#11

2.2K 69 0
                                    

Aku membereskan buku ku dan memasukkannya ke dalam tas sekolah ku. Tadi malam aku lupa untuk membereskan buku karena sibuk memikirkan Lean. Lagipula buat apa aku memikirkannya? Dia juga sepertinya tidak memikirkan ku.

"Senaaaavvvv" kakakku berteriak dari bawah. Kebetulan, hari ini dia bangun lebih pagi dari ku karena tadi malam dia tidur duluan.

"Iya, iyaaa. Ini aku udah turun kak" aku menuruni anak tangga dengan membawa tas ranselku di pundak.

"Cepetan dong, kalo telat gimana?"

"Iyaudah ayo berangkat, jangan marah-marah mulu"

💠💠💠

"Lean, yang kemaren itu kenapa sih?" Aku menghampiri Lean dengan wajah penasaran karena memang aku sangat penasaran.

"Bukan urusan lo, lo gabakal ngerti" Lean memang anak yang sangat baik, tapi jika sedang marah maka ia akan menjadi mengerikan. Jika sedang seperti ini, bahkan Lean tidak mau berbicara dengan Stef. Padahal, masalah Stef tidak ada hubungannya dengan semua ini.

Aku kembali duduk di tempat asal ku dan melihat Stef datang ke kelas ku. Hati ku rasanya meloncat karena dia memberikan ku sebatang coklat dengan senyum nya yang sangat manis. Aku tidak tau kenapa akhir-akhir ini dia menjadi sangat baik dan perhatian.

Aku menerima coklat nya dengan senang hati. Stef membalik kursi di depan ku dan langsung duduk. "Makan sekarang aja kali coklatnya"

Aku langsung melahapnya dengan nikmat. "Ga bagi-bagi nihh??" Stef tersenyum genit sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Oh jadi kamu ngasih nya gak ikhlas nih??"

"Candaaa, Nav. Tapi bagi dongg dikit"

Aku tertawa dan memberikan 3 potong coklat pada nya. Dia tersenyum dan langsung mengambil coklat itu dan memakannya.

"Aku balik ke kelas ya"

"Iya, byee"

Tunggu... Sejak kapan dia ngomong aku kamu dengan ku?? Aneh.

💠💠💠

"Wehhh... Senen valentine lhoo" Yaso memulai pembicaraan.

"Terus kenapa? Gw udah ngasih coklat ke Senav, gausah ngasih lagi dongg??" Stef tersenyum tidak peduli dengan valentine.

Padahal, valentine adalah saat yang selalu kutunggu-tunggu karena siapa tau akan ada yang memberiku coklat. Siapa tau...

"Aku beli jus tante Fang dulu ya" kataku seraya pergi meninggalkan mereka.

"Hai, Nav" Sam sudah berdiri di sampingku dan menyerah kan jus jambu padaku. Aku hanya menatapnya bingung.

"Ambil nih, kamu mau beli jus jambu kan?"

Darimana dia tau??

"Gausah, aku bisa beli sendiri kok"

"Udah gapapa, ambil aja. Ini emang khusus buat kamu"

"Oke makasihh ya sam" aku mengambil jusnya sambil tersenyum dan langsung meminumnya.

"Mau makan bareng? Udah beli nasi goreng?"

"Boleh makan bareng dan aku blom nasi goreng"

"Nih makan nasi goreng aku, aku beli dua" dia menyerahkan satu nasi goreng yang daritadi dipegang di belakang punggungnya.

"Mau makan di mana?"

"Di meja itu aja"

Kita berdua berjalan ke meja yang masih kosong dan duduk bersama. Kita juga membicarakan beberapa hal pribadi. Ternyata, Sam adalah anak yang lumayan pintar.

💠💠💠

Aku berjalan keluar bersama Stef karena dia ingin main ke rumah ku.

"Senaaavv"

Sam berlari dari jauh dan menghampiri ku.

"Aku mau ke rumah kamu dong, boleh ya?? Boleh kan?"

"Yaudah ikut gua aja" Stef menjawab seperti mereka sudah mengenal satu sama lain.

💠💠💠

"Kalian emang ke rumah aku mau ngapain sih?"

"Ya mau main sama kamu lah, Nav" Sam menyaut dengan santai.

"Lu napa tiba-tiba ikut, Sam?" Stef menatap Sam dengan penuh tanda tanya.

"Pengen aja, mang ga boleh?"

"Boleh-boleh aja"

💠💠💠

"Mau jalan di sekitar kompleks?" Aku bertanya dengan semangat.

"Boleh bangett" Stef langsung mebarikku keluar rumah meninggalkan Sam yang mengejar dari belakang.

Kita berjalan menyusuri gang menuju taman terdekat. Taman itu sangat indah dengan tanaman-tanaman yang sangat enak dilihat.

"Duduk di situ yuk" aku menarik Stef untuk duduk di ayunan.

"Ikut" Sam mengejar lagi dan duduk di ayunan di hadapan kita.

"Seru ya bisa jalan-jalan gini" ucapku dengan bahagia. Aku sudah sangat deg-degan karena Stef merangkul pundak ku.

"pulang yukk, udah lumayan lama lho kitaa. Udah jam... 5.45 wooww" Stef melihat ke jam tangannya.

"Yaudah ayo" aku bangkit dari ayunan dan berjalan.

💠💠💠

"Kita pulang ya, Nav"

"Okee, byeee"

Aku langsung naik dan membereskan buku ku. Kak Brandon belum pulang karena ia ada janji dengan Kak Felice.

Ceritaku Di Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang