Part 21

3K 135 28
                                    

Hai... absen dulu sini, biar gue tau readers setia CS yang dari jaman baheula masih nungguin kelanjutannya sampe sekarang. 😄👉

Bagi yang lupa, di sarankan untuk baca lagi dari awal... Kalo gue sendiri si males ya.. 🙈

Tolong koreksi ya kalo ada typo.

Okey... Happy Reading Gaesss....

***

Jonathan menatap nanar pintu di hadapannya yang baru saja tertutup secara kasar, Lagi-lagi usahanya kali ini tidak berhasil. Rose masih menyimpan dendam begitu dalam, kesalahannya dulu mungkin sulit untuk dimaafkan.

Tidak ingin memperkeruh keadaan, Pria paruh baya itu melangkah pergi meninggalkan rumah yang dulu pernah menjadi pusat kebahagiaannya. Dia berjanji... Keluarganya akan kembali utuh seperti dulu. Dia akan kembali lagi, meski dirinya tahu... Rose akan mengusirnya berkali-kali.

Oliver menatap sang Ayah melalui jendela kamarnya dengan air mata yang mengalir deras. Kecewa melihat sang Ibu mengusir Ayahnya begitu kasar, Rose tidak ingin mendengar atau bahkan menerima penjelasan apapun dari Jonathan. Oliver tahu mungkin ibunya sudah sangat sakit hati, tapi melihat sikap kasar ibunya hari ini membuat Oliver merasa iba melihat sang Ayah hanya diam ketika Rose melayangkan kata-kata kasar kepadanya.

"Sungguh menyebalkan. Seharusnya aku tidak pulang. Untuk apa berada di sini?"ucapnya serak lalu mengusap air matanya sendiri.

Oliver meraih sebuah switer yang tergantung di belakang pintu kemudian memakainya. Tak butuh waktu lama dia pun kembali membawa tas kecil kemudian keluar dari kamarnya secara diam-diam.

Setibanya di depan pintu Oliver berbalik, menatap pintu kamar Ibunya yang tertutup rapat. Tanpa berpikir lagi dia beranjak meninggalkan rumah lalu pergi entah kemana.

"Kemana lagi setelah ini? Aku tidak mungkin kembali menemui Alive. Dia pasti sedang sibuk bekerja." Gerutunya sepanjang jalan. Seringkali egonya lebih menguasai, setelah beberapa saat dia mengalami kesusahan, dia baru akan menyadari bahwa tindakannya tadi begitu bodoh.

Oliver berhenti di sebuah taman. Kakinya sudah tidak kuat lagi melangkah menyusuri jalanan yang bagitu panas karena teriknya sinar matahari siang ini. Gadis itu kemudian duduk di sebuah bangku kayu di dekat sebuah pohon besar untuk berteduh lalu meraih ponselnya yang ada di dalam tas kecil yang dia bawa.

"Jemput aku sekarang. Aku sedang berada di taman dekat rumahku."

Dan hanya dalam hitungan 15 menit, sebuah mobil berhenti di hadapannya.

"Kau ini benar-benar menyusahkan. Cepat masuk! Aku tidak mau berada di tempat seperti ini lama-lama." Decak seorang pengemudi yang ada di dalam mobil itu. Ia enggan turun dan menyuruh Oliver untuk segera masuk ke dalam mobilnya.

"Ada apa? Kau membuat masalah lagi? Ibumu mengusirmu? Atau kau sengaja kabur dari rumah?" Berbagai macam pertanyaan meluncur bebas dari mulut gadis cantik yang tengah mengenakan kaos Oversize bergambar kartun Spongebob di padukan short pants berwarna putih. Seorang Stevy akan selalu terlihat cantik bahkan ketika dia memakai pakaian tak layak sekalipun.

Masih menatap lurus ke arah jalanan. Gadis itu masih berusaha mengorek informasi lebih dalam lagi, tapi kali ini bukan dengan cara memaksa lagi melainkan ia akan membiarkan Oliver bercerita sendiri.

"Emm... Baiklah kalau kau tidak ingin membahasnya dulu... Tidak masalah. Aku tidak akan bertanya lagi setelah ini." Ujarnya kemudian menutup mulut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CANDIDATE'S STEPBROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang