Kadang Cupid Tuh Tolol! Chapter 9 (6)

2.2K 104 8
                                    

-chapter 9- ( 6 )
by MarioBastian

Sorry ya lama baru upload lagi hehe, soalnya sambil lihat brapa banyak yg voment dan juga akunya lagi sibuk nyusun skripsi nih... Doakan aku ya guys supaya bisa ikutan wisuda bulan April ini, soalnya aku berharap banget dan optimis banget...
Kalian juga sukses ya sama segala aktifitasnya
GB .....

Zaki terlihat berbinar-binar. "D-di sini, Bos? Aduh, saya belum mandi, nih!"
Aku mematung dan berbalik. "For God's sake, Bang Zaki, emangnya Abang pikir aku mau ngasih apa? No sexual content, here. Jadi nggak usah cemas kalo belum mandi."
"Oh." Sekarang dia kelihatan kecewa.

Dasar ya, cowok. Prioritas utama tuh sex. Nggak peduli straight, bi, atau gay. Selama kebutuhan biologis terpenuhi, maka hidup berlangsung normal.

Tapi mungkin aku akan memberikan blowjob sebagai kejutan tambahan. Hanya blowjob saja.

"Beneran Bos, saya masuk juga?" tanya Zaki ketika kami melewati gerbang CIS dan mengendap-endap ke koridor kosong di utara gedung. "Gimana kalo kepergok? Saya kan nggak pake seragam!"
"Tenang aja. Semua guru udah pulang. Murid-murid juga udah pada nggak ada, paling anak-anak yang lagi ekstrakurikuler aja."

Kami tiba di perpustakaan CIS semenit kemudian. "Aku punya kunci cadangan buat ruangan ini, dan sekarang giliran piket aku. Di dalem nggak ada siapa-siapa." Aku membuka pintu perpus dan mengajak Zaki masuk.

Perpustakaan itu begitu hening dan sepi. Aroma kayu, debu, dan buku langsung menusuk hidung. Tidak ada orang, tidak ada petugas perpus, yang ada hanya jutaan buku, lounge baca, karpet pakistan cantik dengan bantal-bantal cushion, perapian yang bisa dinyalakan karena menggunakan electric fire... Lama-lama tempat ini lebih cocok digunakan mesum daripada untuk membaca buku

"Rental buku?" tanya Zaki.
"Oh, bukan. Ini perpustakaan. Bukan rental buku." Aku menarik Zaki ke lorong loker anggota perpustakaan, yang terletak di sebuah sudut yang gelap.
"Jadi di sini nggak bisa minjem buku?"
"Ya bisa dong, asal dikembaliin tepat waktu."
"Berarti ini rental buku," ujar Zaki percaya diri.

Terserah, deh. Aku membuka lokerku, mengeluarkan sebuah kado, dan tanpa basi-basi langsung menyerahkannya pada Zaki. "Kejutaaaannn!!" Okay, mungkin ini kejutan paling garing yang pernah ada, tapi who cares. Toh yang penting kan apa yang bisa kuberikan.

"Bos!" Zaki terheran-heran. "Saya nggak lagi ulang tahun, Bos!"
"Emang kenapa kalo nggak ulang tahun? Emang mesti ulang tahun dulu buat nerima kado?"
"Iya, Bos. Biasanya kado kan buat ulang tahun."

Zaki membolak-balik kado itu, sesekali mendengar isi di dalamnya, barangkali dia bisa mendapat petunjuk atau apa gitu. "Ini jam dinding, ya?" tanyanya. "Atau pigura?"
"Enak aja. Buka aja sendiri kalo pengen tahu."

Zaki cekikikan sambil merobek kertas kado. "Biasanya sih, kalo bentuknya begini, isinya jam dinding atau pigura." Dia berhasil menarik kotak kardus yang barusan terbungkus kertas kado. "Tuh, kan. Ada kardusnya. Saya pernah ngebantuin si Memet, tetangga saya yang kawin pas bulan Maret kemaren, rata-rata yang bentuknya gini tuh jam dinding."

"Ini bukan jam dinding," sahutku sambil membawanya ke lounge baca.

Zaki mengeluarkan isi kotak kardus itu dan terpukau dengan majalah yang pertama kali ditariknya. "Bos! Ini majalah pesawat! Pake bahasa Inggris!" Zaki berseru girang dan mendahuluiku duduk di atas bantal-bantal cushion di lounge baca. "Ada banyak gambar pesawat, Bos!"

Ketika dia melihat majalah berikutnya, FHM, dia makin berteriak-teriak girang. "Eduuun, Bos! Bisa dapet majalah Playboy!"
"Itu bukan Playboy."
"Ini Playboy, Bos! Lihat nih, gambar depannya cewek cuma pake kutang sama cangcut doang!"
"Itu bikini!" Eeerrgghh...
Aku baru hendak menunjukkan tulisan FHM di cover depan tetapi Zaki sudah sibuk membuka-buka majalah. Apalagi ini edisi baru. Jadi Zaki pasti lagi semangat-semangatnya.

KADANG CUPID TUH TOLOL (KCTT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang