"Pak Bry, aku ngajak temen ku yaa. Boleh kan?" Kata ku. "Boleh lah, Neng, kan enak jadi rame" jawab Pak Bry.
💠💠💠
"Mau ke kamar ku? Eh jangan deh. Mau ngapain? Makan? Minum? Ganti baju? Hmm... Main game?" Tanyaku pada mereka berdua. "Main game" jawab mereka serentak. "Oke, sini ikut aku" jawabku. Aku berjalan menuju sebuah ruangan yang sering aku pakai untuk bermain. Ruangan itu lumayan jauh dari ruang tengah karena harus melewati beberapa ruangan lainnya dan belokan nya juga sedikit membingungkan untuk orang yang baru pernah ke rumah ku. "Nih kalian main aja di sini, aku mau mandi" kata ku.
💠💠💠
"Hai" sapaku setelah mandi. "Rumah lo kok bagus banget sih, Sen? Gw gak tau lo orang kaya yang bener-bener kaya" kata Valiant. "Ya gitu lah. Aku bosan selalu di rumah sendiri" jawabku. "Lo gapunya adek atau kakak?" Kata Yaso "punya 1 kakak cowo, tapi aku selalu nganggep gapunya" jawabku. "Hah??" Kata mereka berdua bingung. "Kak Brandon lagi di Amerika ngurusin bisnis, terakhir aku ketemu dia ya pas aku kelas 2 SD" jawabku sedikit sedih. "Emang dia ngapain?" Tanya Yaso penasaran "ya kerja, buat ngelanjutin bisnis papa ku. Dia udah dilatih dari kecil" jawabku lagi. "Kalian beda berapa tahun sih emang?" Tanya Valiant "beda sekitar 5 tahun. Eh btw aku ke meja makan ya, mau gambar" jawabku.
Aku menggambar Tika dengan kacamata kutu buku nya, poni dora nya, rambut tebal panjang dikuncir kuda, dan kulitnya yang putih. Aku menggambarnya sedang berjalan dengan angel dengan tubuh kurus, kulit kecoklatan, dan rambut ikal kecoklatan diikat satu.
"Wuih gambarnya keren" kata Yaso sambil melihat gambar Lean dengannya. "Gw cocok banget nih sama Lean, buat gw aja yaa" "enak aja kamu. Fotokopi lah" jawabku "bentar sini aku fotokopi di ruang kerja papa" Aku langsung berjalan ke ruang kerja papa dan memfotokopi gambar tersebut. "Nihh gambarnya" kataku pada Yaso "betewe Valiant mana?" Tanya ku bingung. "Lagi nyasar ke sini. Hehehe... Gw aja udh bingung tadi, eh ternyata bener"
"Jahat lu, Yasss" triak Valiant dari samping kulkas. Aku dan Yaso hanya tertawa geli. "Eh yang ini lebih bagus nihh gambar nya. Lo pegangan tangam sama Stef pas ujan-ujanan. Keren sihh, tapi kenapa gambar gini? Sweet banget. Ooooooohhhhhh jadi selama ini???" Kata Yaso sambil tersenyum dan aku dengan sigap langsung menutup mulutnya agar Valiant tidak dengar. "Iyaa iyaa gw gabilang-bilang" kata Yaso sambil tertawa geli.
"Makanan lo banyak banget, Nav" kata Valiant yang sedang melihat isi kulkas ku "ini mah masih dikit, oh iya aku belom beli apel. Kalian mau makan? Mau makan apa? Western food ada kok, Japanese food juga ada" kata ku sambil mengeluarkan salmon dan menaruhnya di meja dapur. "Gw mau sushi dong yang banyaaaak" kata Yaso sambil melihat gambar Angel dan Tika yang aku buat. "Gw juga lah gapapa" kata Valiant. Aku membuat sushi isi salmon yang sangat padat. Aku membuat 12 untuk Yaso, 8 untuk Valiant dan 6 untukku.
"Nih udah jadii" aku menaruh sushi yang sudah kubuat di atas meja makan. "Banyak banget dah punya gw" kata Valiant dengan tatapan kenyang "yaudah buat gw 2 deh" Yaso langsung mengambil 2 sushi Valiant ke atas piringnya. Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah mereka. "Kalian kok gak ngajak Stef sih?" Tanya ku. "Ya lain kali lah, makanya kalo suka bilang-bilang" aku kaget mendengar perkataan Valiant "kok lo.." Sebelum aku sempat selesai berbicara Valiant langsung memotong "tau lah, lo naroh gambar di atas meja. Lagian ngapain lo nanya kalo gasuka?" "Pasti lo bingung gimana Valiant bisa tau karena menurut lo buktinya kurang akurat kan?" Tanya Yaso dan aku langsung berpikir bahwa Yaso benar. "Dia tuh harusnya masuk 8.6, tapi dia nolak karena di 8.6 isinya anak culun dan Valiant tuh suka nya kelas yang ribut gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritaku Di Putih Biru
De TodoKata orang masa SMP itu indah, tetapi kenapa aku berpikir sebaliknya? Apakah karena aku disakiti oleh cinta pertamaku di SMP? Entah lah, aku pun tidak mengerti.