"ben, harus segera di operasi, peluru itu menancap hampir mengenai jantungnya, dan jika peluru itu tidak segera diambil, nyawa ben akan menghilang" ucap dokter yang baru saja keluar menangani glen.
"lakukan apapun dok, asalkan ben selamat" isak cloe.
"baikklah, operasi akan segera di laksanakan" ucap dokter itu kemudian pergi berlalu.
"maafin gue cloe, seharusnya ben gak usah terlalu ikut campur urusan ini, maafin gue. kalau bukan mau nolongin gue , ben gak mungkin tertembak" ucap arthur merasa bersalah.
"loe gak salah thur. ben bakalan marah kalau lihat loe yang merasa bersalah. ben sayang banget sama sahabatnya. dia juga sayang sama glen. sebelum kejadian ini, ben sedikit berubah, dia lebih banyak diam. kemarin dia akhirnya nunjukin kelemahannya. dia ceritain semuanya. semua tentang keluarga dia sama seclyn. sebenarnya waktu loe mutusin seclyn, dia pengen marah sama loe, tapi dia tau kalau ternyata seclyn sendiri yang egois. dia sayang sama kalian. waktu tau glen dalang dari semua masalah ini, dia masih mencoba untuk gak percaya, karena glen orang yang selalu ada buat dia saat dia butuh selain gue. jadi jangan pernah salahin diri loe sendiri, sekarang ben lagi berjuang, kita berdoa aja semoga ben selamat" ucap cloe berusaha tegar.
'Tuhan, tolong selamatkan dia buat aku, aku belum sanggup jika aku harus kehilangan dia sekarang. aku sangat menyayanginya. dia orang yang selama ini berada disamping aku dan membuat kehidupan ku kembali berwarna, semenjak aku kehilangan segalanya. Tuhan, hanya ini permintaan ku, selamatkan dia' cloe berdoa dalam hati
'Tuhan, terima kasih Engkau masih mau mengirimkan seorang sahabat yang seperti ben padaku disaat saat terpurukku. aku belum sanggup jika kehilangan dia, selamatkan dia, kumohon' arthur berdoa dalam hati.
"cloe, mendingan loe pulang dulu gih, bersihin diri dulu, ntar kalau opersinya udah selesai gue bakal hubungin loe." ucap arthur
"tapi..."
"tenang, ben pasti baik-baik aja" ucap arthur berusaha menghilangkan kekhawatiran cloe.
"thanks, thur. jaga dia buat gue." ucap cloe lalu melangkah pergi.
***
"princess, bangun dong, gak capek aa tidur terus" ucap arthur pada syal yang masih setia menutup matanya.
"princess, dalam tidur kamu, kamu juga berdoa ya buat keselamatan operasi ben, semoga dia masih tetap berada ditengah tengah kita. tapi kamu juga cepetan bangun dong, aku kangen kamu" arthur menggenggam tangan syal sambil menundukkan kepalanya.
'syal kamu bangun ya sayang, kakak gak mau kehilangan orang yang berharga buat kakak lagi. kalau kamu pergi, kakak gak tau gimana dunia kakak bisa berjalan. kamu bangun ya sayang' batin nick dari luar ruangan kamar syal.
"liam...." lirih syal
"princess, kamu bangun" ucap arthur antusias.
nick yang mendengar lirihan syal langsung membuka pintu ruangan itu dan berjalan menuju ranjang syal.
"haus..." ucap syal lirih
dengan sigap, nick langsung mengambil segelas air yang ada di nakas samping ranjang syal dan membantu syal untuk minum.
"gimana keadaan ben?" tanya syal
"ben harus dioperasi, peluru nya hampir mengenai jantungnya." ucap arthur.
syal hanya diam.
drrrtttt.....drrrrtttt.....dddrrrtttt
handphone arthur bergetar, arthue langsung mengambil hp nya menekan tombol hijau menjawab panggilan orang yang meneleponnya.
"ya, saya sendiri. ada apa ?"
"......"
arthur menghela nafas berat.
"baiklah pak, saya mohon urus semuanya. sebentar lagi saya akan kesana dan membawa dia pulang ke rumah keluarganya." ucap arthur lalu mematikan ponselnya.
"siapa?" tanya nick.
" glen meninggal kak. operasinya gak berjalan lancar." ucap arthur menunduk
'Tuhan kumohon, lancarkan operasi ben, jangan ambil dia, aku menyayanginya' ucap seseorang dari balik pintu.
***
cloe datang tepat saat dokter baru saja keluar dari ruang operasi ben.
"gimana keadaan ben, dok?" tanya arthur langsung.
" operasinya telah berjalan lancar, tapi ben belum melewati masa kritis nya" ucap dokter menghela nafas berat.
"kapan ben bisa sadar dok ?" tanya cloe
"saya tidak dapat memastikan kapan tepatnya, tapi kita hanya dapat menunggu muzijat saja" ucap dokter itu
"terima kasih dok" ucap arthur lirih.
***
pukul dua pagi, semuanya sudah terlelap, termasuk cloe yang duduk sambil tertidur menelungkupkan kepalanya di sisi ranjang ben.
tanpa mereka ketahui ada seseorang yang memasuki ruangan itu diam-diam.
"kak, kakak cepat sadar ya. seclyn pengen lihat kakak lagi. maafin seclyn kak, yang udah berbuat di luar batas. kalau aja seclyn gak dibutakan cinta, pasti kakak tetap bakal baik baik aja, dan seclyn masih bisa lihat kakak tersenyum dan tertawa sama cloe walaupun hanya dari jauh. kak, kalau kakak gak mau sadar demi seclyn, gak papa kok kak, asalkan kakak tetap sadar walaupun bukan seclyn yang jadi alasannya. ingat kak, ada cloe yang nunggu kakak, seclyn yakin, cloe dapat nyenangin kakak dan berikan kakak kebahagiaan. tanpa seclyn kakak harus tetap bisa jaga diri ya kak." ucap orang itu berusaha menahan isakannya melihat keadaan ben, abangnya sendiri.
seclyn hendak berbalik namun ada tangan lain yang mencekal tangan nya.
"jangan pergi" lirih orang itu.
"kak ben.." ucap seclyn terkejut melihat ben yang sudah sadar.
"kakak sayang sama kamu, kamu jangan tinggalin kakak ya sayang, kakak gak mau kehilangan kamu lagi, jangan pergi sayang, kamu kembali ya sama kakak, walaupun mama sama papa gak bisa balik lagi. kamu mau kan liat kakak tersenyum dari dekat sama cloe. kamu mau kan bisa ngerasain dekat sama kakak ipar kamu. kalau kamu mau, kamu jangan pergi ya sayang" lirih ben susah payah.
"tapi, seclyn gak bisa kak. seclyn buronan. seclyn kabur dari penjara" isak seclyn.
"kakak janji, bakalan bebasin kamu" ucap ben.
seclyn pun memeluk ben.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAT
Teen Fictionwajah yang datar, tapi selalu menyiratkan kekhawatiran dan perhatian dibalik wajah datar itu.