Stef mengantarku masuk ke kelas sambil merangkul ku dengan senyum cerah di wajah nya.
"Yaudah kamu masuk sana" Stef mendorongku pelan dan berniat untuk pergi.
"Gamau masuk dulu?"
"Aww, kamu masih mau ketemu aku yaa??"
"Idih jijik, yaudah sana" aku berbalik hendak berjalan ke meja ku.
"Ih jangan gituu" stef langsung memelukku dari belakang.
Okey mungkin kita masih SMP tapi udah sealay ini.
"Ewww" aku berteriak dan langsung duduk ke kursi ku di sebelah Lean.
"Aa cie ciee"
"Apa sih Lean?? Jijik tau gak"
"Jijikan mana sama gw?? Digantungin mulu cuy"
"Okey okeyy" aku mengangkat kedua tanganku tanda menyerah.
💠💠💠
"Nih nasi goreng kamu sama jus jambu"
"Makasih"
"Makan di kelas aja yuk"
"Tapi nanti ngelang--"
"Ih bodoo"
Stef langsung menarik tangan ku ke kelas 8.6 dan duduk berhadapan dengan ku. Kita membicarakan hal hal yang normal walaupun kadang diselingi dengan gombalannya yang aduhhh buset dah.
"Eh sayang, nanti aku ke rumah kamu ya"
"Gausah pake sayang bisa gak? Geli banget deh"
"Ih kok kamu gitu sih??"
"Serah lah.. Nanti jangan ke rumah aku, mau ada pacarnya Kak Brandon dateng ke rumah"
"Yaaah yaudah laahh"
💠💠💠
"Gimana tadi di sekolah?" Kakakku bertanya sambil menyetir mobil nya.
"Biasa aja kak"
"Pacar baru kamu?"
"Baik, ganteng"
"Sama kakak?"
"Dia lah"
"Eh kita jalan dulu yuk"
"Yaudah. Kak, aku mau nanya deh"
"Nanya apa?"
"Kakak ngebunuh kakak nya Lean?"
"Siapa yang bilang?"
"Lean"
"Iya"
"Kenapa?"
"Kakak iri sama dia, tapi sebenernya kakak gamau ngebunuh dia. Itu cuman karena kakak mabok"
"Oh oke" aku langsung diam karena aku tidak ingin mendengar cerita mengerikan itu, apalagi kakakku penyebabnya.
💠💠💠
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritaku Di Putih Biru
RandomKata orang masa SMP itu indah, tetapi kenapa aku berpikir sebaliknya? Apakah karena aku disakiti oleh cinta pertamaku di SMP? Entah lah, aku pun tidak mengerti.