sorry for typos
_____________________________________
Harry dan Niall sudah terlebih dahulu pergi ke rumah Carter ketika Zayn memilih untuk pergi belakangan. Dulu, ia sangat dekat dengan keluarga Johnson. Tapi sekarang ialah orang yang paling dibenci. Jadi, sebaiknya ia ke sana seorang diri. Muncul seorang diri agar bisa langsung menemui James. Pria itu merupakan teman Ayah Zayn. Pria itu juga yang menegang kendali atas semuanya sehingga Zayn harus menemuinya secara langsung, seorang diri.
Tidak bersama Harry, Niall, atau siapa pun.
Sekarang, mungkin sudah setengah jam setelah kepergian kedua lelaki itu. Zayn menatap pergelangan tangannya, melihat jam yang menunjukan pukul dua siang.
Betapa berantakannya rencana mereka. Berawal dari pergi pukul sembilan, namun baru setengah jam lalu Niall dan Harry benar-benar pergi.
Zayn bangkit dari duduk. Ia memasukan ponselnya ke dalam saku. Aiko dan Audrey sedang ada di dalam rumah. Namun, Zayn sama sekali tidak berniat untuk berpamitan. Jadi, ia langsung saja keluar rumah, hendak pergi ke tempat tujuan hanya dengan jalan kaki. Sudah lama ia tidak melihat-lihat daerah sini.
Kakinya baru menginjak halaman rumah ketika seseorang memanggilnya, lalu menjejerinya dengan tergesa.
Zayn kira orang itu Aiko. Tapi, bukan.
"Kau mau ke mana?" Audrey mengikuti langkah kaki Zayn.
"Bukan urusanmu. Masuklah ke rumah."
"Aku ikut."
Lelaki itu berhenti. Ia memutar badan, menghadapkan diri pada Audrey.
"Dengar. Jangan cari masalah, oke?" katanya, berusaha sabar.
"Aku ikut."
Watak keras kepala itu masih melekat pada diri Audrey. Zayn menarik napas panjang.
"Kenapa kau mau ikut?" Tanyanya.
"Aku--entahlah," Audrey menggelangkan kepala pelan. "Aku hanya merasa harus ikut. Begitu saja."
"Kau hanya merasa. Jadi, kau tetap tidak boleh ikut."
Membalikan badan, Zayn kembali berjalan, meninggalkan Audrey di belakang. Ia yakin gadis itu tidak akan menyerah dan bakal mengejarnya. Ia juga yakin gadis itu akan memanggilnya, memintanya berhenti atau semacamnya. Tapi ia tidak pernah mengira bahwa gadis itu akan menyentuhnya, memegang lengannya.
Langkahnya kontan berhenti. Tindakan Audrey barusan benar-benar tidak membantu.
"Ayolah, Zayn. Apa susahnya kalau aku ikut denganmu? Kata Aiko, kau hanya ingin menemui saudara jauhmu di tempat ini. Aku akan berlaku baik, janji," bujuk Audrey dengan nada memelas.
Perilakunya sekarang jauh lebih buruk. Dulu, Audrey cenderung menjauhi Zayn sehingga membuat lelaki itu sangat bersyukur. Gadis itu juga lebih senang diam kalau ada di dekatnya.
Tapi, lihatlah sekarang.
Kenapa ia jadi kembali seperti sedia kala? Sebelum segala hal itu terjadi?
"Menjauhlah," ungkap Zayn dingin. Ia tidak bisa terus seperti ini. "Kembalilah ke kamarmu. Kau lebih aman di sana."
"Aku juga aman di sini. Kau takkan menyakitiku 'kan?"
Aku berusaha, Audrey. Aku berusaha, selama kau tidak ingat apa pun.
"Lebih buruk dari menyakiti," Zayn menatap lurus lengan Audrey yang masih memeganginya. "Jadi, menjauhlah."
Audrey langsung melepas tangannya yang melingkar di lengan lelaki itu. Ia memandang Zayn sekilas, lalu segera memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Hembusan napas itu keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathtaker || Zayn Malik / Harry Styles [au] [discontinued]
Fanfiction"I don't wanna let you know.. Just read this book." Aku hanya akan menceritakan tentang usaha Audrey Alisson yang tidak berhasil melawan rasa ingin tahunya setelah mengenal sekelompok orang di kampusnya. Keingintahuan yang semakin sulit ditolak sete...