------
Seminggu setelah UN.
Disana di pojok kape meja yang menghadap ke luar ke taman kota yang indah dan yang sedang tertimpa hujan yang deras, di kape itu di meja itu iyan sedang menikmati segelas ekspresonya, ahhh ralat sepertinya dia sedang memikirkan suatu hal ya sesuatu hal.
Yang anehnya sekarang dia 'iyan' sedang duduk di pojok kape yang menampakkan taman kota di hadapanya, ya tanpa teman temannya.
Sudah lebih seminggu sejak dirinya dan liya tidur di apartemen yang sama tepatnya di apartemen si iyan, dan sekarang tinggal beberapa jam lagi dirinya akan pergi meninggalkan indo meninggalkan teman temaanya dan yang pasti meninggalkan seseorang yang selama seminggu ini mengisi hari harinya, tanpa terasa tetesan air di pipinya muncul.
Pov iyan
Shit, kenapa gue mewek? Malu kali inikan di tempat umum sial! Rutuk gue, kenapa gue naangis sialan sialan padahal....
"Hey" ucanya gue langsung mendongakkan kepalague dan langsung senyuman di muka gue langsung terukir indah.
"Udah lama hah?" ucapnya dan gue hanya tersenyum saat dia menyimpan tas slempengannya di atas meja dan duduknya dia.
"Udah pesen?" tanya nya lagi, dan gue hanya menganggu kan kepala
"Udah, seperti biasa kan?" ucap gue akhirnya, mencoba menepiskan rasa sedih gue.
Dan gue hanya ingin melihat dia tersenyum di saat gue pergi gue hanya ingin melihat dia tersenyum dia saat gue mau pergi.
"Lo ujan ujanan huh?" tanya gue akhirnya, melihat sweeter nya yang basah, dan dia hanya nyengir memperlihatkan gigi kelincibya.
"Hehe gue tadi naik taksi ko, cuman di sana aja keujanan" ucapnya sambil menunjuk jalan luar yang tadi di lewatinya, dan gue hanya mengangguk mengerti, dan sesekali menyerepur ekspreso gue yang mulai menghangat.
Setelah lama saling diam akhirnya pesenam kami datang.
"Makasih mbak" ucapnya, dan hanya di balas dengan anggukan kecil oleh si imbaknya, dah kenapa si mbak ini malah liatin gue, batin gue risih
"Udah ya mbak kami mau makan jangan diliatin mulut masnya" ucap si nai oh tuhan berani banget dia.
Dan lihat mbak mbak nya malah manyun dan menghentakan kakinya kelantai dan mulai meninggalkan kami berdua, hening lagi dan hanya ada suara senduk dan garpu saja yang mendominasi.
Setelah semuanya selesai yang pastinya gue udah bayar semua pesanan nya tadi, gue langsung menarik lengan si nai dan lihat reaksinya dia sempat terhuyun karna tarikan gue, maaf itu refleks.
Hujan mulai reda setelah kami masuk kemobil gue, dan dia hanya diam, dan apa? Wajahnya kenapa? Apa tdi gue kekerasan narik tangannya? Shit apa yang gue lakukan tadi sial sial sial...
Gue langsung menepikan mobil gue , dan langsung menghadap ke arahnya, oh demi apapun gue nyesel tadi ngelakuin itu .
Gue langsung mengulurkan tangan gue ke pipinya dan mengelus hangat kepipinya, dan apa? Dia mulai menangis, sial gue langsung melepaskan tangan gue yang tadi berada di pipinya dan mulai memukul stir mobil keras , sial sial kenapa gue bisa bikin dia nangis lagi, padahal gue gk mau melihat dia menangis di saat gue mau pergi sial...sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow possible [COMPLETED]
RomansaJANGAN DI BACA, LOM REVISI+GAJE Coba bayangkan Dan Lihat ........ Di harapkan jangan membaca cerita ini, masyaallah gajenya nggak ketulungan dear...