05. Decision

2.4K 264 9
                                    

Kai berbalik dam melancarkan serangannya, namun makhluk itu lagi-lagi berhasil menghindar. Kai menatap tajam makhluk bermata merah yang berdiri beberapa meter di hadapannya.

"Aku tak akan membiarkan itu terjadi." sayap hitam yang di kelilingi oleh api biru muncul menghiasi punggung Kai.

Dengan cepat kilat, Kai terbang menyerang makhluk itu. Namun dengan mudah serangan itu ditangkis hanya dengan satu tangan. Kaki kanan Kai, menendang makhluk itu. Namun tendangan itu berhasil di tangkis dengan satu tangan. Tak mau melewatkannya, Kai mengarakhan telapak tangannya ke arah makhluk itu dan gumpalan api biru keunguan muncul dari telapak tangan namja itu dan mengarah tepat ke perut makhluk besar itu.

Boom!

Api biru Kai, menghantam dinding yang ada di hadapannya karena makhluk itu kembali menghilang. Ya, Kai lagi-lagi gagal mengenai makhluk itu.

"Tch!" dengus Kai. "Kau hanya bisa menghindar." ledeknya.

Makhluk itu kembali muncul di hadapan Kai. "Aku memang tak berniat untuk melawanmu."

"Jika kau tak berniat, maka aku akan memaksamu untuk melawanku!" Kai kembali menyerang makluk itu namun hal yang sama kembali ia dapatkan. Makhluk itu hanya bisa menghilang dan muncul secara tiba-tiba. Ia tak mau mengeluarkan kekuatannya untuk menyerang Kai.

Kai menegakkan posisi berdirinya. Namja itu tampak mengatur nafasnya agar lebih tenang dan tak beberapa lama kemudian, tubuh Kai telah menghilang dan muncul secara tiba-tiba di belakang makhluk itu. Menyadari bahwa Kai telah berada di belakangnya, makhluk itu segera menghilang, namun terlambat, Kai lebih dulu mencengkram tudung hitam yang di kenakan makluk itu, sehingga makhluk itu tak bisa pergi.

Kai menyeringai. "Jangan pernah meremehkan aku." dengan cepat Kai menarik makhluk itu hingga terbanting ke lantai. Namja itu segera menduduki tubuh makhluk itu agar tak bisa pergi dari hadapanya. Ia menguncinya.

"Aku sudah mengatakan bahwa aku tak berniat untuk melawanmu." ucap makhluk itu santai.

Tangan kanan Kai menempel tepat di dada kiri makhluk itu. "Aku ingin bertanya sesuatu padamu. Makhkuk apa kau?"

Tepat setelah pertanyaan itu, keheningan terjadi di ruangan itu. Makhluk itu hanya terdiam hingga pada akhirnya suara tawa menggelegar memenuhi ruangan itu. Ya, makhluk itu sedang tertawa. Entah apa yang ia tertawakan. Apakah karena pertanyaan Kai? Ataukah yang lain?

Kai hanya menatap datar makhluk itu. Ia menganggap bahwa tak ada yang lucu dari pertanyaannya. Makluk itu berhenti tertawa dan menyentuh lengan Kai yang sedang memegang dada kirinya. Perlahan tapi pasti, asap hitam mulai muncul dan menyelimuti kedua sosok itu. Tangan kanan makluk itu beraralih ke pundak Kai dan menariknya hingga wajah mereka hampir berbenturan.

"Zeon. Pengikut abadi Deviola." bisiknya penuh dengan penekanan.

Mata Kai terbelak. Ia terkejut, itu pasti. Ia tak pernah menyangkah bahwa makhluk yanga da di bawahnya adalah pengikut abadi Deviola. Kai segera menarik tegak tubuhnya, namun tangan Zeon masih setia menahan tubuh Kai agar namja itu tetap dalam posisinya.

Asap hitam yang menyelimuti mereka perlahan semakin tebal. "Kau pasti tau seberapa besar kekuatanku dan seberapa setianya aku pada Deviola." ucap Zeon. Makhluk itu meremas lengan kiri Kai dan hal itu sukses membuat Kai memekik. Mata merah itu semakin intens menatap Kai. "Sebaiknya kau tidak ikut campur dengan hal ini jika kau tak mau dunia iblis hancur karenanya." ucap Zeon tajam.

Kai tersenyum meledek. "Sayangnya aku sudah ikut campur. Dan aku tak akan membiarkan dunia ini hancur." dengan susah Kai menepis tangan Zeon dari pundaknya. Namja itu beralih mencengkram tangan kiri Zeon yang mencengkram lengan kirinya. "Dan rencanaku telah berhasil." Kai tersenyum dan mencengkram kuat tangan itu, hingga Zeon melepaskan cengkramannya dari lengan Kai.

Devil Child III (Creatures of The Blank Space) [Kai EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang