Selang beberapa menit Prilly keluar dari ruangan kepala sekolah,tiba-tiba pintu ruangan tersebut terbuka kembali.
"Permisi Pak" ucap orang tersebut sopan.
"Eh Ali,kenapa Li? Silahkan masuk" ucap Pak Dani mempersilahkan Ali masuk.
"Sebelum kamu menjelaskan maksud kedatangan kamu pada saya,saya mau minta maaf atas kejadian yang kamu alami. Saya akan panggil orangtua mereka" ucap Pak Dani.
"Gapapa Pak,memang sepertinya saya yang salah. Saya kesini ingin memberi saran kepada bapak. Saya ingin membantu Prilly belajar pak,sebelumnya maaf karena tadi saya gak sengaja menguping" ucap Ali menjelaskan maksud kedatangannya.
"Tapi Li,dia itu bandel. Kamu yakin bisa bantu dia?" tanya Pak Dani.
"Saya yakin pak. Bapak bisa cabut beasiswa saya,kalo nilai Prilly tetap buruk" jelas Ali meyakinkan Pak Dani.
"Jangan korbankan beasiswa mu demi murid itu Ali" ucap Pak Dani.
"Saya yakin Prilly bisa Pak,beri saya waktu sampai UTS. Kalau nilai UTS Prilly tidak ada perubahan,bapak boleh cabut beasiswa saya" ucap Ali,kata-kata tersebut meluncur dengan sendirinya dari bibir Ali. Ada satu perasaan yang membuat Ali sebegitu pedulinya pada gadis tersebut.
"Baiklah,setelah istirahat nanti kembali kemari bersama Prilly" ucap Pak Dani yang sebelumnya menarik nafas.
"Terimakasih Pak,saya akan berusaha untuk Prilly" jawab Ali senang.
"Sama-sama. Seharusnya saya yang mengucapkan terima kasih. Berusahalah Li,jangan sampai beasiswa mu itu hilang sia-sia" ucap Pak Dani kemudian menepuk bahu Ali.
"Ali akan berusaha terus Pak,saya permisi dulu" ucap Ali kemudian menyalami tangan Pak Dani.
****
"Yang,kamu kenapa sih pukulin Ali sampe babak belur gitu?" tanya Prilly pada Verrel saat istirahat.
"Tau darimana kamu kalo aku yang buat dia kayak gitu?" tanya Verrel.
"Yaampun yang,berita ini tuh udah kesebar hampir ke seluruh sekolah" ucap Prilly.
"Ya aku cuman gamau aja,orang yang aku sayang diganggu sama orang lain" ucap Verrel sembari menggenggam tangan Prilly.
"Diganggu gimana sih yang? Aku gak diganggu. Dia itu cuman bantu aku pas aku gak ngerjain PR,itu aja gak lebih" ucap Prilly memberi penjelasan.
"Dia emang gak ganggu kamu. Tapi dia berani deketin adik aku" tegas Verrel.
"A-adik kamu?" ucap Prilly terkejut.
"Wanda. Cewek yang selama ini deket sama Ali itu adik aku. Dan aku gak suka dia deket sama Ali"
ucap Verrel lagi.
"Tapi kamu ga berhak Rel,gimana pun adik kamu itu pasti pengen kebebasan" ucap Prilly.
"Aku berhak atas semua itu Prill! Aku yang bertanggung jawab atas adik aku!" ucap Verrel tak sadar membentak Prilly. Prilly melepas genggaman Verrel dan berlari.
Astaga gue bentak dia,batin Verrel.
Verrel segera berlari menyusul Prilly yang entah kemana. Tetapi ia tahu,Prilly pasti menangis di toilet.
"Prilly,buka pintunya sayang. Aku tau kamu di dalem" ucap Verrel mengetuk pintu.
"Pergiii,aku gamau ketemu kamuu" ucap Prilly dari dalam toilet.
"Maafin aku sayang,aku cuman lagi kesel aja. Buka ya sayang" ucap Verrel.
"Kamu selalu gitu,seakan-akan aku pelampiasan rasa kesel kamu. Aku tuh gak suka dibentak,berapa kali aku harus ucapin ke kamu Rel!" ucap Prilly yang akhirnya mau membukakan pintu toilet.
"Aku minta maaf sayang,tadi aku bener-bener lagi kesel-"
"Udah bel,aku mau balik ke kelas" ucap Prilly tanpa mendengar penjelasan Verrel,ia langsung menuju kelasnya.
"Prill,mata lo kenapa?" tanya Livia saat Prilly duduk dibangkunya.
"Lo berantem sama Verrel?" tanya Mila.
"Gapapa ko,cuman masalah kecil aja" ucap Prilly.
"Emm,maaf. Prilly,kamu dipanggil lagi sama Pak Dani" ucap Ali yang tiba-tiba telah datang.
"Waduh,lo kenapa lagi Prill? Baru juga balik dari sana?" tanya Livia.
"Udah lo kesana dulu aja" ucap Mila. Prilly pun segera bangkit dari duduknya dan menuju ruang kepala sekolah. Yang ia bingung,Ali sedari tadi mengikutinya dari belakang.
"Lo mau ngapain sih ngikutin gue?" ucap Prilly menghentikkan langkahnya membuat Ali menubruk punggung Prilly.
"Karena Pak Dani manggilnya aku sama kamu" jawab Ali. Prilly membalikkan tubuhnya menatap Ali,entah kenapa tanpa kacamata bulat itu Ali tampak lebih tampan.
Prilly berjalan cepat menghindari tatapan elang Ali yang membuatnya tenang,dan.. menghindari jantungnya yang terasa berdetak lebih cepat.
"Prilly,kamu mau tau maksud saya memanggil kamu bersama Ali ke sini?" tanya Pak Dani.
"Kenapa pak?" tanya Prilly.
"Mulai hari ini,Ali akan jadi partner belajar kamu" ucap Pak Dani yang membuat Prilly membulatkan matanya.
"What? Tapi kenapa harus dia Pak? Kan masih banyak murid lain yang pinter?" tanya Prilly tak menerima.
"Kalau bapak nyuruh teman kamu yang lain,belum tentu mereka mau mengajari kamu yang seperti ini. Dia yang menawarkan diri sebagai partner kamu" ucap Pak Dani kemudian menatap Ali.
"Sampe kapan Pak?" tanya Prilly yang sepertinya pasrah.
"Sampe nilai UTS kamu bagus. Kalau UTS kamu udah bagus,Ali bisa berhenti jadi partner kamu" jelas Pak Dani.
Buset dah gak kurang lama apa?,batin Prilly.
"Baiklah hanya itu yang akan saya sampaikan,ada yang mau ditanyakan Ali? Prilly?" tanya Pak Dani.
"Gak ada Pak,saya permisi kembali ke kelas" ucap Ali yang diiringi anggukan Pak Dani.
"Lo mau mulai belajar kapan?" tanya Ali pada Prilly.
"Terserah lo" jawab Prilly seadanya.
"Kamu mau setiap hari belajarnya? Atau gimana?" tanya Ali lagi.
"Lo gak usah sok akrab ya sama gue. Atau,keadaan lo akan lebih parah dari ini" ucap Prilly menunjuk wajah Ali dengan telunjuknya.
Sabar Ali,atau beasiswa kamu melayang,batin Ali tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Prill,hari ini kamu mau belajar gak? Besok kan ada ulangan" ucap Ali.
"Gue kan udah bilang,terserah lo. Kalo lo mau lo tinggal dateng ke rumah gue. Ini alamatnya. Dan inget. Gue mau belajar jam 4an. Jangan dateng sebelum jam 4. Ngerti lo?" ucap Prilly kemudian meninggalkan Ali yang masih merapikan buku.
"Prill,maafin aku sayang" ucap Verrel menghampiri Prilly yang sedang berjalan bersama kedua sahabatnya.
"Aku tau kok,aku cuman pelampiasan rasa kesel kamu aja. Mungkin kita harus break dulu" ucap Prilly kemudian masuk ke dalam mobilnya.
"Arghhh" Verrel merasa kesal dan menendang kaleng soft drink yang ada dihadapannya.
"Udah lah,lo sabar dulu aja. Prilly butuh waktu" ucap Mila.
"Iyaa,PMS kali tu anakk" ucap Livia.
Verrel menghela nafas kasar kemudian meninggalkan kedua sahabat pacarnya tersebut.
*****
Haiii! Kita tunggu yaa kisahnya Ali sama Prilly belajar barengg wkwkwk. Vommentsnya jangan lupa yaa! Thx
22 February 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku Mencintaimu
FanfictionSalahkah jika aku menyimpan rasa padamu? Namun aku cukup tau diri jika kamu tak pernah melihat ke arah ku.