"Kakk, cepeeetttt. Katanya mau nganterinnnn???"
Aku berteriak pada kakakku dari lantai bawah, aku sudah membangunkannya dari tadi tetapi dia masih tidur-tiduran saja. Aku memang setiap pagi diantar oleh Pak Bry dan dijemput oleh Pak Bry, tetapi sekarang aku tidak langganan lagi dan hanya minta diantar-jemput saat sedang tidak ada ada yang mau mengantar.
"Iya sabar dong, Nav. Ini lagi pake kancing"
Kakakku ingin kuliah, tetapi masih bingung dan katanya sih lagi nyari. Katanya.
💠💠💠
"Hai Agatha, hai Verin" aku menyapa Agatha dan Verin seraya duduk di kursi ku.
"Eh, Nav. Nanti mau ikut ke mall gk? Lean juga ikut" Verin memulai pembicaraan dengan senyum di wajahnya yang bulat.
"Sejak kapan kalian deket sama Lean? Oh iya sama aku gabisa, nanti mau jalan sama kakak aku"
"Oh yaudah gapapa"
💠💠💠
Aku berjalan untuk membeli nasi goreng di kantin seperti biasa. Kali ini, aku mengecek uangku dulu agar kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi.
"Hai Kak Senav"
Aku langsung menengok dan melihat Sam sudah berdiri dengan senyum nya. Sam bertubuh gempal dengan kacamata tebal, dan sejujurnya dia terhitung pendek untuk laki-laki. Tapi sialnya, dia masih lebih tinggi dari ku.
Aku tersenyum balik padanya.
"Mau aku bayarin nasi goreng nya? Siapa tau kakak gabawa uang lagi"
"Gausah, aku bawa kok. Lagian aku kan bukan orang ga mampu. Dan satu hal lagi, kalo manggil aku gausah pake kak. Kita seumuran kok"
"Oh oke Senav"
Sejujurnya menurut ku dia adalah anak yang baik dan sangat mudah bergaul, tetapi mungkin tidak punya teman karena penampilan nya yang sangat tidak mendukung.
💠💠💠
"Yuk, Nav" kakakku menyuruh ku memakai helm dan menyuruh ku duduk di belakangnya. Aku tidak tau bagaimana dia menemukan kunci motor papa yang terletak sangat tersembunyi, bahkan aku sendiri tidak tau letaknya di mana.
"Kita emang mau ke mana sih, Kak?"
"Udah lahh, bawel banget sihh??? Tinggal duduk menikmati pemandangan"
Aku terdiam dan hanya duduk dan memegang pinggang Kak Brandon. Sejujurnya Kak Brandon adalah kakak yang sangat baik, tetapi aku sangat membenci nya pada saat kejadian itu. Aku sangat ingin membunuhnya walaupun jauh di lubuk hatiku, aku sangat ingin dia perhatian pada ku. Aku melamun cukup lama memikirkan Kak Brandon dan Cia padahal sudah menjadi masa lalu yang tidak perlu diungkit-ungkit lagi.
"Ngelamun apaan sih??? Cepet turun"
"Eh udah sampe kak? Oh oke" aku segera turun tanpa menunggu dia marah.
Kita berjalan ke dalam dan melihat-lihat berbagai macam pameran, aku juga terkadang meminta nya untuk menemaniku melihat-lihat baju yang lucu-lucu.
"Makan yuk"
"Ayo" jawabku dengan bahagia karena dari tadi aku memang menunggunya untuk mengajak ku makan.
"Sekalian ketemu sama temen kakak ya"
Kita berjalan menuju ke Shaburi. Shaburi adalah tempat makan kesukaan Kak Brandon dari dulu, bahkan sampai aku saja bosan makan di situ. Sejak Kak Brandon ke Amerika, aku jadi tidak pernah ke Shaburi lagi. Ternyata, aku kangen juga dengan makanan jepang itu.
"Nav, kenalin ini temen kakak"
Seorang perempuan yang tinggi kurus dengan kulit kecoklatan, mata bulat berwarna coklat, dan rambut hitam panjang yang kriting.
"Hai, kamu Senav kan? Kenalin nama kakak Felice" sapa Kak Felice ramah.
Aku hanya tersenyum kecil dan bersalaman dengan kak Felice. Setelah selesai makan, kita berkeliling sebentar dan aku melihat tiga orang perempuan seumuran dengan ku. Aku baru sadar ternyata mereka adalah Verin, Agatha dan Lean.
"Hai kalian bertiga" aku menyapa mereka dengan ramah.
"Lo ke sini sama siapa?" Tanya Lean padaku.
"Sama kakak aku dan temennya, tuh mereka" aku menunjuk ke arah Kak Brandon dan Kak Felice yang sedang menghampiri kita.
"Kak Felice sekarang pacaran sama Kak Brandon" kata Lean tiba-tiba yang diiringi dengan wajah shock ku. Kak Felice mengangguk pelan.
"Ah serah lah, ternyata Kak Felice semudah itu ya lupa dengan kejadian itu dan sekarang malah asik-asik kan sama Kak Brandon" kata Lean dengan wajah marah dan langsung menarik Verin dan Agatha pergi. Aku yang masih bingung hanya melihat wajah Kak Brandon dan Kak Felice yang seperti merasa bersalah. Sebenernya mereka kenapa sih?? Kenapa cuman aku yang gatau?
"Ayo pulang, Nav. Duluan ya Felice... Atau mau ikut ke rumah?" Kak Brandon menggandeng tanganku dengan keras seperti takut aku akan pergi.
"Gausah gapapa. Aku pulang sendiri aja"
"Yaudah, hati-hati di jalan" Kak Brandon menarik ku pergi dan langsung menaikki motor. Ia mengendarai motor dengan ugal-ugalan dan aku langsung memukulnya. Akhirnya, dia kembali mengendarai dengan normal.
💠💠💠
"Kak, tadi itu ke--"
"Udah lupain aja. Kamu kenal Lean dengan baik kan? Dia emang anaknya gampang marah"
"Tapi darimana dia kenal kakak?"
"Gapenting, mending kamu tidur aja sana. Kakak mandi dulu ya"
Aneh, aku masih tidak mengerti dan aku merasa seperti orang bodoh.
___________________________________
Dear readers,
Makasih ya buat yang udah baca dan vote aku. Cerita nya makin gajelas? Iya aku tau...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceritaku Di Putih Biru
RandomKata orang masa SMP itu indah, tetapi kenapa aku berpikir sebaliknya? Apakah karena aku disakiti oleh cinta pertamaku di SMP? Entah lah, aku pun tidak mengerti.