, Mrs. Hamilton masuk dan itu berarti pelajaran pertama atau kimia akan segera dimulai.

JANE P.O.V

Dengan lesu aku membenamkan wajahku di tangan tanpa sekalipun mendengar penjelasan Mr. Josh. Pikiranku melayang memikirkan kelakuan Taylor semalam sampai tadi pagi saat berangkat sekolah.

"Lo ngapa, Jane?" Tanya Sarah yang duduk di sebelahku

"Gapapa, cuma agak pusing aja"

"Lo gak bisa boong sama gue. Muka lo gak pucet, malah muka lu merah baget, terus senyum-senyum sendiri gitu," ia menaikan satu alisnya curiga.

Aku menghela nafas dan mengangkat wajahku. Menatapnya dengan malas, "iya, iya gua lagi labil."

"Labil kenapa?"

"Jadi tadi malem gua--" sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kata ku, tiba-tiba ada yang melempar penghapus papan tulis ke mejaku dan Sarah.

"Saya perhatikan dari tadi kalian kerjaannya NGOBROL aja! Perhatikan kalau saya sedang menjelaskan!" Sembur Mr. Josh dengan penekanan di kata 'ngobrol'.

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang