Dada Teo terus kembang kempis tak beraturan. Mata namja itu masih belum terbuka. Kejadian ini mulai muncul beberapa jam yang lalu. Mendadak nafas Teo tak teratur dan keringat dingin keluar dari pelipisnya.
"Ada apa dengannya?" tanya salah satu namja yang juga ada di ruangan itu. Ia meliahat sesuatu yang aneh pada tubuh namja itu.
"Suhu tubuhnya tiba-tiba meninggi." jawab namja lainnya yang baru saja memeriksa Teo.
"Apakah itu suatu pertanda yang buruk?"
"Suhu tubuhnya meninggi, tapi luka di tubuhnya semakin cepat menutup."
"Hhh.. Hhh.." deruan nafas Teo begitu jelas terdengar. Mulut namja itu sedikit terbuka untuk membantu pernafasannya.
***
Sesampainya di istana, Kai segera menyuruh Suga untuk ke ruangannya. Namja itu membantingkan tubuhnya di bangkunya dengan kasar. Ia memijat pelipisnya yang terasa berat.
Tak lama pintu ruangan itu terbuka, memperlihatkan Suga yang memasuki ruangan itu. Namja itu duduk di hadapan Kai. Ia menatap Kai dengan tatapan menyelidik. Rajanya itu pasti sedang memiliki masalah baru dan ia tak ingin bertanya tentang masalah itu. Biarkan Kai mengatakannya jika ia ingin.
"Mereka menahan Teo untuk penyelidikan."
"Penyelidikan?" ulang Suga, meminta penjelasan lebih.
"Saat ini Teo sedang sekarat. Dan ketika dia bangun, mereka akan melakukan sidang."
"Kenapa Teo harus menjalani sidang? Memang apa yang dilakukan Teo?"
Suga tampak tak mengerti dengan situasi saat ini. Mereka bukanlah orang sembarangan yang akan menjatuhkan hukuman kepada siapa pun. Mereka memiliki landasan hukum mereka.
"Kotak pandora. Karena Teo adalah kunci kotak pandora. Aku takut jika mereka akan menjatuhi hukuman kepada Teo. Kau tau hukuman yang mereka berikan tak ada yang ringan."
"Kau harus menenangkan dirimu Kai. Jika saat ini Teo bersama mereka, kau tak bisa menerobos masuk begitu saja karena ya kau tau sendiri bagaimana mereka itu."
"Aku ingin untuk sementara kau rahasiakan ini dari Sung Ha dan juga Sera. Aku tak ingin melihat mereka kembali bersedih."
"Itu mudah. Tapi apakah Teo baik-baik saja? Seberapa parah keadaannya?"
"Aku tidak tau. Aku tak diperbolehkan melihatnya. Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah menunggu."
Kai benar-benar tak bisa membayangkan keadaan Teo saat ini. Kai tau seperti apa sadisnya makhluk ruang hampa. Mereka tak akan segan-segan membunuh jika mereka mau.
***
Dua hari kemudian..
Jari jemari Teo perlahan bergerak. Kelopak mata itu perlahan terbuka dan tertutup kembali. Ia mengerjap beberapa kali hingga pandangan namja itu benar-benar jelas.
"Dia sudah sadar."
Teo menoleh ke kiri dan mendapati seorang namja tengah berdiri di sampingnya. Dan tak berapa lama kemudian, ia bisa melihat namja lain menghampirinya.
"Aku akan memberitau mereka."
Suara lain terdengar dan diikuti suara pintu yang terbuka.
"Siapa kalian?" tanya Teo. Namja itu mendudukkan tubuhnya agar lebih nyaman berbicara.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Teo, namja itu malah menanyakan hal lain. "Apakah kau masih merasa sakit?"
Teo menggeleng pelan. Dan beberapa detik kemudian pintu ruangan itu terbuka, memperlihatkan beberapa namja. Mereka semua mendekati Teo, dan mengelilinginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Child III (Creatures of The Blank Space) [Kai EXO Fanfiction]
Fanfiction[Buku ke-III dari Devil Child] (Silahkan baca Devil Child I & II sebelum membaca ini) Kali ini bukan kisah seputar Kai dan Sung Ha, melainkan kisah Teo, anak mereka. Teo yang notabennya adalah anak yang tak bisa diam dan sulit diatur tiba-tiba harus...