Teo terus menuruni tangga hingga ia tiba di lantai yang dulu pernah ia datangi. Namja itu menatap sebuah pintu yang ada di ujung. Perlahan namja itu mendekati pintu itu, namun lankah namja itu terhenti saat sebuah tangan menyentuh pundaknya. Ia menoleh dan mendapati ayahnya tengah berdiri di belakangnya.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini Teo?" tanya Kai.
"Aku.. Aku hanya.." Teo tak yakin apakah ia harus mengatakannya kepada ayahnya atau tidak.
"Sebaiknya kau kembali ke kamar."
"Ne Appa.." ucap Teo. Dari nada suara namja itu sangat terlihat bahwa ia belum menginginkna untuk kembali ke kamarnya. Sebelum ia meninggalkan ayahnya itu, ia sempat melihat kembali pintu yang ada di ujung ruangan itu. Pintu itu.. Sebenarnya apa yang ada di balik pintu itu?
Setelah memastikan Teo pergi. Kai menghampiri pintu itu. Ia masih teringat perkataan Sera bahwa Teo merasa ada yang sedang memanggilnya. Ia membuka pintu itu dan memasukinya.
***
Teo membaringkan tubuhnya di ranjang miliknya. Namja itu terus memiringkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Ia tak bisa memejamkan matanya. Pikirannya masih melayang pada suara itu.
"Ini demi kebaikannya dan kebaikan semuanya!"
"Tapi dia anakmu! Aku tak bisa membiarkanmu melakukan itu! Kau bisa menyakitinya!"
"Sung Ha. Kau harus mendengarkanku dulu."
"Tidak ada yang harus aku dengarkan! Aku tetap tak akan membiarkanmu melakukan hal itu pada Teo!"
"Aku hanya akan membawanya ke bawah dan memeriksa sesuatu. Dan kemungkinan besar aura itu akan muncul kembali."
"Jika kau membawanya ke bawah, itu sama saja dengan kau memberikannya kepada Deviola! Dan kau sendiri tau akibatnya jika Deviola tiba-tiba bangkit dan bertemu dengan Teo! Kau bahkan tak tau kapan tepatnya waktu 1500 tahun itu akan berakhir.."
"Aku tau bagaimana perasaanmu Sung Ha.. Aku hanya ingin memastikan sesuatu.."
Tiba-tiba percakapan kedua orang tuanya terlintas di pikirannya. Deviola? Siapa dia? Kenapa Teo tak boleh menemuinya? Dan apa maksudnya dengan bangkit? Apa yang ingin ayahnya itu pastikan? Banyak pertanyaan yang terlintas di pikiran Teo. Ia ingin menanyakan sesuatu, namun ia tak yakin untuk bertanya.
Teo memutuskan untuk bangkit dan pergi. Namja itu ingin menenangkan pikirannya. Ia pusing jika harus memikirkan semua yang menjadi tanda tanya untuknya itu.
Langkah kaki Teo terhenti tepat setelah ia melihat seorang yeoja kecil berbaju pink tangah duduk di ayunan sendirian. Wajah yeoja itu tampak kusut, entah karena apa. Tanpa pikir panjang, Teo segera menghampiri yeoja itu. Ia berdiri tepat di hadapan yeoja itu.
Merasa ada seseorang di hadapannya, yeoja itu mendongakkan kepalanya. Sebuah senyuman seketika terukir di wajahnya setelah melihat sosok namja yang memang menjadi alasannya duduk di sana. "Teo." gumamnya masih dengan senyumannya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Teo.
Yeoja itu tampak berpikir untuk apa yang harus ia jawab. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa ia hanya kebetulan lewat dan mampir ke taman.
"Aku sedang menunggu seseorang." ucapnya akhirnya.
"Seseorang? Siapa?"
"Itu rahasia."
Teo berjalan menghampiri ayunan yang ada di kanan yeoja itu. Ia duduk di sana sembari menatap lurus ke depan. Namun belum lama ia duduk, beberapa namja seumurannya datang menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Child III (Creatures of The Blank Space) [Kai EXO Fanfiction]
Fanfiction[Buku ke-III dari Devil Child] (Silahkan baca Devil Child I & II sebelum membaca ini) Kali ini bukan kisah seputar Kai dan Sung Ha, melainkan kisah Teo, anak mereka. Teo yang notabennya adalah anak yang tak bisa diam dan sulit diatur tiba-tiba harus...