JANE P.O.V
11.00 pm
Dari tadi aku tidak pernah berhenti tersenyum. Dengan wajah berseri, aku beranjak dari tempat tidurku dan mengganti baju ku mejadi piyama. Setelah itu, aku kembali lagi berbaring di kasur ku dan membenamkan wajahku di bantak lalu jatuh tertidur.
~~~
Hari ini hari jumat, seperti biasa aku dan sahabat-sahabat ku pergi ke kantin pada jam istirahat, namun mereka tak kunjung berhenti menanyakan apa yang terjadi kemarin.
"Jane kemaren lu kemana aja? Dari siang sampe malem gua spam gak di bales," Angel berkomentar dengan memanyunkan bibirnya sok imut.
"Iya bener, kita kan kesepian." Sekarang giliran Sarah, sementara Rebeca hanya mengangguk sembari mecomot kentang goreng ku.
"Makanya kalo nyari cowok tuh yang asik, masa taken tapi berasa jomblo?" Hahaha! Rasakan!
"Ya dari pada lu, jomblo tapi berasa taken!" Angel berkomentar, lalu mereka semua tertawa dengan suara keras yang menyebabkan seisi kantin yang ramai menatap kami heran. Mereka tak henti-hentinya menertawakan ku.
Tiba-tiba, ada seseorang yang menempelkan cola dingin di pipiku. Tak salah lagi, Taylor lah orangnya. Sementara mereka bertiga tertawa makin keras.
"Darling, kalo abis makan jangan lupa minum ya." Taylor tersenyum manis padaku. Lalu ia menaruh cola itu di atas meja.
"Makasih ya darling," aku membalas senyumnya dan menepuk pipinya pelan.
Tawa sahabat-sahabatku lenyap seketika, tergantikan dengan mulut-mulut ternganga. Taylor melambaikan tangan dan mengidipkan sebelah matanya padaku, aku tertawa kecil melihatnya. Tak lama kemudian dia sudah kembali duduk lagi bersama teman-temannya.
"Jane, jangan bilang lu sama dia--" Angel tak dapat menyelesaikan kata-katanya, lalu secara tiba-tiba dia berdiri, menggebrak meja kantin dan berteriak, "Ceritain Jane! Ceritain sekarang juga sama kita!"
Untuk yang kedua kalinya, seisi kantin menatap kami, namun kali ini dengan keheningan yang ganjil.
"Iya lah pasti gua ceritain, tapi jangan di sini, males banyak orang,"
"Oke! Ayo kita ke kelas!" Sarah mengangguk dan berjalan keluar kantin diikuti Angel dan Rebeca. Tak lupa aku mengambil cola yang diberikan Taylor tadi dan mengikuti teman-temanku. Kantin masih hening saat kami meninggalkannya.
Jam istirahat kelas kami hampir kosong. Hanya ada beberapa anak yang menolak pergi ke kantin dan mengulang pelajaran yang baru diajarkan, yap! Mereka memang sangat rajin.
Dengan semangar, Angel memutar bangkunya menghadap tempat dudukku dan Sarah, begitu juga Rebeca.
"So--?" Tuntut Angel.
"Jadi gini--"
*Flash back on*
Aku mengerutkan kening heran, sedang apa dia di sini? Bukankah dia seharusnya sedang date bersama perempuan lain? Namun sebelum pertanyaan-pertanyaan itu menyembur dari mulutku, dia menaruh jari telunjuk di bibirnya.
"Sesi pertanyaan nanti aja ya. Sekarang biarka aku mau mempersembakan satu lagu buat kamu," aku dibuat semakin bingung dengan gaya bicaranya yang formal, namun aku hanya mengangguk dan membiarkannya memainkan lagu untukku.
Aku tersenyum mendengar alunan lembut piano yang dimainkannya.
(Play video di mulmed)
'Oh her eyes, her eyes make the stars look like they're not shining
Her hair, her hair falls perfectly without her trying
She's so beautiful
And I tell her everyday.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose
Teen Fiction"Disaat aku terpuruk, dia datang untuk menutup luka yang sempat kau buat. Lalu.. dia datang untuk menutup luka yang kau buat, dan membuatku kembali seperti sedia kala. Tapi, kenapa kau kembali datang dan kembali membuka luka lama yang kau buat dulu...