Aku sangat takut melihat pintu kamar ku terbuka dengan perlahan. Saat sudah terbuka, muncul sesosok pria tinggi, dengan mata coklat, rambut lurus, pipi yang sedikit chubby, dan senyum ramah yang menurutku mengerikan.
"Hai, Senav. Gak kangen?"
Aku yang masih takut, tidak menjawab apa-apa dan hanya terdiam.
"Kamu gak kangen apa sama kakak?"
Kakak? Kak Brandon? Gamungkin lah. Dia udah bahagia di Amerika sama orang itu. Aku masih terdiam karena tidak mungkin laki-laki yang berdiri di hadapanku adalah kakak ku.
"Keluar kamu!!" Teriakku "aku gapunya kakak"
"Kamu ngomong apa sih, Nav? Kamu masih marah sama kakak?"
"Aku gapunya kakak, keluaaar!!" Teriakku kesal.
Laki-laki itu langsung mendekat dan duduk di kasur ku. Aku masih tidak percaya meskipun memang wajah nya mirip. Sejujurnya dalam lubuk hati ku, aku percaya bahwa itu Kak Brandon. Tetapi aku berusaha untuk tidak percaya.
Tiba-tiba dia memelukku. "Maaf" kata-kata itu terlontar dari mulutnya begitu saja. Aku sangat ingin memaafkannya dan kembali bermain seperti dulu, tetapi hati ku terlalu sakit untuk memaafkannya.
"Badan kamu panas, Nav? Kamu sakit?" Kata nya sambil melepaskan pelukkannya.
Aku menatap nya sungguh-sungguh. Dia terlihat serius memperhatikanku dan mengelus kepalaku. Tidak terasa air mata keluar dari mata ku. Kenapa aku harus menangis?? Aku masih sangat sedih meskipun selama ini aku ingin dia kembali.
"Kakak keluar aja, aku gapapa. Balik aja ke Amerika dan bahagia sama dia"
Kakakku menatapku dengan tatapan sedikit kaget dan langsung berkata "Dia? Dia siapa? Cia? Jadi kamu bener-bener belom maafin kakak ya? Kakak tau kakak salah, tapi tolong maafin kakak. Kakak sadar kalo kamu adalah kamu itu orang yang paling penting dan bahkan lebih penting dari Cia. Kamu doang yang bisa bikin hidup kakak berwarna dan udah kewajiban kakak buat ngejaga kamu dan bukan malah ninggalin kamu ke Amerika. Kamu mau maafin kakak kan?"
"Kasih aku waktu" jawabku pelan.
"Oke. Kakak bakal nunggu sampe kamu maafin kakak. Yaudah, kakak turun ya. Mau masakin kamu makanan"
Aku melihat dia keluar dari kamar ku dan aku langsung menghapus air mata ku. Aku terus berpikir apakah aku akan memaafkan dia atau tidak. Tapi, berada di dekat kakak ku sudah membuat ku sangat nyaman. Huh-_- biarkan sajalah, seenggaknya Kak Brandon mau masakin makanan. Hehehe.
Kak Brandon masuk ke dalam kamar ku sambil membawa makanan di tangannya. Dia menawarkan untuk menyuapi ku, tetapi aku menolak dan dia terus memaksa. Akhirnya aku pasrah dan menuruti keinginannya itu. Ternyata, nasi goreng yang dibuatnya lumayan enak.
"Nav, kan kakak mulai sekarang mau tinggal di sini, kakak tidur sama kamu ya?" Kata nya sambil memberi ku minum karena telah selesai makan.
"Emang gaada kamar lain apa kak? Pake kamar mama sama papa lah"
"Kan aku kangen sama adek aku, masa gabole sih? Aku kan gabakal ngapa-ngapain kamu juga"
"Ini rumah tuh gede kak, gede banget malah. Kan masih banyak ruangan yang bisa dipake tidur, ya meskipun kamar yang khusus buat tidur cuman dua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritaku Di Putih Biru
RandomKata orang masa SMP itu indah, tetapi kenapa aku berpikir sebaliknya? Apakah karena aku disakiti oleh cinta pertamaku di SMP? Entah lah, aku pun tidak mengerti.