#18

2.9K 70 9
                                    

Oke, kemaren lusa itu aneh banget karena aku sama Stef jadi kayak awkward banget gitu. Dan yaudah lah ya, biarin aja.

Aku masih memikirkan saat aku berada di rumah Stef sambil berjalan menuju kelas ku. Aaaaaaaaaaaaaaaa..... Masih kepikiran aja sih sama Stef??? Padahal udah berusaha buat ngelupain... Beteeeeee...

"Kamu kenapa?"

Aku mendongak dan melihat sosok jangkung berdiri di depanku.

"Gapapa"

Oke aku malu banget. Dia tuh gimana ya?? Selalu ada di saat aku ngomong sendiri atau ngapain gitu yang malu-maluin.

Aku masuk ke dalam kelas tanpa memghiraukan Stef di depan yang tampak sebal.

"Nav aku tunggu di belakang"

Stef meninggalkan ku dan langsung pergi.

Aaaa... Kenapa juga tadi aku cuekkin dia. Dia cool sih kalo lagi kyk gitu, tapi ya gimana ya??

Oh iya, kan tadi dia nyuruh aku ke belakang, oke deh. Aku lalu langsung berjalan ke belakang kantin, tempat anak-anak kelas ku sering nongkrong. Tapi karena masih pagi, ya gaada orang.

"Kenapa Stef"

"Kita temenan aja ya"

Hahhh???? Hati ku berteriak dalam hati tanpa mengatakan apapun.

"Maksud kamu?"

"Ya aku udah ga sayang sama kamu, lagian juga kamu ga begitu peduli sama aku. Gaada guna nya kita pacaran"

Aku masih terpaku dengan kata-katanya yang bahkan tidak pernah kuduga sebelumnya.

Stef menarikku ke dalam pelukannya. Aku tidak menangis karena aku tidak ingin dilihat lemah oleh orang lain.

"Maafin aku, aku gak bermaksud"

Stef membisikkan kata-kata itu di telinga ku dan beranjak pergi.

Okeeee.... Hati ku sudah seperti ditancap oleh pisau yang abis diasahh. Sakit beudssss...

"Senav, kamu ngapain di sini?"

Author pov

"Udah kan?"

"Udah sana lu ke kelas aja"

Stef menuruti kata-kata adiknya dan langsung pergi.

Sam melihat Senav yang masih terpaku seperti tidak dapat menerima keadaan. Sam menghampirinya dan pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Senav, kamu ngapain di sini?"

"Gapapa kok"

Senav menjawab singkat dan langsung pergi ke kelas nya dan bersiap untuk menceritakan segala hal yang dialaminya kepada teman terbaiknya, Lean. Stef dari jauh memperhatikan Senav.

'Dia sedih gak ya? Apa dia biasa aja?' Stef membatin.

"Lean"

"Eh Nav, tadi ngapain di belakang?"

"Diputusin"

"Whaattt???"

Senav menceritakan semuanya kepada Lean. Lean sudah tau bahwa itu akan terjadi, tetapi ia hanya berpura-pura tidak tau karena ia akan tetap menjaga rahasia teman laki-laki nya yang satu itu.

Ceritaku Di Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang