#5

2.8K 87 1
                                    

Aku berjalan ke kelas dan duduk di tempat dudukku. Aku melihat bahwa Lean telah bertukar tempat duduk dengan Agatha. "Agatha, knp kamu tukeran tempat duduk sama Lean?" Tanya ku."dia yang mau, aku sih oke oke aja" jawabnya. Aku merasa aneh tapi ya biarkan saja lah.

Saat istirahat, aku ke kantin bersama Tika karena Lean mengajak yang lain untuk makan di depan kelas. Aku bertanya pada Tika ada apa dengan Lean dan dia hanya menggeleng. Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang dari belakangku "heh anak baru" aku menengok karena aku merasa aku lah satu-satu nya anak baru di sekolah itu. Aku melihat seorang perempuan yang mukanya judes dan rambutnya diikat. Ia dirangkul oleh laki-laki yang kulitnya lebih hitam dari dia dengan poni alay berwarna kecoklatan. "Oh jadi lo anak baru yang katanya dapet beasiswa. Emang sepinter apa sih lo?? Palingan juga lo bisa masuk 8.6 cuman gara-gara orang tua lo kaya. Ya kann?? Gw tau pasti lo tuh sebenernya gak layak masuk sini. Apalagi lo juga gapunya temen kan di sekolah ini?? Cuman Lean doang kan?? Dan sekarang aja kalian lagi musuhan" kata perempuan itu. Kemudian aku menjawab "kamu siapa ya? Kita kan gakenal. Lagipula ngapain kamu ngurusin hidup aku? Oh iya sama makasih ya udah merhatiin aku sampe tau detail banget" jawabku. Ia ingin mendorongku, tetapi tiba-tiba ada laki-laki yang lewat di depan ku. Sehingga, tangannya tidak sampai pada ku dan malah terkena laki-laki yang barusan lewat. Perempuan dan laki-laki yang merangkulnya kemudian pergi.

"Itu siapa sih, Tik?" Tanya ku pada Tika "masa kamu gatau sih, Nav? Dia tuh Rere penguasa sekolah, semua orang takut sama dia. Dan yang disebelahnya tuh Wibi pacar dia" jawab Tika. "Lo gapapa?" Tanya laki-laki yang tadi bisa dibilang tidak sengaja melindungiku "gapapa kok" jawabku "kamu siapa?" Tanya ku lagi "kenalin, gw Valiant anak 8.4" jawabnya.

KRINGG!!!

Bel pulang berbunyi, tetapi aku harus keluar sendiri, karena Lean sedang marah pada ku entah kenapa. Seperti biasa aku naik taxi Pak Bry dan curhat padanya tentang yang terjadi di sekolah. Dia mendengarkan dengan baik dan memberiku beberapa saran.

Ceritaku Di Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang