Choi :: 8 [ His Fact ]

520 65 7
                                    

Aku duduk ditepi lapangan, di kursi penonton yang tertutup dengan atap berbentuk seperti kanopi. Mengawasi setiap gerak-geriknya yang berlari kesana-kemari tanpa henti, dengan keringat yang membasahi baju basketnya. Bunyi pluit panjang membuat ia segera duduk di tengah lapangan dan berbaring disana, membuat aku mau tak mau tersenyum kecil.

"Diliatin terus, kapan jadiannya?" Tanya Yujin yang tiba-tiba duduk disebelahku tak lupa membawa pesananku, minuman dingin.

"Apaan sih, kita gak pacaran." Kataku sambil mengambil minuman dingin yang berada dalam genggamannya. Namun ternyata Yujin lebih cepat dariku, ia kembali menarik minuman dingku membuat aku memutar mataku jengah. Kalau sudah begini, dia pasti lagi kepo.

"Aku bakal kasih minuman ini ke kamu, kalau kamu kasih tau semuanya. S-e-m-u-a-n-y-a." Ucap Yujin penuh penekanan.

"Apa yang harus dikasih tau lagi? Semuanya jelas, aku dan mereka itu cuma temen-temen biasa aja." Kataku, malas berdebat lebih tepatnya. Tapi nyatanya jawabanku tidak membuat Yujin puas.

"Oke, kalau ke Taeyang atau Daesung Oppa aku pasti percaya. Tapi Jiyong, Seungri dan Seunghyun Oppa? Gimana pun juga kamu gak bisa gantungin mereka gitu aja, walaupun mereka bilang gak butuh kepastian tapi mereka butuh penjelasan seengaknya kamu suka sama siapa."

Aku terdiam, merenungi kata-kata Yujin. Untuk kali ini, aku tidak bisa melawan kata Yujin. Dia benar, mungkin orang lain akan melihat aku seperti playgirl atau semacamnya. Aku paling tidak suka orang berpresepsi negatif padaku, walaupun dari luar aku terkesan acuh tapi aku sangat perduli dengan pemikiran orang terhadapku.

Aku merasakan pipiku terada dingin. Yujin menempelkan minuman itu ke pipiku.

"Pikirkan baik-baik, aku berbicara seperti ini untuk kebaikanmu dan mereka juga."

"Hei, serius banget. Ngomongin apa sih?" Kata Seunghyun Oppa sambil duduk persis disebelahku. Dari sorot mata Yujin, aku bisa menebak kalau dia sedang menilaiku.

Dalam artian, dia melihat gerak-gerikku atas sikap Seunghyun Oppa.

"Bukan hal penting." Ucapku sekenannya, entah mengapa tatapan Yujin yang mengintimidasi membuatku tak nyaman.

"Kamu sakit?" Tanya Seunghyun Oppa sambil menaruh telapaknya pada dahiku membuat aku segera menggeleng pelan.

"Engga, cuma rada pusing aja." Kilahku sambil tersenyum lemah kepada Seunghyun Oppa. Seunghyun Oppa menatap wajahku dan seakan meneliti wajahku, ia bangkit dengan menggenggam tanganku erat.

"Kita pulang, sekarang." Ucapnya dengan nada super serius sembari menarik tubuhku, bahkan aku tak sempat berpamitan dengan Yujin. Entah sejak kapan, ia menenteng tas sekolahku bersamaan dengan tas sekolahnya. Ia membukakan pintu mobilnya untukku, sekilas aku menatap wajahnya yang tidak menunjukan wajah bersahabat dan segera masuk kesana.

"Oppa, sebenarnya kau kenapa?" Tanyaku, namun ia hanya menatap lurus kedepan sambil mencengkram kemudi erat. Raut wajahnya sangat lurus, sehingga aku tidak bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Alhasil, selama perjalanan hanya hening yang menemani. Aku lebih memilih memainkan ponselku yang berada diatas paha, ketika sebuah titik berwarna merah jatuh ke layar ponselku. Aku meraba hidungku dan mendapati hidungku berdarah.

"Sial, mimisan." Bisikku pelan, nanun efeknya sangat besar. Seunghyun Oppa segera menghentikan mobilnya secara mendadak. Untungnya aku menggunakan seatbelt. Aku segera meraih tissue yang berada dalam tasku dan menutupi darahku.

"K-kau mimisan?" Tanyanya bergetar dengan nada panik, bahkan mukanya pias sekarang.

"Gwenchana, aku biasa seperti ini kalau kecapekan."

Talk! [BigBang Imagines]Where stories live. Discover now