Sepulang dari sekolah,Wanda tak langsung pulang. Ia mampir ke cafe yang ada di dekat sekolahnya untuk sedikit menenangkan dirinya.
"Silahkan mba mau pesan apa?" tanya pelayan yang mendatangi meja Wanda.
"Ice Capuccino aja satu" ucap Wanda.
"Ada tambahan?" tanya pelayan tersebut.
"Gak usah,itu aja" jawab Wanda tersenyum.
"Ditunggu sebentar ya,makasih" ucap pelayan tersebut kemudian meninggalkan meja Wanda.
Kok daritadi kayanya gue gak liat Kak Ali ya,batin Wanda sembari menatap jendela di sebelah kirinya. Saat sedang menatap kendaraan yang berlalu lalang,matanya menatap seseorang,ah ralat! Dua orang yang ia kenal.
"Permisi mba,ini pesanannya. Sudah semua ya,selamat menikmati" ucap pelayan yang memecah penglihatan Wanda.
"Ah! Iya makasih" jawab Wanda kemudian menyeruput Ice Capuccino nya.
Ia kembali menatap jendela,untuk melihat kedua orang itu. Namun,matanya tak menangkap apapun.
Halusinasi gue doang kali ya,batin Wanda.
Kriinggg
Pintu cafe berbunyi,menandakan seseorang masuk ke dalam cafe tersebut. Wanda tak terlalu memperhatikannya. Ia sibuk meminum Ice Capuccinonya sembari melihat ke arah jendela.
"Wanda?" panggil orang tersebut saat menghampiri Wanda.
"Kak Rasya?" tanya Wanda terkejut.
"Lo lagi ngapain di sini sendiri?" tanya Rasya kemudian menarik kursi yang ada di hadapan Wanda.
"Em..sekedar refreshing aja sih,kakak ngapain di sini? Tumben sendiri? Biasanya bareng-" ucap Wanda terpotong karena mengingat sesuatu.
"Abang lo? Verrel kan? Sekarang,semua sekolah udah tau,karena-"
"Karena?" tanya Wanda memiringkan kepalanya menatap Rasya.
Akhirnya,meluncurlah cerita saat ia beserta temannya memukuli Ali hingga babak belur.
"Apa?!" ucap Wanda terkejut,ia menutup mulutnya. Entahlah,air matanya tak bisa ia bendung lagi.
Rasya yang melihat Wanda menangis tak mungkin diam saja,ia pindah ke kursi sebelah Wanda dan membawa Wanda ke dalam dekapannya.
"Maafin gue ya" ucap Rasya mengelus punggung Wanda.
"Kenapa kak? Kenapa temen-temen abang tuh benci sama Ali?" ucap Wanda semakin terisak.
"Maaf" hanya kata itu yang dapat Rasya ucapkan,ia tak tahu harus menjawab apa.
"Aku mau pulang kak,permisi" ucap Wanda mengambil tas nya dan membayar minuman pesanannya.
"Wan!" panggil Rasya kemudian berlari mengejar Wanda,namun sialnya Wanda telah naik ke mobilnya.
"Pak,ke rumah kak Ali dulu ya" ucap Wanda pada supirnya.
"Assalamualaikum" ucap Wanda sembari mengetuk pintu rumah Ali.
"Waalaikumsalam,maaf nyari siapa ya?" tanya Dewi yang membukakan pintu.
"Em..maaf,Kak Ali nya ada?" ucap Wanda.
"Oh,Ali nya belum pulang daritadi. Katanya sih mau belajar bareng dulu,ada apa ya?" tanya Dewi.
"Oh gitu,gapapa deh. Biar besok aja ketemu di sekolah,makasih ya..emm" ucap Wanda bingung memanggil Dewi.
"Panggil aja Kak Dewi" ucap Dewi mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku Mencintaimu
FanfictionSalahkah jika aku menyimpan rasa padamu? Namun aku cukup tau diri jika kamu tak pernah melihat ke arah ku.