The Power Of Love

13.9K 598 57
                                    

'Cause I am your lady
Karna aku kekasihmu

And you are my man
Dan kau kekasihku

Whenever you reach for me
Kapanpun kau merengkuhku

I'll do all that I can
'Kan kulakukan yang kubisa

Alat alat penunjang kehidupan itu masih berbunyi nyaring mengisi kesunyian ruangan dingin dan khas dengan aroma obat yang memenuhi atmosfir-nya. Aura melangkah menuju sisi tempat tidur dimana seorang pria yang berstatus sebagai suaminya ini terbaring lemah disana. Melihat pria yang biasanya berdiri gagah dengan senyum yang seakan tak pernah luput dari wajahnya ini memejamkan matanya dengan wajah yang memucat dan bibir yang sedikit membiru membuat hatinya meringis. Ditambah kenyataan beberapa menit yang lalu yang ia dengar dari mulut Radit, membuat Aura semakin tak rela kalau pria ini harus pergi saat ini juga. Aura ingin Richard menjelaskan semuanya padanya. Dan oleh karena itu, Richard harus hidup bila ia ingin mendapatkan maaf darinya. Aura sengaja tidak bertanya pada Radit dan pura pura tak mendengar ucapan Radit. Aura hanya ingin satu hal, kesadaran dan kesembuhan Richard saat ini. Untuk hal lainnya, ia masih bisa melakukannya setelah Richard sadar kembali.

"Hai, Rich," sapa Aura lirih dan menghempaskan pantatnya diatas kursi yang tersedia disamping tempat tidur Richard.

Richard tak bergeming. Hanya alat elektrokardiograf yang terus menerus berbunyi menandakan bahwa jantungnya masih berdetak.

"Aku tak tahu, Rich. Disatu sisi aku begitu membencimu karena kelakuanmu yang ternyata hanyalah akal akalanmu saja untuk mendapatkanku. Tapi disisi lain, aku tak ingin melihatmu seperti ini," ucap Aura sedikit demi sedikit airmata mulai mengalir dari pelupuk matanya tanpa ia inginkan sama sekali.

"Aku ingin bertanya padamu, Rich. Apa kau masih ingin berusaha mendapatkan hatiku? Apa kau masih ingin mendapatkan cintaku? Apa kau menyerah? Bukankah kau bilang kau takkan menyerah?" Suara Aura semakin bergetar. Emosinya benar benar tak terkendali saat ini. Ia wanita yang kuat tapi kali ini ia benar benar merasa takut. Takut kehilangan!

"Jujur kukatakan padamu, Rich. Aku masih ingin menerima bekal makan siang yang kau kirimkan untukku. Aku masih ingin menerima kiriman buket bunga itu, aku masih ingin melihat tawamu walaupun aku selalu saja memarahi dan ketus padamu. Aku masih ingin mendengar kau berulang ulang meminta maaf padaku, dan aku.... aku masih ingin mendengar kau bilang, mencintaiku," ucap Aura lagi kali ini dengan tangisnya yang semakin kencang.

"Rich....kumohon....bangunlah untukku. Bangunlah demi usahamu yang belum selesai. Dan kembalilah demi kekuatan cinta yang kau punya untukku. Buatlah aku mencintaimu, Rich. Dan aku janji setelah kau sadar nanti, aku akan memberikanmu kesempatan untuk semuanya. Aku janji," kini Aura menggenggam tangan Richard dengan sangat kuat dan menunduk dengan bahu berguncang karena tangisnya.

Tiiiiittttttt...........

Alat tersebut berbunyi nyaring menandakan bahwa detak jantung Richard berhenti seketika. Aura pun langsung mengangkat wajahnya dan dengan panik ia pun memencet tombol panggilan dan tak lama kemudian para tim medis beserta dokter merangsek masuk dan memeriksa kondisi Richard.

Aura diminta paksa oleh petugas medis untuk meninggalkan ruang perawatan itu. Dengan berat hati ia pun keluar dan disana telah menunggu Kevin dan Radit dengan wajah yang tak kalah cemas.

"Kakak!!!" Aura menghambur ke pelukan Kevin dan menangis dengan kencang.

"Ssssst....tenanglah, Aura," bisik Kevin mencoba menenangkan Aura.

"Alatnya menunjukkan garis lurus, kak. Richard benar benar pergi," ucap Aura bernada pilu.

Radit menghela nafas dan menengadahkan wajahnya keatas mencoba menahan airmata yang hendak jatuh dari pelupuk matanya.

Married With An ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang