Part 16

6.7K 472 72
                                    

Tolong jangan di abaikan.

Pertama, jangan protes ya kalo cuma 2rbu kata doang yang saya publish, itu saya lakukan buat awalan ajah dulu... kira-kira masih ada g ya.. yang mau baca story saya?🙄

Ada rasa takut tersendiri sih mengingat saya sudah laaaaaamaaa banget Hiatus dan baru sekarang bisa muncul. ya meski sesekali masih bales komentar dari temen-temen siih...

Bab ini sebenernya panjang.. ada kali 5rbuan kata. tapi saya buat jadi dua bagian. lagian kayanya kalo kepanjangan juga takut kalian mati bosan😅

Naah saya berharap banget kalian kasih tanggapan baik di awal saya comeback setelah sekian lama Hiatus dalam dunia perwattpad'an😆
So... saya tunggu komentar dari kalian yaa.. dan plis... jangan sekedar kata 'NEXT KAK'

PS. Next part bakal full moment Alive-Oliver. jadi... sabar ajah ya masih di baca ulang, karena masih tahap berbaikan. berhubung saya g mau di bilang PHP, lebih baik di tunggu ajah.. semoga secepatnya...

INI BENERAN PART 16 YA, G PHP LAGI 😂😂

HAPPY READING....
Sorry...typo masih bertebaran.

––––––––– Part 16



Setelah memastikan Dyland sudah jauh dari pandangannya. Oliver memutuskan untuk bergegas masuk ke dalam rumah. Hari ini cukup menyenangkan, akhirnya seorang Dyland secara tidak langsung mengajaknya berkencan. Entah sejak kapan dirinya mulai menyingkirkan sosok Alive dalam hatinya secara perlahan, yang jelas... Dia telah bertekad untuk tidak memikirkan pria itu lagi mulai dari sekarang.

Pintu rumah telah tertutup sempurna, sekarang hanya ada dirinya di dalam rumah ini. Oliver terdiam beberapa saat. Pandangannya mengelilingi setiap sudut ruangan yang ada di dalam rumahnya, dan semuanya masih tetap sama–– tampak membosankan.

Saat ini jarum jam menunjukan pukul delapan malam. Dulu, rumah ini selalu ramai hingga larut malam meskipun hanya ada 3 orang saja, namun sekarang berbeda... kali ini sungguh berbeda hingga Oliver sendiri merasa terasingkan seperti orang lain yang baru datang menempati rumah ini.

Drt...Drrt...Drrrtt...

Ponselnya bergetar. Oliver sejenak menghentikan langkahnya kemudian meraih ponselnya di dalam saku celana. Dan setelah benda persegi panjang itu berhasil dia dapatkan, pandangannya kini beralih menatap layar datar itu dengan seksama. Ternyata Stevy–– Kemudian dia menghela napas.

"Iya, ada apa?" Ucapnya tanpa basa-basi. Berdeda dengan Oliver yang tampak tak begitu perduli, Stevy justru terdengar sangat antusias ketika Oliver mengangkat panggilannya.

"Oliver, Oliver, Oooliveer."

"Iyaaa, ada apa?" sela gadis itu tak sabar.

"Ada kabar baik untukmu. Sangat baik." ujar Stevy masih dalam nada yang riang.

"Maksudmu, kabar baik apa?" tanya Oliver lagi. Terkadang selain membuatnya kesal, Stevy juga selalu pintar membuat orang lain penasaran.

"Aku, aku terpilih menjadi perwakilan StarStyle untuk menghadiri pemeran busana yang di adakan oleh JC. Maksudku... besok, JC akan merilis design terbarunya. Kau tau JC? kau pasti tau diaaa." jelasnya menggebu-gebu. Stevy terlihat sangat heboh. Lagi pula siapa yang tidak akan senang ketika dirinya menjadi satu-satunya karyawan StarStyle yang terpilih untuk menghadiri acara penting seperti itu.

"Sial. Ini berita buruk untukku, dan ya... lagi-lagi kau sangat beruntung. Aku ikut senang mendengarnya." ucap Oliver di sertai candaan. Gadis itu berpikir sejenak, jika saja dia masih bekerja di StarStyle, Apakah dirinya juga bisa mendapatkan kesempatan yang sama? dia juga ingin seperti Stevy. dia bisa datang dan melihat designer favoritnya secara langsung.

CANDIDATE'S STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang