-chapter 7- by MarioBastian

3.9K 111 21
                                    

Hari ke-13 Perang Dunia III (dan hari ke-3 suspended)...

"Jadi, mendingan yang mana, Gas? Topi bulu-bulu yang ini? Atau yang ada tudungnya yang itu?" Granny menyeberangi kamar dan menarik sebuah topi lebar bertudung (nyaris mirip dengan topi Lady Gaga di video klip Telephone) dari dalam lemari. "Kalau yang ini kan bisa menghalau panas, betul?"

"Astaga... dari mana sih Granny dapet topi-topi itu, hah?"
"Dari mana-mana, Darling... yang ini dari Cimol Gedebage... yang ini Pasar Baru... lalu yang itu dari toko antik di Jalan Riau... yang ini juga... oh, yang ini sih bikin sendiri di tukang rajut, sengaja Nenek datang ke Binongjati buat ngerajut topi ini. Murah lho ongkos rajutnya!"

Dan Granny pun mengacungkan topi rajut paling aneh yang pernah kulihat.

"Pake yang ini aja, Granny. Yang ini manis, kok." Aku mengacungkan topi mungil cantik warna pink pucat yang mirip dengan topi di kartun Strawberry Shortcake.

"Nehi-nehi-nehi," kata Granny dengan logat India dan kepala bergoyang kanan kiri. "Yang itu kurang mencolok. Nenek butuh yang mencolok. Yang bikin orang-orang terkejut. Yang bikin orang-orang bilang, 'ya ampun, siapa gadis cantik itu?'"

Ha-ha. Yang bener aja, deh.

"Dengan Granny datang ke acara Inbox pun, Granny udah mencolok. I mean, sejak kapan acara anak muda macam Inbox ditonton sama nenek-nenek? Granny pasti bikin heboh kalo muncul di sana."
"Tapi gimana kalo Nenek nggak kesorot kamera, hah? Gimana kalo kameramen nya ngantuk dan nggak ngeh kalo ada nenek-nenek di acara itu? Bisa-bisa gagal rencana Nenek."

Aku menepuk dahi dan menggelengkan kepala. Satu hal yang pasti, aku nggak akan nonton acara Inbox tersebut. Bahkan kalau perlu, aku bakal pura-pura nggak kenal dengan Granny setiap kami jalan berdua di tempat umum.

Jadi begini, Granny sedang berantem dengan sahabat terbaiknya, Jeng Nunuk. Pertempuran mereka aku sebut Perang Dunia III karena efeknya benar-benar bikin pusing. The Jandaz otomatis goyah sekarang. Program Gadis Matic "memberi minum gratis untuk anak-anak jalanan" pun batal dilaksanakan dua hari yang lalu, semua gara-gara perseteruan Granny dan Jeng Nunuk.

Apa penyebabnya?
No other else: the fight between me and Esel.

Terakhir kali Esel datang ke rumahku, dia ngamuk-ngamuk karena dia pikir aku merebut semua orang yang dia sayang. Meski telah kujelaskan bahwa aku sama sekali nggak melakukan apapun, banci itu nggak mau percaya. Dia telanjur sakit hati. Dia telanjur berpikir bahwa aku backstabber, tukang merebut kebahagiaan orang lain (si Selamet malah bilang aku ini kayak Dementor), dan bahwa aku mengancam kelangsungan hidup banci-banci CIS karena aku "katanya" terlalu banyak tebar pesona.

For God's sake, kapaaaaan aku tebar pesona? The only place I often visit in CIS is the library! Setahuku, nggak sempet tuh aku tebar-tebar pesona ke sana kemari.

Intinya, sejak saat itu, kami musuhan. Sialnya, Esel kalo lagi musuhan sama orang, bakal melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan musuhnya. Salah satunya adalah mengatakan yang jelek-jelek tentang aku ke Jeng Nunuk sambil meyakinkannya bahwa aku ini berbahaya. Of course, Jeng Nunuk percaya sama cucu kesayangannya itu dan langsung menghubungi Granny untuk "membicarakan" masalahku tersebut.

Katanya aku ini tukang merebut kekasih orang lain, maniak seks, kuper, sering mencuri penghapus dan pulpen di kelas, menghisap ganja, dan parahnya sih Esel bilang ke Jeng Nunuk kalau aku gay dan dia juga menyebut-nyebut sesuatu tentang Ryan Jombang.

But Thanks, God, bukannya percaya sama Jeng Nunuk, Granny malah membelaku. Granny bilang satupun kata-kata Jeng Nunuk nggak ada yang bener. Granny malah bilang aku ini anak gaul karena pernah tinggal di Amerika, majalah-majalahku berbahasa Inggris dan bergambar Oprah Winfrey, dan tentunya Granny memastikan bahwa aku punya stock pulpen dan penghapus yang cukup di rumah tanpa harus mencurinya di kelas.

KADANG CUPID TUH TOLOL (KCTT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang