#12

2K 81 7
                                    

Aku bangun dan melihat alarm ku sudah berbunyi berkali-kali. Aku langsung ke kamar mandi dan mandi tentu saja. Aku memikirkan hari sabtu minggu kemarin yang sangat membosankan. Hanya di rumah saja dan tidak melakukan apa-apa. Kakak ku malah enak-enakkan ngedate sama Kak Felice. Huh-_-

💠💠💠

"Selamat hari valentine anak-anak, kalian udah bawa coklat nya? Atau bunga juga ada yang bawa?" Bu Gathong selesai bertanya dengan senyum nya yang khas. Dia adalah wali kelas kami, dan kelas lain iri pada kami karena dia adalah guru paling baik dan cantik.

"Kita bawa dong, Bu" kata Ndro ketua kelas kita.

💠💠💠

"Senaav, lo dicariin sama Rere di belakang" Angel berlari ke arahku. "Oke, makasih yaa" aku menjawab dengan senyum.

Aku berjalan ke belakang untuk bertemu dengannya, sejujurnya aku sangat takut tapi yasudah lah.

BUKK!!

Seseorang meninju ku dari samping. Aku melihat ke samping dan ternyata wibi sudah berdiri di samping ku.

BUKK!!

Pukulan kedua jatuh tepat di pipi ku. Setelah kulihat, kali ini wibi tidak sendiri, melainkan ada rere di sebelahnya. Aku meringis pelan karena pipi ku yang mulai merah sehabis ditinju Rere, sedangkan pukulan wibi mengenai pundak ku yang sekarang menjadi sulit digerakkan. Aku melihat ke arah Wibi yang akan meninju ku lagi, dia sudah mengangkat tangan dan...

Seseorang berdiri di hadapan ku menangkis tinjuan Wibi. Stef. Tentu saja, dia selalu ada untukku.

"Ayo ke UKS" Lean menghampiri ku dan ingin menolong ku berdiri. Aku tidak bergerak karena masih takut dan langsung melihat ke arah Lean. Di belakang Lean, Rere memasang muka mengerikan dan langsung memukul Lean dari belakang. Lean berbalik dengan cepat, menangkis pukulan Rere dan meninju nya. Ia berbalik pada ku dan langsung membawa ku ke UKS.

Aku masih sangat shock dan melihat Lean dengan wajah serius masih berusaha membawa ku ke UKS. Lean membantuku untuk merebahkan diri ku di kasur. Memang hanya luka sedikit di pipi, tapi aku masih gemetar sehingga tidak bisa berdiri ataupun duduk dengan baik.

"Sorry ya, Nav"

"Sorry kenapa?"

"Jujur, gw jauhin lo bukan karena cemburu. Tapi karena kakak lo"

"Huh?"

"Bentar ya gw kompres pipi lo" Lean berjalan menjauh untuk mengambil es. Pikiran ku sangat kalang kabut saat ini dan aku memikirkan Stef.

"Gimana, Nav? Udah baikan" Stef masuk ke UKS dengan panik dan melihat ke arah ku.

"Lo gapapa kan?" Tanya Stef lagi.

"Gapapa kok" jawabku gemetar.

Dia menidurkan dirinya di kasur sebelahku. Jujur saja, muka nya sudah lebam. Aku tidak tahu yang kalah siapa, tapi Stef sudah terlalu membuatku kasihan untuk bertanya. Padahal jika dipikir, keadaan ku lebih mengerikan. Bukan karena luka nya, tapi karena ketakutan ku yang masih membuatku gemetar sampai sekarang.

💠💠💠

Hari ini aku pulang sendiri karena kakakku ingin membeli gitar baru dan Pak Bry sedang ada pelanggan.

Ceritaku Di Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang