Perlahan Kai berusaha membuka matanya, pandangan namja itu mulai kabur sekarang. Dengan samar, ia bisa melihat Zeon mengeluarkan sebilah pisau yang memiliki ukiran di badannya. Kai bisa merasakan dinginnya pisau yang menyentuh permukaan wajahnya. Ia mengernyit saat mata pisau itu menggores pipinya hingga darah segar menetes dari sayatan itu.
Kai kembali mencengkram tangan Zeon yang mencekiknya. Dengan susah payah, namja itu menatap tajam Zeon. Namja itu kembali membakar lengan Zeon. Api itu semakin besar bersamaan dengan semakin menajamnya tataman Kai.
Zeon menghempaskan tubuh Kai ke tengah-tengah ruangan. Kai memegangi lehernya yang terasa hampir putus itu. Terlihat dengan jelas bekas merah khas cekikan melingkar di leher Kai. Namja itu segera bangkit dan menyeka darah di pipinya menggunakan lengannya. Ia menatap tajam Zeon yang saat ini berjalan mendekatinya.
Namja itu menyiapkan kuda-kudanya dan menggumamkan sesuatu hingga pada akhirnya, sebuah kubus tanpa alas muncul di atas Zeon. Kubus itu dengan cepat turun ke bawah dan memerangkap Zeon. Namun beberapa detik kemudian, kubus itu menghilang dan tak ada siapapun di sana. Kai dengan cepat mengedarkan pandangannya. Namja itu mencari sosok Zeon yang telah menghilang.
Kai berbalik dan menangkis serangan tiba-tiba Zeon dengan kedua lengan bawahnya. Namun karena Kai belum siap untuk menerima serangan itu. Ia terdorong ke belakang walaupun tidak sampai terlempar.
Tak mau menghilangkan kesempatan, Kai segera mencengkram kedua lengan Zeon dan sebuah kubus kembali muncul di atas kedua sosok itu. Zeon memberontak dan berusaha menarik tangannya, namun Kai masih tak menyerah untuk menahannya.
"Pergilah dari sini selamanya!" Kai melepaskan cengkramannya dan pergi. Detik itu juga, sebuah kubus turun dan memperangkap tubuh Zeon.
"Kau tak akan bisa menyegelku dengan cara seperti itu." dengan sangat jelas Kai bisa mendengar suara Zeon dari arah belakangnya.
Kai terdiam saat ia merasakan tubuhnya kaku dan sulit untuk di gerakan. Asap hitam mulai menyelimuti lantai ruangan itu saat Zeon tiba-tiba muncul di hadapan Kai. Jari jemari Zeon yang tajam menyentuh luka di pipi Kai. Kai ingin menolaknya dan segera menyerang, namun tubuhnya kaku hingga memaksanya untuk diam.
Kai menjerit saat kuku tajam Zeon menggores tepat di lukanya. "Apakah ini sakit?" tanya Zeon dengan dinginnya. "Bagaimana dengan ini?" Zeon kembali mengeluarkan sebilah pisau dan menggoreskannya di bawah luka pertama yang telah ia buat. Kali ini Zeon membuat luka yang cukup dalam, hingga darah lebih banyak keluar.
Kai menahan rasa sakit itu dan mencoba menggerakkan tubuhnya yang kaku. Ia tak menghiraukan darah yang terus mengalir. Perlahan percikan api biru keunguan mulai muncul di sela-sela asap hitam milik Zeon. Api itu terus membesar bersamaan dengan tubuh Kai yang perlahan bisa digerakkan. Kai memejamkan matanya dan membukanya kembali, manik mata namja itu berubah. Manik mata namja itu lebih pekat dan terdapat siluet biru di sana.
Luka yang ada di pipi Kai perlahan mulai tertutup. Api biru itu membuat sebuah lingkaran dan mengelilingi Kai dan juga Zeon di dalamnya. Namja itu menggumamkan sesuatu yang aneh. Entah apa yang ia gumamkan. Kai mengarahkan tangannya tepat ke arah patung Deviola. Tak lama setelah itu, sebuah kobaran api biru keunguan keluar dari telapak tangan Kai dan tepat mengarah ke patung Deviola. Dan hal itu sukses membuat Zeon menoleh dan ia menghilang begitu saja dari hadapan Kai.
Zeon menahan kobaran api milik Kai dengan tubuhnya agar tak mengenai patung Deviola. Dan hal itu membuat Kai tersenyum sinis. Sekarang ia tau apa kelemahan Zeon. Namja itu beralih mengalihkan tangannya ke arah sisi patung yang lain, dan kobaran api muncul dari telapak tangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Child III (Creatures of The Blank Space) [Kai EXO Fanfiction]
Fanfiction[Buku ke-III dari Devil Child] (Silahkan baca Devil Child I & II sebelum membaca ini) Kali ini bukan kisah seputar Kai dan Sung Ha, melainkan kisah Teo, anak mereka. Teo yang notabennya adalah anak yang tak bisa diam dan sulit diatur tiba-tiba harus...