[5]SAINGAN

2.4K 119 0
                                    

kalo emang jodoh, mau ada ratusan ribu saingan juga mereka bakal kalah telak.

PUTRI's

aku melangkahkan kakiku dengan malas menuju kamarku. tampak 2 ekor kelinciku berkeliaran kemana-mana, meloncat kesana kemari.

"put, mau makan gak?" teriak kakakku dari luar kamar tapi malas kutanggapi jadi gak dijawab. segala pikiran di sekolah berhasil membuat moodku kacau seharian dan itu semua karena stefan.

flashback on :

aku berlari kecil melewati koridor lantai 3 dengan terburu-buru karena terlambat masuk kelas musik. bisa mati gue disuru berdiri dah ini, batinku panik.

langkahku terhenti ketika melihat seorang perempuan keluar dari ruang komputer sambil mengibaskan rambut yang lebih mirip sapu ijuk ma kain pel itu, ashira.

"wow, jodoh ya kita bertemu" ujarnya tajam tapi tidak kugubris bisa mati sih ribut ma dia.

"mundur ah shir, gue telat pelajaran bu asha nih" ujarku sedikit mendorong tubuhnya agar menyingkir dari hadapanku.

"lo..." ujarnya dengan tampang marah. lah dikata gua takut sama lu?

"apa? minggir deh shir gua males ribut sama lo" ujarku sedikit menaikan nada suaraku. sabar putri jangan emosi jangan egois dong!

"heh.. lu itu yang harusnya minggir, pergi dari hadapan gue" ujar ashira penuh dengan nada kesombongan di dalamnya. tanpa kutanggapi aku berjalan meninggalkan ashira sambil nenahan emosi yang memuncak.

"berani lo lari?" tanya ashira sambil memegang pundakku tanda dia belom memperbolehkanku pergi.

"pergi ah lo! gua mau ke ruang musik udah telat" ujarku menyingkirkan tangannya dan segera berlari ke ruang musik meninggalkan penyihir cabai gak berguna itu.

***

"dihh kok rese banget dah jadi spesies" respon gaby setelah mendengar penjelasanku tentang kejadian tadi.

"ya emang makanya!" ujarku semakin kesal. tidak lama terdengar riuh siswa di luar, karena penasaran aku dan gaby pun berjalan keluar dan mencari tau kenapa.

"wow si cabe tebar pesona ke stefan" ujar gaby. yang kulihat saat itu adalah seorang ular yang menggoda laki-laki terpintar di sekolah.

"aduhh ashira cabe deh" sindir seseorang dengan suara keras dan ditanggapi dengan tatapan tajam ashira.

"heh lo pada denger yaa, gue itu yang paling eksis disini!! paling cantik, paling perfect!! bukan lo.. lo.. pada yang kampungan" ujar ashira besar kepala. lah itu pala gak meledak apa saking gedenya? tidak butuh sedetik sudah terdengar teriakan tidak setuju para murid.

"minggir deh shir" ujar stefan jutek, kemudian dia memilih masuk kelas daripada menanggapi seorang cabe berjalan!! udah jalan idup pula...

"yahh ditolak yaa shir" tawa sekumpulan siswa. yak aku setuju ma mereka. mataku jelajatan mencari sosok ivy yang demen mengatakan hal pedas itu. tumben dia gak berkicau, batinku.

"udah kelar put, yuk balik" ajak gaby yang kutanggapi dengan anggukan.

***

lagi. lagi. lagi lagi. lagi. aku harus menonton pemandangan kurang mengenakan atau lebih tepatnya pemandangan paling menjijikan.

"gue tau fan lu suka ma gua" ujar ashira dengan pedenya. dasar cabe emang susah diubah.

"emang tapi dulu cuman 2 minggu juga" ujar stefan tetap cuek.

"yakin cuman 2 minggu? sampe sekarang udah engga ya? demi apa?" tanya ashira dengan muka soknya minta ditabok banget sekalian dah dilempar pake batu bata.

"yakin" jawab stefan dengan nada tegas miliknya. mendadak raut wajah ashira berubah. gua yakin itu dibuat-buat dah sumpah!!

kemudian tidak butuh waktu terlalu lama wajahnya sudah dibanjiri oleh air mata, beneran sumpah gua enek duluan ngeliatnya. daripada ngeliat begitu lagi mending lari.

aku melangkahkan kakiku perlahan-lahan biar gak ketauan ma ashira ku sayang, ashira ku tercinta. tapi takdir berkata lain.

"heh lo putri! sini deh" seret ashira menarik tasku.

"shir gausa ganggu putri deh" ujar stefan mulai kesal karena sikap ashira sudah kelewatan. bukan waktunya baper put, batinku menenangkan kebahagiaanku dibela stefan.

"kenapa sih lu bela putri? kan bukan siapa-siapanya lagi!" bentak ashira ndak sopan.

"soalnya lu gak pantes sikap kek gitu ke dia, ada UUD nya kok, lu gabole ngerendahin martabat putri" ujar stefan tegas. sial taunya dari UUD kenapa gak keinginan sendiri dah.

"ihh lo rese banget!" ujar ashira kesal sambil menghentakan kakinya.

"sana lu pergi terus gausa ganggu gua sama putri lagi" usir stefan dengan tampang datar-sedatarnya.

"makasii" ujarku pelan malu-malu kucing.

"iya gak masalah, maafin gua put gegara gua lu jadi kena begini ma ashira" ujar stefan dengan menyesal. ya gua seneng banget sih dia ngomong begitu ke gua. cuman sama aja masi kesel pas tau stefan pernah suka ma si cabe berjalan dan hidup itu!

"yauda sana lu pulang, ntar ditinggal jemputan lu" usir stefan halus tapi gagal gegara dia emang gabisa ngomong halus jadi kesannya usir-usiran.

"yauda deh byebye" ujarku berjalan meninggalkannya.

"bye" ujarnya juga. tapi hebatnya dia masi berjalan di belakangku... jadi buat apa byebye-nya?! dasar bodoh.

flashback off

aku melempar bantalku sembarangan saking keselnya sama si cabe hidup itu! ugh minta dimakan banget dah jadi orang.

"mencintai itu susah ya" ujarku lebih ke diri sendiri.

tapi disadari setetes, dua tetes, tiga tetes air mata jatoh gitu aja. kok putri cupu sih? emang siapanya stefan? kok cemburu? emang ada hak? engga.

-----

hai lagi gaes.
ku bingung loh cerita ini HEHE. maap kalo boring next cerita dijamin engga!! doakan aja wkakwk. sudah ya. gudbai

MR. JENIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang