10. In The Human's World

2.5K 288 15
                                    

Saat ini Teo tengah duduk di depan ayahnya. Mereka berdua saling bertatapan satu sama lain.

"Kau harus menjelaskannya sekarang." ucap Kai, mendahului pembicaraan itu.

Teo perlahan menurunkan pandangannya, wajah namja itu tertunduk ia menatap tangannya yang berada di atas lututnya.

"Keputusan terakhir menyatakan bahwa aku akan pergi setelah dua hari. Mereka sedang memeriksa keaslian kotak pandora yang aku temukan."

"Lalu kenapa kau bisa berada di sini sekarang? Bukannya aku tidak senang, tapi kau tidak melarikan dirikan?"

"Tidak. Aku tidak melarikan diri. Aku meminta kepada mereka agar aku bisa pulang, setidaknya sebelum aku menjalani hukuman itu. Walaupun sangat sulit membuat penawaran dengan mereka, akhirnya mereka menyetujuinya."

Kai bangkit dari duduknya dan menghampiri anaknya itu. Namja itu menarik tengkuk Teo yang masih terduduk ke pelukannya. Ia bisa merasakan bahwa saat ini Teo tengah meremas ujung baju Kai dan menangis. Kai tau bahwa saat ini Teo membutuhkan sandaran. Teo banyak mengalami tekanan akhir-akhir ini.

"Appa.." lirih Teo, masih berusaha untuk meredam tangisnya.

"Sudahlah. Kau boleh menangis terlebih dahulu."

Teo memeluk pinggang Kai dengan erat dan semakin menenggelamkan wajahnya, tangis namja itu akhirnya benar-benar pecah.

"Aku ingin bersama kalian.." ucapnya disela tangisnya.

Kai hanya menepuk punggung Teo pelan. Ia mengerti jelas Teo telah menghadapi hal-hal sulit.

Setelah cukup puas menangis, Teo akirnya melanjutkan perbincangannya dengan Kai. Namja itu ingin meminta saran atau apapun yang dapat membantunya.

"Waktuku tidak banyak di sini. Aku tak tau harus mengatakan kepada eomma dan Sera tentang hukuman itu. Aku tak ingin membuat mereka sedih lagi."

"Setelah dipikir-pikir, keputusan mereka menempatkanmu ke dunia manusia tak begitu buruk. Kau akan lebih aman di sana. Untuk masalah eomma dan Sera, mereka masih bisa menjengukmu walaupun itu secara sembunyi-sembunyi. Kau tak ingat bahwa appamu telah lama tinggal di sana?"

Teo tertawa tipis. Benar, ayahnya memang telah lama tinggal di dunia manusia.

"Terima kasih appa.." ucap Teo dan tersenyum. Senyum namja itu tampak manis. Jika dipikir pikir, kapan terakhir kali Teo tersenyum? Entahlah, Teo lupa akan hal itu. "Appa harus menjaga dunia ini, aku takut suatu saat Dealda akan datang dan menyerang dunia ini."

"Tanpa kau mengatakannya, aku akan selalu menjaganya. Kapan kau akan-"

Ucapan Kai terpotong saat suara pintu ruangan itu terbuka. Sung Ha dan Sera segera masuk dan menghampiri kedua namja itu.

"Coba lihat, apa yang sedang kedua namja ini bicarakan? Apakah sesuatu yang mengancam nyawa lagi?" Sung Ha menatap serius Kai. Membuat namja itu mengerutkan keningnya.

"Oppa, ayo kita jalan-jalan." seru Sera yang berdiri di samping Teo. Yeoja itu menyipitkan matanya melihat wajah sembab Teo. "Oppa menangis?" tanya Sera yang sukses membuat Teo tersentak.

"A-ani." jawab Teo cepat.

"Oppa bohong. Lihat, sudut mata oppa masih basah."

Teo segera mengusap sudut matanya dan itu membuat Sera tertawa karena Sera hanya berbohong saat mengatakan bahwa ada air mata di sudut mata Teo.

"Berhubung kalian berada di sini lebih baik kita membahasnya." ucap Kai.

Teo segera mengalihkan pandangannya kepada ayahnya itu. Namja itu menatap Kai dengan ragu.

Devil Child III (Creatures of The Blank Space) [Kai EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang