Sorry For Typo.
Happy Reading All^^
Untuk kali ini saja... Aku rela tenggelam ke dasar kolam.
Bagaimana tidak? Pria gila ini berbicara seolah-olah aku adalah gadisnya. "Aku berbicara padamu sebagai seorang pria dewasa." Haah dewasa? Apanya yang terlihat dewasa? Dia menyebalkan, dia sangat kekanakan. Jika dia seorang pria dewasa, seharusnya biarkan aku bebas melakukan apapun sesuka hatiku."Apa? Apa lagi yang ingin kau lakukan? Kenapa tidak membunuhku sekalian?!" ujarku menggerutu sebal. Apakah dia tidak menyadari hal itu? Kapan dia akan menyadari sebuah fakta bahwa aku sangat bahkan teramat sangat membencinya?!
"Katakan sesuatu, Olive. Coba katakan sesuatu sebagai alasan mengapa aku harus mengajarimu berenang?" gumamnya tenang. Tatapannya yg liar menelusuri setiap lekuk wajahku, kemudian jatuh di antara belahan dadaku. Pria berengsek!
"Alasan katamu? Tidak ada alasan lain kecuali kau yang memaksaku, sialan! Lepaskan aku sekarang!" aku berusaha memberontak lagi. Dia justru semakin mempererat pelukannya di antara bahu dan pinggulku.
"Katakan sesuatu, maka aku akan mengajarimu. Atau.. lakukan sesuatu, karena kau tahu? Aku selalu bisa mendapatkan apapun yang kumau."
"Tidak. Tapi nanti, setelah aku menang dalam taruhan ini. Aku bisa memberikan apapun yang kau mau, kecuali... ya aku tahu seberapa buruknya pikiranmu itu."
"Wow... hebat sekali. Apa kau bisa membaca jalan pikiranku? Memang apa yang kau tahu tentang apa yang sedang kupikirkan saat ini?"
Tatapanku menajam.. salah satu tanganku berjalan turun dan meraba di sekitar dadanya yang bidang.
"Apa yang tidak kuketahui tentangmu, Mr Hegwen. Kedua matamu terlalu liar untuk memandang seorang wanita. Aku bahkan sangat yakin... ada sesuatu yang mengeras di balik celana renangmu itu." aku menyeringai... Dan dia masih bersikap tenang seolah-olah dirinya mampu mengontrol diri dari gairah seperti baru menemukan sebuah benda paling berharga dan kau melihatnya ada di depan mata. Tapi sayangnya aku bukanlah benda, kupikir dia salah jika menilaiku seperti itu.
"Aku anggap ucapanmu adalah pujian. Dan karena hal ini... aku akan memberimu hukuman setelah kompetisi berakhir."
"A-apa? Bukankah setelah memuji seharusnya aku mendapatkan hadiah? Apa yang kulakukan? Apa aku melakukan kesalahan sampai hati kau mau menghukumku sedangkan kesalahan itu hanya seujung kuku?"
"Hari ini kau banyak berbicara, Nona. Seujung kuku dapat melukai siapapun karena ketajamannya. Apa kau lupa memotong kukumu? Dan kau melukai punggungku."
Aku menelan ludah. Bagaimana bisa? Aku... melukai punggungnya? Aku tidak percaya ini...
"Jangan bercanda, ini sama sekali tidak lucu. Lagi pula itu hanya perumpamaan, dan kau membuat hal sesepele itu menjadi serumit ini?"
"Kesimpulannya adalah jika kau tidak menutup mulutmu maka aku akan memaksamu bercinta di dalam kolam renang bahkan saat ini juga."
Pria ini berbicara dalam sekali tarikan napas, tanpa tanda jeda dan itu sukses membuatku terdiam. Siapapun bantu Aku bernapas... Seharusnya tadi aku pura-pura tuli saja, tapi mengapa reaksiku justru begini?
***
Sebelum pria brengsek itu mengajariku berenang, dia menyuruhku untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Entah bagaimana bisa hal ini terjadi, setelah ucapan Alive beberapa saat yang lalu benar-benar membuatku bungkam dan menuruti setiap perkataannya.
Lain halnya denganku yang sedang sibuk mengayunkan tangan, pria sialan itu tampaknya sedang menikmati waktu santainya di tepian kolam sembari meminum jus jeruknya sembari sesekali menatapku dengan kerlingan matanya yang nakal. Kurang Ajar!
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDIDATE'S STEPBROTHER
RomanceSetelah sekian tahun berlalu, Oliver kembali bertemu dengan sosok pria yang paling di bencinya di masalalu. Alive tidak hanya kembali hadir membawa kenangan pahit yang mampu membuat kebenciannya kian bertambah, namun ada hal lain yang membuatnya leb...