08. The Real of Teo

2.3K 270 8
                                    

Deviola akhirnya menoleh ke arah di mana Teo berdiri. "Bukankah aku sudah bilang? Itu semua tergantung dengan sikapmu."

Mata Teo telah terpancar oleh kebencian dan kemarahan.

"Kau telah melanggar janjimu." desis Teo.

"Jika memang benar, apa yang akan kau lakukan? Melenyapkanku? Atau kabur dan berhenti menjadi pengikutku?"

"Seperti janji kita. Jika kau berani menyentuh keluargaku. Aku akan pergi dari sini." Teo berbalik dan pergi. Namun baru beberapa langkah, namja itu terhenti karena Deviola tiba-tiba berdiri menghadangnya.

"Kau pikir bisa semudah itu?" Deviola menarik tubuh Teo dan membenturkannya ke dinding. Yeoja itu menyentuh simbol yang ada di leher kiri Teo. "Kau ingat? Kita masih terikat."

Teo menepis tangan Deviola yang menyentuh leher kirinya. "Jangan menyentuhku." ucap Teo tajam.

"Kau berani melawanku?" Deviola mendekatkan wajahnya dan semakin menatap Teo tajam.

Teo menutup matanya, menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang leher kirinya. Ia mengepalkan tangannya, melampiaskan rasa sakit itu. Nafas namja itu terengah, perlahan ia membuka matanya dan menatap tak suka Deviola. Deviola hanya tersenyum melihat tatapan itu.

"Selama aku masih ada. Kau tak akan bisa pergi jauh dariku. Kau mengerti itu?"

Teo menggerang saat simbol yang ada di leher kirinya bersinar dan ia merasakan sakit yang sangat menyiksa. Ia mencengkram leher kirinya. Dan tangannya yang satu ia gunakan untuk berpegangan pada dinding di belakangnya agar ia tak terperosok jatuh.

Teo berusaha untuk menahan rasa sakit itu. Namja itu memejamkan matanya. Terlihat dengan jelas bawa ia sedang kesakitan.

"Kenapa kau melakukan ini.." lirih Teo.

"Bukankah kau sudah mengetahui alasannya?"

"Tapi kenapa harus aku?!" Teo kembali menatap Deviola tak suka.

"Karena aku tertarik padamu. Pada semua yang ada pada dirimu. Kau berbeda."

"Apakah kau tak takut jika aku tiba-tiba melarikan diri dari sini?" tanya Teo tajam.

"Dan apakah kau tak takut jika dunia iblis akan menjadi korban?" balas Deviola.

"Jangan menjadikan dunia iblis untuk mengancamku."

Deviola tersenyum. "Jika itu memang berhasil, kenapa tidak?"

Masih dengan menahan rasa sakit di lehernya, dengan susah payah Teo meraih gaun hitam yang Deviola kenakan. Ia menarik Deviola agar semakin dekat dengannya.

Pandangan Teo perlahan berubah. Tatapan terimindasi dan tatapan kesakitan itu hilang entah ke mana. Yang ada hanyalah tatapan datar dan tajam.

"Kau akan menyesal karena perbuatanmu." ucap Teo tajam, bersamaan dengan kobaran api yang muncul dari tangannya dan membakar bagian gaun yang saat ini Teo cengkram.

Deviola tersenyum. "Kau pintar berakting." Ia melirik tangan Teo yang mencengkram gaun hitamnya. "Akan kuberi kau pelajaran bagaimana menjadi pengikut yang baik." Deviola memegang pundak Teo dan tersenyum miring.

***

Kai dan yang lain tengah berdiskusi tentang keputusan apa yang akan namja itu ambil. Tampak Sung Ha dan Sera yang duduk di samping Kai. Sebelum menggelar pertemuan itu, Kai memang sudah mendiskusikannya terlebih dulu bersama Sung Ha. Jadi yeoja itu sudah mengetahuinya.

"Ini adalah keputusanku." Kai menatap Suga dan Ming dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia menghela nafasnya sebelum akhirnya mengucapkan apa keputusan yang ia dan Sung Ha ambil.

Devil Child III (Creatures of The Blank Space) [Kai EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang