Tidak membutuhkan waktu lama,kini Ali dan Prilly telah duduk di bangku taman yang menghadap ke arah air mancur.
"Tapi sendoknya cuman satu Li,gimana dong" ucap Prilly membuka kotak makanannya.
"Gapapa ko,lagian aku gak terlalu lapar" ucap Ali tersenyum.
"Beneran?" tanya Prilly menatap Ali.
"Beneran Prillyyy" ucap Ali mencubit pipi chubby milik Prilly. Namun sedetik kemudian ia terdiam. Ini kali pertama ia berani menyentuh Prilly. Ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat.
"Udah ah gue makan dulu. Awas ya lo ngiler" ucap Prilly yang sebetulnya juga merasakan apa yang Ali rasakan pada jantungnya.
Saat Ali sedang asyik menarik nafas dan membuang nafas,tiba-tiba saja di depan mulutnya telah ada sesendok nasi goreng.
"Eh?" ucap Ali terkejut saat membuka matanya.
"Ayo aaaa,makan duluuu adik kecill" ucap Prilly menirukan suara anak kecil.
"Gak deh,kamu aja. Aku masih kenyang" ucap Ali menutup bibirnya dengan tangan.
"Gaboleh nolak. Gaada racunnya ko. Lo tenang aja" ucap Prilly. Ali terkekeh. Dengan ragu ia membuka mulutnya.
"Pinterrr" ucap Prilly mengacak rambut Ali.
Ali agak sedikit terkejut ketika mata hazel Prilly menatapnya dengan senyuman
"Ke..kenapa?" tanya Ali gugup. Prilly tetap menatap Ali tanpa menjawab pertanyaan Ali.
"Lo lucu kalo gugup gitu. Hahaha" ucap Prilly tertawa puas melihat ekspresi Ali yang gugup tadi.
Ali yang melihat Prilly tertawa bahagia ikut merasakan juga kebahagiaannya.
"Lo tau ga? Gue gak kepikiran kalo akhirnya kita jadi deket kayak gini" ucap Prilly kemudian menatap lurus air mancur yang ada dihadapannya.
"Aku juga. Aku kira kamu bakal musuhin aku terus" jawab Ali.
"Emang gue anggap lo musuh?" tanya Prilly menatap Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku Mencintaimu
FanfictionSalahkah jika aku menyimpan rasa padamu? Namun aku cukup tau diri jika kamu tak pernah melihat ke arah ku.