1 bulan kemudian
SMA Indoenesian High School merayakan hari ibu di aula. saat ini suasana di aula sudah cukup ramai.
"ben, syal mana?" tanya arthur saat tiba dia ruang pengurus osis.
"katanya bentar lagi dia datang. oiya, kok tumben gak pergi bareng?" tanya ben
"gue bareng nyokap" ucap arthur.
"oh, yaudah loe langsung ke aula ja, ntar kalau syal udah sampai, gue bilangin ke loe" ucsap ben.
"thanks ya ben" ucap arthur lalu beranjak pergi.
***
syal meletakkan slingbag nya disalah satu meja yang tersedia di ruang pengurus osis.
"kok baru nyampe syal?" tanya cloe sambil menyuapi ben makan.
"tadi macet" ucap syal tersenyum lirih.
"oiya syal, tadi arthur bilang kalau loe udah nyampe temuin dia" ucap ben setelah menelan makanan yang ada dimulutnya.
"iya. bentar lagi gue ke aula kok." ucap syal
***
acara demi acara sudah mulai berlangsung, namun arthur tak kunjung menemukan keberadaan syal di aula. arthur pun menghubungi ben yang duduk di sudut ruangan karena tugasnya sebagai wakil ketua osis.
arthur : syal mana?
ben : tadi katanya udah jumpain loe. kok belum jumpa juga sih.
arthur: dia udah lama nyampe?
ben : udah.
arthur menghela napas berat membaca balasan dari ben.
***
"baiklah, saya perwakilan dari pengurus osis akan mengucapkan selamat hari ibu, untuk para ibu yang hadir di tempat ini saat ini. saya syal princess stink ikut bahagia melihat kebahagian yang para ibu rasakan saat ini. ibu adalah orang yang spesial dalam hidup kita semua. tanpa ibu kita tidak akan ada di ruangan ini saat ini. namun beberapa bulan yang lalu, saya kehilangan orang spesial itu, sehingga saya datang sendirian kesini tanpa dia." ucap syal lirih.
semua orang yang ada diruangan itu ikut merasakan kesedihan yang dirasakan syal begitu juga dengan arthur. syal menundukkan kepalanya.
" syal...." ucap orang yang baru saja tiba. syal mendongakkan kepalanya lalu orang itu langsung memeluk syal.
"papa disini sayang" ucap papa syal lalu mencium kening anaknya itu.
"kamu jangan sedih. papa siap jadi ibu untuk kamu" ucap papa syal.
arthur tersenyum melihat kejadian itu lalu langsung ikut naik ke atas panggung.
"om, maaf saya lancang. tapi apa boleh saya meminta izin om?" tanya arthur.
"izin apa?" tanya papa syal bingung.
marry your daughter and make her my wife
i want her to be the only girl that i love for the rest of my life
and give her the best of me 'till the day that i die, yeah
i'm gonna marry your princess
and make her my queen
she'll be the most beautiful bride that i've ever seen
setelah arthur selesai menyanyikan reff lagu itu dia langsung berlutut di depan ayah syal.
"saya ingin jadi bagian hidup syal. saya mau dia jadi wanita kedua yang berarti dalam hidup saya setelah ibu saya. saya juga ingin anak-anak saya kelak nantinya akan memanggil dia dengan sebutan bunda dan saya dengan sebutan ayah. saya mau jadi orang yang pertama buat dia. menjadi orang yang pertama dia lihat saat dia bangun tidur. menjadi orang yang pertama yang selalu ada buat dia saat saya butuh. bahkan saya rela menyerahkan nyawa saya agar saya dapat bersama dengan dia terus. saya janji akan menjadi orang yang sukses nantinya demi dia, dan dia akan menjadi orang pertama yang melihat kesuksesan saya. tapi selama menuju kesuksesan itu saya mau dia juga ada disamping saya dan menopang saya" ucap arthur tulus.
"saya kagum dengan kamu" ucap papa syal.
***
saat ini didepan semua orang yang sedang menunggunya untuk memasuki tempat sakral itu, syal memejamkan matanya sejenak memutar kembali kejadian yang terjadi padanya selama ini.
hingga dia tersadar bahwa "arthur memang menepati janjinya, dan menunggu dia di depan pendeta"
***
END
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAT
Teen Fictionwajah yang datar, tapi selalu menyiratkan kekhawatiran dan perhatian dibalik wajah datar itu.