[43] Decision

507 57 38
                                    



a/n : uhm, saran aja, kalian mending baca ulang beberapa chapter sebelumnya sebelum baca ini biar nggak lupa karena yaa tau sendiri aku terakhir update sejak kapan xD

udah sih, selamat membaca~

_____________________________________________________

Satu per satu, pikir Zayn, merasa kalut bercampur marah. Satu per satu dari mereka terus saja menampakan diri. Mulai dari Carter, James, dan sekarang...

That damn Johnsons.

Seorang dengan pakaian yang sama seperti para geromblonan pria bertudung hitam muncul dari belakang dengan membawa dua orang perempuan yang dipaggul di masing-masing bahunya. Tidak seperti para gerombolan pria bertudung hitam yang bertubuh tinggi besar, sosok baru itu kelihatan lebih jangkung. Kedatangannya ke ruangan itu berhasil membuat keributan yang terjadi seakan menguap begitu saja. Ketegangan baru terasa merayapi tiap partikel udara, memenuhi rongga dada setiap orang yang bernapas, hingga lama kelamaan seakan mencekik mereka semua.

Langkah sosok baru itu tampak mengayun tenang, teramat tenang, membuatnya seolah melayang di udara. Sepatu boots kecoklatan yang dipakainya menimbulkan suara yang cukup nyaring untuk didengar di dalam ruangan yang mendadak sepi itu meskipun langkahnya teramat halus.

Bagaikan gerakan melambat yang kini telah menjadi normal, satu per satu orang di dalam ruangan itu pun kembali mendapatkan kesadaran mereka akan keadaan ini. Mereka semua melihat dua sosok wanita yang dijatuhkan ke atas keramik dengan suara debuman yang keras.

Masih mendominasi perhatian yang ada, sosok baru itu memainkan dua buah pistol di tangannya. Ekspresi wajahnya yang kaku tampak sangat kontras dengan sang pria paruh baya yang tadi sempat mengolok Zayn menggunakan bualan berupa 'kekuatan asli' meskipun keduanya tampak serupa.

Ah, bahkan hampir sangat serupa sampai bisa disebut sebagai identik. Mulai dari garis tegas di rahangnya, hingga rambut yang berwarna kecoklatan.

Sesuatu yang membedakan yakni sorot mata mereka. Jika mata sang ketua kelompok dipenuhi oleh keserakahan terhadap kekuatan, maka mata sang orang baru hanyalah tampak gelap, seolah tidak memiliki emosi apa pun. Perbedaan yang lain juga terlihat pada visual James yang sudah cukup berumur sedangkan sosok baru itu masih tampak muda, mungkin hanya dua atau tiga tahun lebih tua dari Zayn.

Melihatnya kembali dengan kedua matanya berhasil menyulut emosi Zayn. Ia sudah muak bertemu teman-teman lamanya. Ia muak melihat mereka yang dulu memunggunginya setelah tahu usaha yang ingin ia lakukan guna menghapus kutukan sialan ini.

Zayn tidak ingin bertemu dengan orang itu. Orang yang masuk dalam daftar dua orang yang paling dihindarinya.

Kenapa?

Karena orang itu jauh berbahaya, merepotkan, dan lebih gila dibanding dirinya ataupun Carter. Lebih tepatnya, ialah manifestasi dari sikap sok kuat Carter. Orang inilah yang membuat Carter menjadi berengsek nan memuakan. Orang inilah yang selalu membentengi Carter dan bertindak sebagai senjatanya.

Jika fisik Carter sangatlah lemah, maka orang ini adalah kebalikannya.

Zayn sama sekali tidak bisa menebak apa yang dipikirkan orang itu ketika ia melihat iris gelapnya.

Dulu, mereka memang pernah berada dalam kubu yang sama.

Namun, untuk sekarang, sepertinya tidak—hal ini bisa dilihat dari tindakan apa yang ia ambil.

Masih menggendong ibunya di punggung, pandangan Zayn beralih pada dua perempuan yang tengah meringis sakit setelah menghantam lantai dengan cukup keras. Sophia dan Eleanor tampak tidak terluka kecuali mungkin mereka mengalami beberapa patah tulang.

Breathtaker || Zayn Malik / Harry Styles [au] [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang