Betapa terkejutnya Prilly saat murid baru tersebut masuk ke kelasnya dan mengenalkan diri. Rasa kantuk yang awalnya menyerangnya tiba-tiba hilang entah kemana saking terkejutnya.
"Kenapa kalian ketawa? Ada yang lucu? Tak sepantasnya kalian menghina orang,kalian anak berpendidikan. Tapi sikap kalian tak berpendidikan. Silahkan kenalkan dirimu" ucap Pak Bandi,ia memang guru killer di LHS.
"Hai,kenalin nama aku Ali Andrean. Panggil aja Ali. Makasih" ucap Ali.
"Baiklah,kamu bisa duduk di sebelah Prilly,karena hanya bangku itu yang kosong" ucap Pak Bandi,membuat Prilly membulatkan matanya.
"What? Pa saya ga setuju!" ucap Prilly yang langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Di kelas ini bangku yang kosong hanya kelas kamu Prilly! Kalo tidak setuju silahkan pindah kelas saja" ucap Pak Bandi.
"Huuuu" semua menyoraki Prilly.
"Diem lo semua!" bentak Prilly. Ali yang sedang berjalan ke arahnya terkejut. Bukan karena bentakan Prilly,namun ia terkejut bahwa ia bisa bertemu dengan yang menolongnya waktu itu dan mengucapkan terima kasih.
"Loh? Kamu kan yang waktu itu bantu aku cari kacamata kan?" tanya Ali saat ia telah duduk di samping Prilly.
Prilly hanya menatap Ali sekilas kemudian memasangkan headsetnya dan membaca novel. Bukan mendengarkan materi yang dijelaskan.
"Kalo guru lagi ngejelasin tuh dengerin. Biar bisa" ucap Ali menarik earphone dan menutup novel Prilly.
"Ck! Berani ya lo ngatur-ngatur gue? Murid baru gausah belagu" ucap Prilly memaki Ali.
"Bukannya mau ngatur kamu,tapi seengganya kamu hargai guru yang susah payah nyari ilmu buat kita" Ali tetap tak takut dengan makian Prilly.
"Kalo mau ceramah sono di mesjid,ini sekolah" ucap Prilly.
"Prilly,Ali! Apa yang kalian bicarakan? Maju kalian kerjakan soal yang bapak beri!" ucap Pak Bandi yang melihat Prilly dan Ali mengobrol.
Prilly dan Ali maju ke depan kelas. Ali tampak ragu untuk mengerjakan soal tersebut karena takut salah.
"Ali,jawaban kamu benar! Silahkan duduk kembali. Jangan berani-berani kamu ngobrol dipelajaran saya lagi" ucap Pak Bandi beralih menatap Prilly yang sedang bermain ponsel.
"Prilly Queena Azalia Latuconsina! Kamu itu gaada kapok-kapoknya udah ditegur sama beberapa guru dan BK. Kapan kamu akan berubah?" tanya Pak Bandi lelah.
"Kapan-kapan aja" ucap Prilly santai sambil tetap bermain ponsel. Seketika kelas menjadi ramai karena semuanya tertawa.
"Berhenti tertawa! Tak ada yang lucu. Dan kamu,Prilly. Bersihkan toilet wanita sekarang juga hingga bersih!" ucap Pak Bandi.
"What? Bapak bercanda kan? Gamungkin lah Prilly ngerjain kerjaan begituan kayak babu?" ucap Prilly.
"Jaga bahasa kamu! Bapak gamau tau,bersihkan toilet sekarang! Atau mau saya tambah hukumannya?" tanya Pak Bandi.
Prilly menghentakkan kakinya kemudian keluar kelas dan menuju toilet.
"Malesin banget sihhh tu guru satuu. Yakali gue harus bersihin toilet,ada OB ini kan. Udahlah mending gue ke kantin" ucap Prilly tak jadi ke toilet wanita,melainkan ke kantin.
"Woy,gue gabung ya" ucap Prilly memghampiri Verrel,Rasya,dan Al.
"Tumbenan lo ke kantin?" ucap Rasya sambil meneguk minuman sodanya. Walau Prilly termasuk anak yang tidak suka mendengarkan penjelasan guru,ia tak suka bolos ke kantin.
"Abis gue disuruh bersihin toilet,daripada gue kaya babu mending di sini lah" ucap Prilly.
"Lo tau ga ada-" ucapan Verrel terpotong.
"Iya gue tau. Ada murbar culun kan? Dan kalian tau dia duduk bareng gueee" ucap Prilly sambil memegang kepalanya.
"Hahaha,serius lo? Bahagia dong lo" ucap Al.
"Bahagia mata lo peang. Dia belagu banget tau ga. Lo tau kan kebiasaan gue gimana di kelas? Dan dia berani nyuruh gue buat dengerin penjelasan pak bandot" ucap Prilly memutar bola matanya malas.
"Emang. Tadi pagi juga dia sosoan banget. Mending lah dia anak pengusaha,anak penjahit aja bangga" ucap Verrel.
"Harus dikasih pelajaran tuh berarti" ucap Rasya.
"Awas lo,jangan sadis ngasih pelajarannya. Masih murbar tar ngadu lagi sama BK" ucap Prilly mengingatkan.
"Jiaaah,udah biasa ini kan bolak balik BK. Paling juga ngomongnya kalian ga bosen apa? Bolak-balik BK?" ucap Al menirukan gaya bicara Bu Lita guru BK.
"Eh udah bel tuh. Gue mau nyamperin Livia sama Mila dulu. Bye" ucap Prilly kemudian meninggalkan mereka.
Prilly segera menuju ke kelasnya,dilihatnya Livia dan Mila sedang merapikan buku. Di dalam kelas hanya ada Livia,Mila,dan...Ali.
"Eh Prill,gimana toilet dah beres?" tanya Mila.
"Sialan lo,gue ga bener-bener bersihin toilet lah. Gue ke kantin" ucap Prilly.
"Berarti lo ngumpul bareng The Boys?" tanya Livia. Anak LHS biasa menyebut Verrel dkk The Boys dan Prilly dkk The Girls.
"Yaiyalah. Siapa lagi yang dikantin kalo bukan TB? Eits nyantaii,gue gaakan nikung lo kali Liv" ucap Prilly seakan tau yang dikhawatirkan Livia.
"Okey,okey gue tau lo. Yuk lah cus kantin" ucap Livia.
Saat mereka akan keluar dan melewati Ali,Ali menahan lengan Prilly.
"Apaansih lo? Gue mau ke kantin. Laper!" ucap Prilly mencoba melepaskan tangan Ali.
"Kalian duluan aja. Aku mau ngobrol dulu sama Prilly" ucap Ali menyuruh Livia dan Mila duluan ke kantin.
"Ehh,siapa lo? Berani ngatur sahabat gue?" ucap Prilly.
"Udah gapapa Prill,mungkin dia mau minta maaf sama lo" bisik Mila kemudian meninggalkan Prilly dan Ali.
"Arghhh! Okey,lo mau ngomong apa!" ucap Prilly melepaskan tangannya dari Ali.
"Maaf,gara-gara aku kamu jadi di hukum bersihin toilet,walaupun aku tau kamu pasti ga nurutin hukuman itu kan?" ucap Ali menatap Prilly yang menyandar pada meja depannya.
"Makanya gausah sosoan nyeramahin gue. Lo murbar di sini. Jangan berulah dulu" ucap Prilly mengingatkan kemudian beranjak pergi,namun ia kembali menahannya.
"Apalagi sihhh" ucap Prilly jengkel.
"Makasih udah nolongin aku waktu itu,kalo gaada ka-"
"Hmm" ucap Prilly kemudian meninggalkan Ali.
*****
Haiii,kalo lagi niat bisaa aja tiap hari update kaya gini hihihi,buat Annoying kayanya slow update maaf yaaa. Votmmentnya dongg makasii
30 January 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku Mencintaimu
FanfictionSalahkah jika aku menyimpan rasa padamu? Namun aku cukup tau diri jika kamu tak pernah melihat ke arah ku.